Karena hidup ini terlalu panjang untuk tidak kita abadikan, aku menulis untuk membuat semua kenangan hidup ini terukir jelas, semuanya kutulis berdasarkan hati yang tulus.
Friday, 4 January 2013
Hanya Sebuah Mimpi atau Sebuah Pertanda?
Entah, terbawa suasanakah atau mimpi ini memang direncanakan seseorang padaku..
Di tengah kekalutan ku akan nasibku disemester ini, tiba-tiba saja malam tadi aku bermimpi tentang hal yang sangat tidak logis bahkan mendekati konyol namun terasa nyata..
Aku bahkan serasa sadar di dalam mimpi itu, aku bisa melakukan hal yang aku inginkan tapi aku tak pernah bisa meyakinkan diriku bahwa itu hanya mimpi..
Aku tahu ada peristiwa yang namanya Lucid Dream, aku sering kali mengalaminya, dan terkadang aku sadar kalau itu mimpi dan langsung bangun seketika,,
Atau kadang aku bermimpi tentang beberapa hal yang akan terjadi,
Namun mimpi kali ini terasa berbeda, seberapapun kuatnya pikiranku menyangkal itu mimpi tetapi tidak juga membangunkanku..
Yah mimpi kali ini terasa sangat aneh, untuk pertama kalinya aku merasa disadarkan dalam hidupku tentang apa yang telah kulakukan selama ini..
Untuk pertama kalinya aku merasakan "kematian", aku bermimpi di mana aku mati setelah menyelamatkan seseorang, aku dapat melihat diriku tergeletak tak berdaya dan berlumuran darah..
Melihat tatapan orang disekitarku memandang ngeri, dan rasa dingin dan getir yang tiba-tiba menggetarkan bulu kudukku..
Aku merasa dirayapi berbagai rasa keputus asaan dan kekecewaan, apalagi saat melihat kedua orang tuaku dan adikku menangisi tubuhku yang sudah diam tak bernyawa itu, aku langsung berpikir dalam hatiku, "Apa yang sudah kulakukan sampai saat ini hanya mengecewakan mereka, tak pernah aku melakukan hal yang benar, aku belum berbuat apa-apa buat mereka, dan semua cita-cita serta mimpiku hilang seketika." tapi mereka tetap menangisi aku yang gagal itu, ingin sekali aku menyapa dan menyentuh mereka tapi aku tak bisa, seolah ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan untuk menyapanya.
Aku pun berlari dari tempat itu dan berusaha meyakinkan diriku kalau aku masih hidup, tapi apa daya ketika aku berjalan melewati cermin, aku tak dapat melihat bayanganku disitu, seketika juga aku jatuh lemas dan hanya bisa terisak dan menyesal..
Aku jadi teringat akan sebuah film "My Lovely Bone" judulnya, sebuah yang menceritakan tentang hantu seorang gadis perempuan yang tewas dibunuh, yah aku merasa menjadi susy salmon saat itu..
Lalu aku mendengar suara tawa, banyak tawa, dan ketika aku menegakkan kepalaku aku melihat mereka yang sudah "mati" dengan wajah dan tubuh yang bentuknya sudah tidak karuan menertawakanku..
Mereka mencaci dan menghinaku, mereka menertawakanku yang menyesali semuanya, aku yang awalnya tidak percaya tentang mahluk-mahluk seperti mereka seolah tidak bisa melakukan apapun aku hanya merasa ketakutan dan hanya berteriak sekeras yang kubisa..
Tiba-tiba gelak tawa itu hilang lalu aku melihat seseorang berjubah putih layaknya pastur yang ada digereja-gereja mendekatiku, dan berkata "kamu akan dibawa ke hadapan-Nya sebentar lagi."; entah darimana datangnya dari mana keberanian itu aku menjawab, "Tapi tuan masih banyak hal yang belum saya lakukan sampai saat ini."; lalu dia hanya membalas, "Lakukanlah apa yang mau kamu lakukan dalam waktu 1 hari ini.." lalu dia menghilang..
Tanpa pikir panjang aku langsung berlari, entah bagaimana caranya tiba-tiba aku sampai dirumahku, aku melihat seluruh keluargaku berkumpul disana, dan aku melihat ibuku menangis dengan sangat pilu..
Aku berjalan masuk ke tengah ruangan, aku inign menyampaikan sesuatu kepada orang tuaku dan adikku, lalu aku mencoba berbicara, "Bu, pak, dek; emas di sini.." tiba-tiba ruangan menjadi sunyi seolah mereka mendengar suaraku, dan ibuku langsung berkata, "Mas dimana?" Aku kaget ternyata suaraku masih bisa didengar mereka, lalu aku melihat jaket hijau favoritku ada tak jauh dari situ lalu aku mengambil dan memakainya, "Mas di sini bu.." Kataku, secara spontan ibuku berlari ke arahku dan langsung memelukku, aku tak tahu ternyata aku masih bisa disentuh, tapi tak ada lagi kehangatan ku rasakan dari pelukannya, ibukku masih menangis di pelukanku, lalu disusul adek dan bapakku menyusul memelukku. Ingin rasanya merasakan kehangatan dari mereka lagi pikirku..
Lalu aku teringat kalau waktu tak banyak, aku lalu berbicara pada keluargaku, "Bu, maafin mas kalau selama ini aku udah ngecewain ibu sama bapak, mas pernah rusak semua kepercayaan yang bapak sama ibu percayain ke mas, maaf juga kalau ternyata semua janjiku ke bapak sama ibu gak bisa terwujud, maaf kalau selama ini aku gak pernah jadi anak baik yang bapak sama ibu harapkan, Dek, mas juga minta maaf kalau mas gak bisa jadi kakak yang bisa ngasih contoh yang baik ke adek, malahan adek udah jadi orang yang lebih baik tanpa bimbingan dari mas, mas cuman titip pesan, jaga bapak sama ibu, jangan repotin mereka, sekarang adek sendiri tapi mas masih bakal dukung adek terus dari jauh, mas masih ada hal lain yang mas mau lakuin, karena itu mungkin ini salam perpisahan yang terakhir dari mas, gak usah nangisin mas terus," seketika itu juga aku melepaskan diri dari pelukan mereka dan melepas jaketku itu..
Lalu tanpa sadar aku berjalan ke tempat yang ternyata di sana ada sobat-sobat dekatku saat ini, beberapa dari mereka ada yang menangis, dan aku melihatnya, seorang gadis yang memang jarang menangis itu, ternyata dia menangis juga, seorang gadis yang selalu ada dipikiranku, meskipun aku tak pernah punya keberanian untuk mendekatinya, namun karena hari ini hari terakhir aku berani mendekatinya, "##" kataku padanya sambil menyentuh pundaknya, "Jangan takut, ini Alva, aku datang ke sini cuman buat bilang sebenarnya selama ini aku suka sama kamu, tapi aku gak pernah punya keberanian untuk mendekatimu karena bagiku kamu terlalu baik bagiku, aku cuman berharap kamu dapat menemukan seseorang yang sesuai denganmu.." seketika itu juga aku melepaskan diriku dari tatapannya dan berlari lagi..
Kali ini aku tiba di depan teman-teman terbaikku di elektro, "Sang, cap, to, lamb, ju, kriss, wo, dan yang lain makasih udah jadi teman terbaikku selama aku kuliah di elektro ini, maaf kalau selalu ngerepotin kalian selama aku kuliah di sini, aku selalu berharap yang terbaik buat angkatan kita.."
Dan terakhir aku berhenti di depan teman-teman terbaikku di purwakarta, "Semuanya aku minta maaf kalau selama ini pernah berbuat yang gak enak sama kalian, kita emang sering main bareng-bareng, kalau kalian mau pakai charku game apa aja silahkan, aku percayakan char itu ke kalian.."
Lalu aku berjalan hari itu sudah siang namun gelap karena mendung, aku melewati sebuah pemakaman umum, dan melihat peti matiku sedang dbawa oleh beberapa orang menuju sebuah tanah yang terbuka, perlahan aku mengikuti mereka, dan ternyata hari itu aku tidak sendiri..
Aku melihat kiri, kanan, serta sekelilingku terdapat juga mereka yang hendak di makamkan, lalu aku meliha sesuatu yang kontras, di dekat setiap makam yang baru itu terdapat orang-orang mengenakan kemeja putih dan celana hitam serta ikat kepala, ada yang ikat kepalanya hitam dan putih, lalu aku melihat diriku dan ternyata aku menggunakan hal yang sama, lalu aku mencoba memegang ikat kepalaku, kulepas, lalu kulihat warnanya hitam, dan kuikatkan kembali dikepalaku.
Aku melihat wajah-wajah yang kukenal menangis dalam prosesi pemakamanku, lalu pandanganku teralih ke sosok seseorang yang berjubah layaknya pastur tadi berdiri di tengah-tengah makam, lalu orang-orang yang berseragam tadi mulai bergerak mendekatinya, lalu akupun mengikuti mereka, lalu dia menjelaskan bahwa warna ikat kepala itu menunjukan bagaimana kamu hidup, meskipun begitu semua keputusannya tetap diputuskan nanti..
Aku mengerti apa maksudnya, yah aku memang banyak melakukan hal yang salah di hidupku, mungkin "surga" memang bukan tempatku, di tengah ketakutan, tiba-tiba aku mendengar mereka yang medoakanku supaya aku bisa tenang di "surga"..
Lalu aku dibawa ke sebuah ruangan kecil, mirip tempatku mengaku dosa, "Jadi seperti ini pengadilan Allah, kataku." lalu aku mendengar sebuah suara dari bilik di sebelahnya, menanyakan padaku, siapa namaku, dan apa yang sudah kulakukan selama hidupku, aku menyebutkan semua kesalahan dalam hidupku, hingga pada puncaknya, aku memohon untuk tidak membiarkan mereka yang pernah membantuku untuk tidak pergi ke tempat yang "sama" denganku nanti karena mereka pantas mendapat tempat yang lebih baik. Lalu orang itu berkata bagiku tempat yang pantas bagimu bukan di tempat itu karena hal terakhir yang kamu lakukan sangat mulia..
Lalu aku di bawa ke depan sebuah pintu, yang bersinar putih sangat terang, menyilaukan mata hingga aku tak sanggup melihat, sejenak aku berpikir selamat tinggal IP 3, selamat tinggal mimpi beli motor sendiri, selamat tinggal cita-citaku, selamat tinggal bapak, ibu, adek, dan semuanya,,
lalu saat aku membuka mata ternyata Layar Laptopku mengalami white screen lagi, dan rasanya menyilaukan sekali, lalu aku tersadar kalau aku tadi lagi belajar sambil tiduran dan gak sengaja ketiduran, tapi aku merasa hal itu sangat nyata, lalu aku berdoa dan berterima kasih karena ternyata aku masih hidup (seolah-olah beneran habis mati) terus aku mulai lanjut belajar lagi serius setelah ketunda gara-gara ketiduran tadi, aku sadar aku belum melakukan apa dalam hidup ini, mungkin itu sebuah suntikan semangat kecil dari Tuhan karena belakangan ini aku sering down, sering galau, dan seolah-olah aku bisa mengambil hikmah tersendiri dari hal itu..
Yah aku tak tahu kapan hidup ini berakhir, tapi selama masih ada nafas dan jiwa dalam tubuh ini tak kan kusia-siakan lagi, aku sudah menyesal mengecewakan semuanya, saatnya untuk "Bangkit" dan maju meskipun itu tak mudah tapi aku tahu itu tak mustahil..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment