Beberapa hari setelah retret aku merasa sangat semangat sekali untuk aktif di PRMK, bahkan dengan tugas Follow Up setelah Retret ini mungkin akan jadi acara pertama yang kami para anggota keluarga baru akan buat, dipimpin oleh Alexander David (arda) sebagai ketuanya kami belum juga mulai rapat. Acara berikutnya setelah retret yang kuikuti adalah rosario pertama dalam hidupku aku lakukan di Rumah tercinta (beskem) PRMK-FT Undip. Aku gak tau gimana caranya, yang jelas waktu itu aku belum punya rosario, dan aku mengandalkan jariku untuk menghitung. Setelah sekali ikut, setelah itu gak ikut lagi, lalu aku mendapat info acara POR PRMK saat itu akan ada pertandingan basket, aku ingin sekali menontonnya, lalu seperti biasa, aku mengajak kedua temanku Risang dan Yulius untuk ikut menonton, tapi karena tiba-tiba hujan, aku memutuskan untuk berteduh dahulu, hingga akhirnya kesialan pertamaku di kota ini terjadi, ya setelah aku keluar ketika hujan reda, motor yang kuparkir depan kos mereka tiba-tiba hilang tanpa ada yang melihatnya. Seketika itu juga semangatku hancur, aku merasa kenapa kesialan tiba saat aku mulai menemukan semangat yang sudah lama hilang dihidupku. Aku merasa sepertinya aku hanya mengecewakan orang tuaku lagi, sama seperti sebelumnya. Tapi bersyukurlah aku karena aku mempunyai teman seperti kecap dan risang, mereka selalu menghiburku sejak saat itu, mereka menolongku ketika aku kesusahan, dan tak mengharapkan balasan, mereka mengajariku untuk ikhlas dan tulus.
Perlahan aku mulai mencoba untuk bangkit lagi, lalu kami mendapat pengumuman tentang pendaftaran kepengurusan tahun berikutnya, aku sama kecap dan risang, bingung mau mengambil apa waktu itu, lalu aku dan Risang memutuskan mengambil Liturgi dan Mikat, sementara kecap Liturgi dan Pewartaan. Hingga akhirnya Kecap dan Risang mendapat pengumuman kalau mereka diterima di Liturgi, sementara aku tidak mendapat pengumuman apa-apa, aku sempat berpikir mungkin aku memang gak kepilih untuk masuk kepengurusan. Acara ngamen pertamaku adalah waktu danus Follow Up angkatanku di Kerep, dan kami berangkat ke Kerep bareng-bareng, dan kejadian mengenaskan terjadi waktu itu dimana Chris dan Maria ditilang polisi karena hanya memakai spion sebelah saat berangkat. Aku yang lebih dahulu tiba di kerep menunggu mereka cukup lama.
Awalnya sih aku bingung, ngamen rame-rame thu seperti apa, maklum dari SMP sampe SMA yang namanya ikutan danus thu gak pernah. Setelah akhirnya para pengunjung kerep mulai pulang, aku jadi tahu ternyata yang namanya ngamen asyik juga, bisa nyanyi bareng-bareng sama yang lain, merupakan sebuah kebersamaan yang belum pernah aku rasain sebelumnya.
Selain ngamen, ada juga hal lain yang aku lakuin bareng-bareng yaitu waktu survey lokasi untuk follow up, jobdeskku waktu itu sebagai tim keamanan merangkap perkap dan transportasi. Ternyata tempat yang akan kami gunakan itu cukup jauh. Motorku pun terasa ngos-ngosan untuk nanjak ke sana. Lokasinya di Gonoharjo dekat Medini (yang belakangan aku tau itu pintu masuk gunung Ungaran, sekaligus tempat pelantikanku -nantinya). Tiba di sana, rasanya semua rasa lelah ketika bermotor, terbayar lunas oleh sejuknya udara dan pemandangan yang elok. Kami tidak hanya sekali melakukan survey, beberapa kali kami pulang-pergi ke sana.
\Akhirnya menjelang acara FU berlangsung, ternyata sedikit terjadi masalah dan miss komunikasi antara kami dengan pihak gonoharjo itu sendiri. Tapi dengan bantuan Tuhan dan kerja keras kita, semua masalah berhasil diatasi. Saat persiapan menjelang acara FU, beberapa dari kami menginap di rumah Tito, karena rumahnya yang paling dekat dengan Gonoharjo, yang menginap saat itu diantaranya ada Aku, Risang, Kecap, Surya, Gery, dan tambahan Chris serta Achan yang datang malam sekali karena harus mencari bengkel untuk memperbaiki mobilnya martin yang rusak. Esoknya kami mulai bergerak sesuai plan yang sudah disiapkan oleh Arda, kebetulan saat itu anak-anak Teknik Kimia akan ada Pelantikan, sehingga Arda yang sekaligus ketua pelaksana tidak dapat hadir. Bermodalkan plan yang sudah ada, aku membantu Tito mengantar bus ke GSG lama Undip. Motorku terpaksa aku titipkan di Tito karena beberapa hari sebelumnya setiap di bawa survey sepertinya ada masalah pada businya. Setelah kumpul semua di GSG dan bus pun akhirnya berangkat menuju gonoharjo. Setibanya di sana sudah banyak teman-teman 2011 ku yang menyambut, ada yang sudah selesai memasang tenda, menyiapkan game-game dan lain-lain. Setelah istirahat sejanak, kami memulai kegiatan dengan senam bersama di depan tenda, dilanjutkan dengan pembagian kelompok. Saat itu aku bertugas sebagai penjaga game ke 3 bersama febrina sri arta sembiring, game kami -lupa namanya- mengharuskan tiap kelompok untuk mengangkat sebuah ember berisi tepung dengan menggunakan kaki mereka, saat ember sudah di atas kepala tiap anggota harus melepaskan sendal mereka hingga akhirnya semua anggota kelompok tidak memakai sandal. Karena outbond kami bersifat kompetisi maka mereka yang tercepat lah yang menang dan yang kalah mendapat hukuman berupa coretan terasi+kopi di wajah mereka. Banyak kelompok yang berhasil tapi beberapa ada yang gagal juga. Setelah akhirnya semua kelompok lewat, aku dan febri kembali ke depan tenda. Karena waktu sudah menunjukan sore dan badan kami kotor semua, kami para cowok-cowok memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan berendam air panas, tapi tak lama kemudian turun hujan, karena airnya sangat hangat kami tak peduli dan tetap lanjut berendam, hingga akhirnya hujan turun dengan sangat deras, dan Christopher dengan pakaian basah kuyup mendatangi kami, sementara yang lain meneriakinya untuk ikut berendam, sambil mengatur nafas christopher berkata, "Ayo balik tendanya banjir.", mendengar hal itu sontak kami semua beranjak dari dalam kolam dan langsung berlari kembali ke tenda dengan pakaian seadanya. Setibanya di sana benar saja, tenda kami terlihat sudah cukup tergenang, dengan bergegas aku langsung masuk tenda dan mencoba menyelamatkan tas-tas yang ada di dalamnya. Kami mengungsikan semua tas-tas itu ke pendopo yang ada di dekat pintu masuk, dengan berbasah kuyup aku berlari menyelamatkan tas-tas tersebut. Setelah bersusah payah kami berhasil mengevakuasi semua tas ke tempat yang aman.
Malam pun menjelang, hujan tak kunjung reda, karena aku bertugas sebagai keamanan bersama kecap, tito, dan risang, kami lebih banyak menghabiskan waktu di pos keamanan, sebuah saung kecil dari bambu dengan listrik dan penerangan seadanya. Karena mulai bosan, aku memutuskan untuk mengecek keadaan acara di pendopo, ternyata keadaan tak jauh beda, semua acara yang sudah diplanning gagal total, hingga akhirnya acara di pendopo seperti sebuah acara kumpul-kumpul dan senang-senang saja dengan permainan seadanya. Tapi meskipun begitu sepertinya hujan ini sudah menjadi pemersatu kami dalam acara follow up kali ini, meskipun acara gagal tapi tetap saja keakraban seperti ini tak bisa terkalahkan oleh hal apapun. Akhirnya tiba juga pada jam makan malam, kami makan bersama sambil bersenda gurau, dan tak lama setelah itu datang pula rombongan S1 Tekim yang baru saja selesai pelantikan. Suasana menjadi lebih ramai, tanpa sadar aku sudah melupakan teman-temanku di pos keamanan, lalu hpku berdering dan ada sebuah sms yang berbunyi, "Tolong keamanan di sini kelaparan va.", aku pun tersadar lalu bertanya apakah masih ada makanan sisa, dan ternyata masih cukup banyak nasi kotak yang tersisa. Aku membawa 2 ikat penuh nasi kota ke pos keamanan, dan ternyata benar saja mereka kesepian dan kelaparan, akhirnya aku pun memutuskan untuk stay di sana. Setelah melahap banyak sekali nasi kotak, hingga akhirnya kami tak sanggup lagi untuk makan, kami memutuskan untuk menggantung kotak-kotak makanan itu sebagai hiasan di pos keamanan dan membuat planetarium kecil kami sendiri. Malam semakin larut hujan pun reda, ketika jam kurang lebih menunjukan pukul 11 malam, orang-orang dipendopo mulai bergerak menuju depan tenda untuk menyalakan api unggun.
Setelah berusaha cukup lama, usaha kami terasa sia-sia karena kayu bakar kami sudah terlanjur basah karena hujan siang tadi, alhasil yang kami lakukan malah membakar sampah yang ada. Meskipun begitu suasana tetap hangat dengan obrolan-obrolan ringan yang terjadi ditambah minuman "penghangat" yang bikin malam yang dingin menjadi sangat hangat. Setelah malam semakin larut, satu per satu dari kami pun mulai lelah dan memutuskan untuk beristirahat. Aku, risang, kecap, tito, roki, lowo, dan beberapa orang lainnya memutuskan untuk tidur di tenda, ternyata terpalnya beberapa sudah ada yang kering. Belum lelap kami semua tidur, tiba-tiba bencana datang kali ini tidak dari alam, tetapi dari penghuni tenda itu sendiri. Aku karena sepertinya masuk angin karena tadi hujan-hujanan, meluncurkan bom Hiroshima di dalam tenda, yang menyebabkan kami semua berhamburan keluar tenda. Akhirnya aku memutuskan bersama anak keamanan yang lain untuk tidur lagi di pos jaga. Awalnya kami sudah membuat skema siapa yang akan jaga duluan dan siapa yang belakangan, namun karena kami semua sudah lelah yang terjadi kami tertidur tanpa ada yang berjaga. Hingga akhirnya pagi pun menjelang, aku dibangunkan Pundhi yang tampaknya baru saja tiba bersama trio mahonya, Yoel dan Andre, mereka baru saja pulang dari pelantikan D3 Teknik Kimia.
Akhirnya setelah tidur beberapa jam, kami pun mulai melakukan persiapan untuk pulang, dengan mengawali pagi melalui game yang dibawakan oleh suster dilanjut berendam air panas sejenak. Akhirnya tibalah kami dipenghujung acara. Pelantikan oleh mas Ignasius Bryansetio menjadi awal bagiku untuk menapaki dunia yang bernama PRMK FT UNDIP, bersama skuad pewartaan aku mengembangkan diriku. Setelah semua siap, akhirnya kami kembali ke tembalang, dengan menebeng motor Tito aku disepanjang perjalanan nyaris tertidur. Meskipun dalam kondisi sangat mengantuk seperti itu, aku tetap memaksakan diri untuk langsung kembali ke tembalang, alhasil aku mengantuk berat selama perjalanan dan beberapa kali nyaris menabrak karena sempat tertidur. Meskipun begitu banyak hal yang salah selama Follow Up berlangsung, tetapi semua ini menjadi kenangan yang tak mungkin bisa kulupakan.
(-end)
No comments:
Post a Comment