Halo, selamat menyampah lagi..
Minggu ini sumpah tidak bisa diutarakan dengan kata-kata, bangga dan depresi jadi satu.
Tapi kak, kenapa judulnya naruto? Emang mau bikin cerita tentang naruto?
Pasti banyak yang berpikiran seperti itu kan.. hayo ngaku.. Dari pada gw ceritain alasannya, mendingan dengerin cerita gw dulu ya..
Jadi begini, seperti kataku diawal tadi, minggu ini serba wow, gw gak tau harus nyeritain dari bagian yang mana, mending dari yang baik dulu aja kali ya. Seperti yang sudah saya ceritakan pada sampah-sampah saya sebelumnya, bagaimana keadaan kuliah saya saat ini, ya tragis memang. Sempat saya berpikir saya pasti bisa membalikan keadaan di semester ini, belajar jadi lebih rajin, ngerjain tugas juga rajin, sampai-sampai tanpa saya sadari, ternyata kebanyakan pelajaran yang saya tidak pahami, sekarang sudah hatam di luar kepala. Lalu saya berpikir, memang kebanyakan gak fokus semester-semester kemarin. Dengan penuh percaya diri dan langkah pasti, setiap hari saya pergi ke kampus, meski harus sekelas dengan junior, tak begitu masalah buat saya, "emang gak malu kak?" malu?? please gw kuliah bukan buat mereka, tapi buat diri gw sendiri dan buat banggain orang tua gw, jadi udah di buang jauh-jauh dah tuh rasa gengsi dan malu. Semua berjalan sesuai ritme dengan baik, meskipun kadang agak jenuh juga, karena gila aja yang gw ambil 8 mata kuliah, sekali-kali emang sering memanfaatkan absen 3x itu.
Rasanya gw yakin banget semester ini gw bisa dapet nilai A semua. Sampai suatu ketika dipagi hari nan cerah, saat gw datang ke kampus untuk mengikuti UAS Fisika Dasar 2, aku melangkahkan kakiku ke arah meja TU, di sana tergeletak kartu Ujianku, dan Jackpot!!! Ternyata gw gak bisa ikut ujian Metnum dan Proteksi Petir, seketika itu juga semua plan, impian, semangat, dan harapan gw hancur berkeping-keping. Selama pagi itu aku mencoba setenang mungkin, aku gak mau semua usahaku untuk memahami fisika dasar jadi buyar karena masalah ini. Pelan-pelan kudatangi lab power, di sana kutanyakan teman-temanku tentang masalah ini, dan ternyata banyak juga yang senasib, mereka menyarankanku untuk meloby sang dosen. Lalu datanglah gw nemuin tuh dua dosen, dan ternyata hasilnya sama saja, sia-sia.
Rasa duka dicampur galau tiada tara, menghinggapiku lagi, kali ini bukan karena wanita, tapi karena kuliah. Kecewa, kesel, putus asa hinggap semua sampai rasanya bingung mau gimana lagi. Impian untuk lulus agustus taun depan seakan memudar. Waktu terasa lambat, tidurpun tak nyenyak, belajar untuk mata kuliah lain pun terganggu. Ingin rasanya menghibur diri tapi tak bisa, mau nangis tapi buat apa, percuma. Tapi mengingat bagaimana gw selalu memberikan contekan tentang tugas metoda numerik, atau bagaimana gw susah payah ngajak yang lain buat ngurus kunjungan dan gw harus ngerjain laporannya sendiri, sementara temen sekelompokku boleh mengikuti ujian. Penyesalan mendalam hinggap sampai akhirnya tibalah di suatu minggu pagi. Ingin ke gereja tapi entah mengapa rasanya seperti ada beban yang menahanku.
Alkisah berhasilah aku ke gereja, dengan rasa sedih dan kecewa, rasanya ke gereja pun jadi tak nyaman. Hingga akhirnya romo pun berkotbah, kurang lebih seperti ini ceritanya;
"Seperti yang kita ketahui bersama bagaimana seorang Yesus ditolak di kota asal-Nya sendiri, padahal Dia menawarkan cinta pada mereka, tetapi mereka menolak-Nya. Namun Yesus tidak putus asa, Dia tetap mengajar dari desa ke desa, kata-Nya Tidak ada nabi yang diterima di kota-Nya sendiri. Hal tersebut tidak hanya dialami oleh seorang Yesus, tetapi para Nabi yang lain pun mengalami hal yang sama. Lalu saya ada cerita juga bagaimana mendeskripsikan rasa sakit yang dirasakan oleh Yesus. Jadi ada seorang cowok, cowok ini biasa saja, tetapi dia sangat mencintai seorang wanita, lalu hingga suatu saat sang cowok mengutarakan cintanya pada sang wanita, namun apa hendak di kata sang wanita menolak cowok tersebut, rasa sakit, sedih dan kecewa dirasakan oleh pemuda itu, tetapi entah mengapa sang pemuda itu tetap mencintai wanita tersebut. 10 tahun pun berlalu, saat berbelanja tiba-tiba mereka berjumpa, lalu sang wanitapun menyapanya, wajah senang lalu ditampakan oleh si cowok itu, akhirnya si cewekpun bercerita bagaimana dia sudah menikah dengan seorang pria, yang mapan, cerdas dengan gaji puluhan juta. Sang cowok pun hanya mendengarkan dengan sedih namun dia tetap tersenyum, karena dia tahu wanita idamannya bisa bahagia. Lalu tiba-tiba datanglah suami dari wanita tersebut, dan secara tiba-tiba langsung menyalami sang cowok tersebut, belum hilang rasa heran si cewek, sang suami berkata, "Mih ini bos tempatku bekerja, kalian saling kenal? kasian beliau hidup sendiri karena pernah ditolak seorang wanita yang dicintainya."
Kalo kata romo jangan diterusin lagi, nanti jadi sinetron, hahaha. Mendengar cerita tersebut tiba-tiba aku bisa tertawa puas, sampe lupa klo lagi di gereja :D :D. Kalo kata romo lagi, jangan pernah menolak cinta, menolak cinta berarti menolak kasih, menolak kasih berarti menolak Allah, yang cowok abis denger kotbah ini pasti semangat, hahaha. Ya, lalu aku teringat lagi tentang galauku di masa lalu, aku berpikir sepertinya aku berbuat jahat terhadap cewek yang aku cintai, udah buat dia melakukan hal tersebut, terkadang kecewaan memang datang, tetapi membiarkan diri kita larut dalam penyesalan juga tidak akan menghasilkan apapun, yang perlu kulakukan adalah memaafkan diri sendiri, dan mulai melangkah lagi, serta jangan mengulangi ke salahan yang sama. Lalu sebuah kutipan di bacaan 2 juga menyadarkanku,"Cukuplah kasih karunia-Ku kepadamu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." ya sepertinya aku terlalu berfokus pada kegagalan ini saja, sehingga aku lupa karunia apa saja yang Tuhan telah berikan padaku selama 1 semester ini, mengulangpun aku sudah paham. Dan benarlah pula apa kata orang kalau gereja adalah tempat bagi mereka yang sakit dan lemah, karena sepulang gereja aku merasa dikuatkan. o:)
Akhirnya setelah pulang dari gereja gw pergi ke Stasiun untuk membeli tiket pulang, dan ternyata lagi ada promo, akhirnya setelah sekian lama gw bakalan bisa kumpul lagi sama temen-temen SMA gw. Setelah dari sana aku pulang, belajar sejenak untuk ujian kalkulus besok selasa, karena mulai jenuh kuputuskan istirahat sejenak menonton film Naruto: The Last Movie. Well, sudah sejak lama gw ngikutin nih kartun, dari zaman gw kelas 5 SD sampe gw kuliah gini. Naruto udah jadi kayak temen bisu gw tumbuh dari zaman bocah sampe sekarang, bagian dari diri gw kayak ada di naruto, cuma anehnya dari naruto bocah sampe udah nikah, gw belum juga lulus kuliah, hahaha. Emang naruto komik yang bikin gw nagih banget, mau kata orang ceritanya mulai bosenin, atau aneh-aneh gak jelas, endingnya keliatan, dan lain-lain, tetep aja gw gak bisa lepas dari nih komik. Sampe naruto tamat aja, gw bisa ikut terharu sendiri, emang yang namanya cerita harus ada endingnya, gitu juga gw, karena ibarat naruto itu sisi masa kecilku yang kadang masih kebawa sampe sekarang, udah harus sampe endingnya. Sekarang tanggal 5 Juli 2 bulan lagi gw umur 23, udah bukan umur yang pantes buat kekanak-kanakan, harus udah bisa dewasa.
Maka gw tontonlah film ini, film terakhir naruto katanya. Berlatar tentang kehidupan percintaan Hinata dan Naruto, kisah ini mengangkat gak pekanya Naruto terhadap perasaan Hinata. Bagaimana naruto bisa galau dan putus asa 3 hari 3 malam, padahal dia seorang pahlawan perang, cuma karena ditinggal Hinata. Hingga suatu saat shikamaru nyeletuk, "Lebih baik kau menyerah saja sebagai hokage, kalau hanya masalah wanita saja kau sudah menyerah." kata-kata itu menyulut naruto dan gw sepertinya. Gw jadi keinget bagaimana dari dulu gw pingin bisa membangun negeri ini jadi lebih baik, emang jadi presiden bukan seutuhnya impian gw, tapi setidaknya gw bertekad untuk bisa memberikan perubahan yang lebih baik buat negara ini. Tapi klo cuma masalah wanita sama kuliah aja udah bikin gw galau dan depresi gak jelas, jangankan ngerubah negeri ini, ngerubah diri sendiri aja, mustahil rasanya.
Naruto memang memberikan banyak semangat positif dalam diriku, melihat seorang naruto yang berjuang sekeras itu hanya bermodalkan kerja keras dan keyakinannya yang kuat akan "cinta" bisa membuatnya mewujudkan semua impiannya. Klo dipikir-pikir wajar kalo Naruto tamat duluan, usahanya jauh lebih keras dari gw, hahaha. Sekarang udah tau kan kenapa judulnya naruto, gw masih nyimpen komik-komik naruto koleksi gw, dan gw gak pernah berhenti beli, rencananya gw sama adek gw mau bikin perpustakaan di rumah, biar kelak kalo kita udah tua dan punya anak mereka gak bosen main ke rumah bapak sama ibu, the movie nya pun masih ada lengkap, setidaknya bisa jadi bahan buat dongengin anak kelak, hahaha. Tak kebayang bagaimana semangat dan rasa bahagia, bisa terkumpul lagi dalam 1 hari, owh ya by the way juga, hari ini aku bisa ngajak chating adiknya Pundhi lho, wkwkwk. Pokoknya gw udah harus yakin dan mantap dengan semua langkah yang gw ambil, permasalahan apapun yang ada jangan bikin gw nyerah gitu aja, tetap semangat dan optimis biarpun peluangnya cuma 0,0000000000001%. Petualangan Naruto Uzumaki mungkin sudah selesai, tetapi petualanganku belum, masih banyak tantangan di depan. Sisa-sisa waktu kuliahku harus dimanfaatkan dengan baik. Akhir Kata
DATEBAYYOOO!!!!!!!!!
tambahaan: http://www.kaskus.co.id/thread/5597ccf1162ec2d9038b456b/?ref=forumlanding&med=hot_thread