Wednesday, 16 January 2013

Antara Mimpi, Realita, dan Idealisme..

Manusia hidup pasti memiliki sebuah pandangan, tentang apa yang akan dia lakukan, dan hal apa yang ingin dicapainya, keinginan untuk menjadi lebih baik dan semacamnya. Mimpi, itu mungkin kata yang pas menggambarkan hal tersebut, sebuah hasrat untuk mencapai sesuatu yang katanya akan menjadi puncak dari hidup kita. Tapi apakah setiap mimpi, selalu bisa menjadi kenyataan? Tentu jawabannya, setiap mimpi pasti bisa menjadi kenyataan, tapi apa jadinya kalau mimpi itu tidak terwujud. Banyak yang belum bisa merumuskan bagaimana sebuah mimpi itu bisa terwujud atau tidak. Bahkan mereka yang katanya telah mencapai mimpi mereka-pun hanya bisa memberikan masukan-masukan yang belum jelas juga kebenarannya karena mereka sendiri masih belum mengerti bagaimana mimpi mereka bisa terwujud. Kerja keras itu kata mereka, well, memang orang kerja keras memperbesar peluang kita dalam meraih sesuatu. Tapi pada kenyataannya banyak juga orang di sana yang bekerja bahkan lebih keras dari mereka tetapi masih belum mencapai mimpi mereka. Belajar, itu juga kata mereka, tapi pada kenyataannya banyak mereka yang mencapai mimpi mereka bahkan hanya dengan tingkat pendidikan yang pas-pasan, bahkan banyak juga mereka yang sudah mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi bahkan masih sulit untuk mempertahankan hidup mereka sendiri.
Ini realita bung, begitu ujar beberapa orang yang merasa diri mereka gagal mencapai mimpi. Apa itu realita? Realita adalah sebuah kondisi di mana hal itu nyata dan benar adanya dengan adanya bukti-bukti dan fakta-fakta yang mendukung. Realitanya tidak semua orang yang bekerja keras, pantang menyerah, dan berilmu bisa mencapai mimpi mereka. Mereka bilang orang yang hidup hanya mengejar mimpi mereka hanya orang-orang idealis, yang tidak mempedulikan realita dan menyesal belakangan. Lalu apakah kita sebagi manusia harus menyerah pada semua mimpi kita dan menyerahkan semuanya terhadap alur takdir? Well, saya sendiri masih belum bisa menemukan jawaban pastinya. Yah ada yang bilang orang idealis itu orang yang kolot, yang padangannya ketinggalan zaman, lalu apa yang bisa membuat seseorang itu menjadi orang yang idealis, kalau dari pengamatanku, mereka yang idealis biasanya menganggap sebuah hal itu ada "sempurna" nya jika dilakukan seperti keinginannya, biasanya dia mendapat pandangan tersebut dari pengalaman-pengalaman pribadi. Tapi tidak selamanya Ideal itu bisa menjadi sesuatu yang "sempurna" seperti yang diungkapkan sebelumnya Realita selalu menjadi "penjegal" terhadap sebuah pemikiran tentang idealis tersebut. Mereka yang realistis lebih sering ingin mencapai sesuatu dengan mengikuti arus yang berkembang disekitar sebuah permasalahan dan beradaptasi mengikuti perubahan tersebut.
Yah seperti yang kita ketahui melihat perbedaan antara Idealis dan Realistis itu sangatlah tipis, setipis benang katun, yang bahkan kita tak menyadari di mana batasnya. Lalu manakah yang lebih baik? tidak bisa dipungkiri kita hidup membutuhkan ke-dua hal tersebut. Kita juga tidak bisa menjudge seseorang sebagai Idealis atau Realistis, karena pada dasarnya setiap manusia hidup tidak bisa lepas dari ke dua hal tersebut. Tanpa Idealis, realistis hanya akan menjadi target tanpa arah, seolah-olah sudah menyerah bahkan sebelum kita memulai, begitu juga Idealis tanpa realistis hanya akan menjadi sebuah target yang terkesan dipaksakan sehingga hasilnya akan jauh dari "sempurna", jika diibaratkan dalam permainan dart, kita punya satu buah dart, kita ingin mendapatkan hasil maksimal dengan melempar dari jauh supaya semua orang terkagum, bahkan agar dart bisa mencapai tepat di tengah target, kita sudah mengkalkulasikan setiap sudut dan tenaga yang dibutuhkan agar bisa mencapainya, tapi jika kita mengabaikan unsur lain dan tetap ngotot dengan pandangan kita, yang terjadi apa? karena ternyata anginnya tidak stabil dan kondisi fisik yang tidak mendukung dart tersebut tidak mencapai tepat di tengah bahkan tidak mengenai target sama sekali, lalu sebaliknya kita punya dart tapi kita tak tahu mana yang mau kita capai nilai apa yang mau kita dapat, akhirnya kita hanya melempar asal-asalan sehingga hasilnya sama saja seperti tadi, tapi hal itu dapat berbeda jika kita sudah menganalisanya dengan baik dari awal, dengan angin yang tidak menentu serta kondisi fisik yang tidak mendukung, dan target yang berada di tengah dengan kondisi seperti kenapa kita tidak, melakukannya dari dekat saja, meskipun terkesan mudah dan sederhana tetapi jika kita bisa mendapat nilai maksimal kenapa tidak kita lakukan, kenapa harus bertele-tele dan menyulitkan diri sendiri dengan hal yang sulit.
Lalu apakah itu berarti kita tidak boleh ber-mimpi terlalu tinggi? Tidak, kita boleh bermimpi setinggi mungkin, mengejar mimpi kita, mengejar idealisme kita, karena tanpa itu semua kita hanya akan jadi robot yang diprogram arus zaman, tanpa itu kita tidak bisa menjadi manusia yang sebenarnya, saya pun punya mimpi, bahkan meskipun mimpi itu sepertinya jauh dari realita bagi diri saya, saya tidak menyerah karena saya mempunyai kalkulasi sendiri terhadap hal itu yaitu 100% belajar, 100% kerja keras, 100% doa, 100% semangat dan sedikit keberuntungan mungkin masih bisa mencapai target meskipun tidak sempurna setidaknya target tercapai, dan biarkan jika aku mendapat titik tengahnya itu sebagai bonus yang diberikan Tuhan pada saya. Karena saya percaya ketika Dunia berkata Tidak pada mimpimu, percayalah Tuhan berkata Ya, karena itu tetap berjuang untuk mimpimu, terus percaya dan yakin, meskipun realita mungkin tidak berpihak padamu tetapi yakin lah Tuhan sudah menyiapkan target lain bagimu.

No comments:

Post a Comment