Tuesday, 10 November 2015

350 Hari Menuju Wisuda

9 November, pagi ini aku terbangun dengan badan rasanya cukup lelah, padahal kemarin retret cuma jadi peserta doang. Kupaksakan badan ini untuk berangkat ke kampus, untunglah dosennya hari ini yang santai, lebih banyak membacakan slide. Udara tembalang sedingin pagi ini sudah lama tak kurasakan. Sepulang dari kampus ternyata sore ini akan ada rapat. Mencoba istirahat sejenak menghabiskan siang hari dengan membaca novel life of pi ku yang belum selesai. Rasanya minat untuk membaca novel belakangan ini lebih tinggi daripada membaca buku pelajaran atau refrensi tugas akhir. Tanpa ku sadari jam sudah menunjukan pukul 3 saat tiba-tiba pandhu datang ke sanggar.

Aku menebeng pandhu ke beskem. Sore ini rasanya kepalaku pusing sekali, mungkin efek ketergantungan nikotin belum hilang dan efek kelelahan juga ikut memberi dampak. Sesampainya di beskem kuambil gitar yang menganggur. Lama juga aku tak memainkan gitar, semenjak gitarku dipinjam satu-satunya cara untuk bermain adalah pergi ke beskem. Sebenarnya gitar satu lagi ada di sanggar, tapi karena tak ada yang mau nemenin beli senarnya ke bawah jadi malas juga buat beli. Hari ini moodku juga sedang tidak bagus, selama rapat aku hanya bermain gitar, dan sedikit sekali mengerjakan sesuatu. Sepertinya perasaanku kemarin belum benar-benar hilang, bahkan dalam keramaian seperti itupun aku tetap merasa tak utuh. Aku memilih untuk menyendiri, mencoba mengungkapkan semua hal yang kupendam dengan lagu. Tapi rasanya pun tak ada lagu yang dapat mengungkapkan itu to semua. Sedikit menjahili temanku pun tak membuat diriku merasa baikan. Bahkan keramaian itu tiba-tiba menjadi menjemukan. Ibuku meneleponku pun ku jawab seadanya, aku benar-benar merasa sendirian saat itu, aku memiliki banyak sekali permasalahan dan tak tahu harus bagaimana. Aku iri sekali melihat Ilga yang masih bisa bertanya dengan susan dan pingkan. Aku tak pernah menceritakan permasalahanku pada siapapun, aku tak yakin mereka sanggup mendengarnya, aku tak mau membebani orang lain dengan masalahku. Terkadang aku berpikir aku baru bisa lega jika aku mati saja.

No comments:

Post a Comment