Monday, 12 December 2016

Cause, I Love You..

Hari itu sabtu tanggal 10 Desember 2016, aku masih berusaha untuk meyakinkan diriku sendiri akan pilihan yang sudah kuambil, tetapi aku tak menyangka cukup sulit. Kuhabiskan waktuku seharian di dalam kamarku, semua chat masuk kuabaikan, aku benar-benar ingin sendiri hari itu. Hingga akhirnya Arda temanku menelponku menanyakanku ada apa, dan dia berkata akan main ke kosku. Sore hari dia datang kami makan di mie ayam dekat kosku, namun karena terlalu ramai, kami memutuskan untuk berbincang di kosku saja.

Arda menanyakan ada apa, ya awalnya aku mengelak aku tidak apa-apa. Akhirnya aku ceritakan semua yang sudah kulakukan mulai dari kenapa aku ke kudus, karena cerita saat hari minggu Arda sudah tahu, bagaimana aku masih menunggu tanggapan dari Pandu, seperti yang dia janjikan. Dari obrolan kami, entah mengapa, aku seperti menemukan sesuatu yang sepertinya memang jawabannya. Dia berkata, mungkin kamu memang ada hal yang belum kamu sampaikan, kenapa kamu gak bertanya tentang perasaannya dia padamu. Dari situ aku sadar akan hal yang mungkin memang masih mengganjal di diriku. So I set my mind, If the universe allow us to be together again, I will said it. But  speak of the devil, saat kami membincarakannya, ada line masuk dari Maria. Aku benar-benar berharap dia mengajakku ke gereja, atau mengajakku ke mana untuk mengobrol. Namun dia hanya menanyakan aku berada di mana, dan akhirnya kami hanya berbincang sebentar melalui line, dia ternyata sedang menemani teman-teman dan adek-adeknya membahas follow up. Bahkan selama nongkrong dengan teman-temanku, aku masih saja kepikiran dia, akhirnya kututup hari dengan pikiran menggantung, sepertinya kita gak bisa bersama besok, aku pasang alarm agar aku gak telat gereja besok pagi.

Minggu pagi 11 Desember 2016, aku terbangun, aku lihat lineku, tak ada ajakan darinya, aku sendiri bingung apakah gereja atau ikut anak-anak ngamen di kerep. Aku putuskan untuk gereja, setelah selesai mandi, tiba-tiba Adi teman kosku juga pas mau ke gereja, akhirnya aku berangkat dengannya. Sesampainya di gereja, tiba-tiba saja ada line masuk darinya, dia menanyakan apakah aku ke kerep dan udah gereja, ya aku jawab aja jujur, karena aku sendiri masih bingung tapi aku lagi nunggu misa mulai. Dalam hatiku, aku berdoa, Tuhan, izinkan kami ke kerep bersama ada yang ingin aku sampaikan padanya. Setelah berbincang melalui line akhirnya kami akan ke kerep bersama. Sepanjang perjalanan, kami berbincang akan banyak hal, hari itu cuaca cukup sejuk, hanya saja jalanan memang agak padat, dalam hati aku berbisik lagi pada Tuhan, I wish the moment like this can stay more longer, if this is the last time our time to be together like this, let me cherish this moment, and made her happy.

Setibanya di sana, kami menemani teman-teman 2016 ngamen follow up. Setelah selesai, aku ditemani Surya temanku memutuskan untuk berdoa dan curhat di dalam area kerep. Setelah puas curhat dengan bunda, aku memohon, Let me say it all, give me the courage, let me brave enough to follow my heart. Aku pun menceritakan apa yang sebenarnya sedang kurasakan saat itu pada temanku Surya. Akhirnya kami pun sudah puas di kerep, kami memutuskan kembali ke Semarang.

Selama perjalanan pulang, aku bingung, apakah yang akan aku ucapkan dapat di dengarnya dengan baik, aku menunggu jalanan agak sepi, beruntunglah sore ini tidak banyak bus dan truk yang bising. Perlahan ku tanyakan padanya, Apakah semua yang dilakukannya pada cowok yang temannya sama seperti yang biasa dilakukan padaku, dia menjawab sama, dan bertanya kenapa, aku menjawab, ternyata selama ini aku yang baper ya, dia bertanya lagi kenapa aku bisa baper, karena selama ini aku punya teman-teman cewek, ada banyak hal yang beda yang mereka biasa lakukan dengan caranya terhadapku, dia bertanya di mana bedanya, kujawab semua yang berbeda dari dirinya, yang kenapa membuatku seolah emang itu cara dia memperlakukan seseorang yang spesial bagi dirinya. Keheningan sempat terjadi, aku berusaha untuk tetap tegar, aku tak tahu aku harus berbicara apa, hingga akhirnya dia memecah keheningan tersebut dengan membicarakan hal lain, aku pun mencoba mengikutinya, dan perlahan rasa sedih yang merundungku mulai menghilang.

Sampai beskem, Maria sebenarnya dijanjikan Surya buat gereja bareng, namun sepertinya Surya php, akhirnya Maria mencari orang lain untuk menemaninya gereja, hingga akhirnya dia mengajakku, dan aku mengiyakannya. Aku menakutinya klo aku bakal tertidur, tapi sepertinya dia tidak peduli. Di gereja aku berterima kasih pada-Nya karena sudah memberikanku kesempatan dan keberanian untuk menjalani hari ini, lalu Maria bertanya kenapa aku selalu mengiyakan, setiap hal yang dia mau lakukan, awalnya aku mengelak, hingga aku tersadar, kalau aku lagi di gereja, aku gak bisa berbohong, dan yang aku lakukan itu membohongi diri sendiri. Ku dekatkan diriku padanya, dan dengan perlahan namun pasti, ku panggil dirinya, dan kubisikan, "Hmm, mungkin karena aku memang suka kamu.". Than at that exact time every thing feel so slow, so easy, It feels like something that always stuck on my neck all get loose. Aku ingat perkataan Pandu, dia pingin aku jadi seperti Alva yang biasanya, dan aku rasa Alva yang biasanya ya yang seperti ini, aku juga ingat perkataan Arda dan Acan, klo cinta memang tulus, ya gak perlu mengharapkan balasan. Aku tipe orang yang memang klo udah bilang suka sama orang, aku bakal tetap mencintai orang tersebut sampai kapanpun. After all that what's mean to be an Alva. Minggu itu, menjadi saat paling bersejarah dalam hidupku, yeah I love Maria, and nothing will ever change that fact, thanks God for everything.


Wednesday, 7 December 2016

Pilihan

Selasa, 6 desember 2016, pagi itu kuucapkan selamat pagi padanya, dia yang baru saja terpilih jadi wakahim, aku masih bertanya-tanya apakah dia masih merasa sedih dan gelisah? Sebenarnya dalam hati kecilku aku ingin sekali berada di dekatnya, menemaninya saat ini, tetapi bayang-bayang akan sudahkah dia menjadi pacar sahabatku masih menghantuiku, aku bingung, aku harus berbuat apa, di satu sisi aku benar-benar menyayangi dia, dan melihat dia sedih benar-benar melukai batinku, meskipun aku sadar, aku hanya pelariannya, tapi apa hubungan mereka sampai saat ini masih belum jelas? Aku mencoba mengacuhkan semua rasa itu, dan pergi ke kampus untuk bimbingan, namun sayang dosenku tidak ada karena sedang menjaga ujian, akhirnya aku memutuskan untuk mampir ke beskem. 

Aku bertemu dengan Emon di beskem, aku mencoba menceritakan padanya kejadian hari minggu kemarin. Mendengar hal itu, Emon memperlihatkan padaku isi curhatan Maria padanya. Ternyata, dugaanku memang benar, aku hanya pelariannya, tapi yang membuatku lebih terkejut adalah selama ini Pandu tidak kunjung juga untuk menceritakannya padaku. Membaca itu semua, sejenak aku mencoba menguatkan diriku, memikirkan semuanya secara perlahan, aku mengingat kembali perkataan Arda kemarin, bagaimana dengan hatimu. Aku mencoba merenung, tapi tetap saja rasanya sakit. Aku berdoa sejadi-jadinya pada Tuhan, aku menanyakan pada-Nya, apa yang sebenar-Nya Dia mau dari diriku ini, aku sudah tak tahu lagi apa yang harus aku lakukan, hingga akhirnya aku merasa bertemu dengan Pandu saat ini juga adalah jalan yang harus aku ambil, aku tak tahu apakah jalan ini yang terbaik, aku hanya berdoa, semoga apa yang aku lakukan, aku ucapkan semuanya memang sudah sesuai kehendak-Nya, karena aku sadar aku ini hanya hamba-Nya.

Aku memutuskan saat itu juga aku ke Kudus. Bermodalkan cerita orang-orang tentang lokasi mataharinya, dan cerita Pandu sendiri mengenai lokasi konternya, aku berangkat ke kudus. Sepanjang perjalanan, aku terus merenung, apakah aku bodoh, apakah aku egois, bagaimana kalau aku salah, apa yang mau aku bicarakan, bagaimana kondisi Pandu, mengganggu pekerjaannya atau tidak, berbagai macam tanya hinggap di kepalaku.

Sampai akhirnya aku tiba di Matahari, seperti seolah semuanya sudah jalan-Nya, hujan yang sempat mengguyur Semarang, sebelum aku beranjak tiba-tiba menjadi mendung sendu, sepanjang perjalanan, cuaca tidak menggangguku. Membuatku sedikit mantap untuk masuk ke dalam Matahari. Ternyata aku berhasil menemukan konternya dengan mudah, dan mendapati Pandu tidak ada di sana. Beruntunglah ketika aku bertanya pada seorang pegawainya ternyata Pandu sedang dalam perjalanan ke Kudus. Ditemani secangkir teh mimikti aku menunggu Pandu dan berdoa, apapun pilihan yang ku ambil saat berbicara dengannya nanti adalah yang terbaik.

Pandu pun tiba, hingga akhirnya kami berbincang-bincang sejenak, lalu aku meminta untuk mencari tempat di mana kita bisa merokok. Kami pergi ke food court, disitu aku memberi tahu klo aku mau membicarakan PRMK itu bohong, ada hal lain yang ingin kubicarakan dengannya, yaitu seputar Maria. Aku menanyakan bagaimana hubungannya dengan Maria, saat ini, lalu aku menceritakan semua kejadian yang dari dulu ingin sekali ku katakan padanya. Hingga aku tersadar akan suatu hal, mendengar ucapanku sendiri, aku mengerti sesuatu, bagaimana setiap kali aku mencoba menatap matanya, aku tidak melihat sosokku di sana melainkan sosok orang lain, yang aku tahu itu Pandu, bagaimana setiap kami membahas suatu permasalahan kami selalu berdebat dan yang kami debatkan itu aku tahu, itu pemikiran Pandu, bahkan ketika dia sedih, ketika semua omonganku tidak dapat menolongnya, ketika kebaradaanku pun tidak cukup untuknya, hingga aku merasa aku ini cowok paling bodoh, membuat aku tersadar, cuma Pandu yang bisa menolongnya. Ya, aku menyayangi Maria, karena itu aku harus berani memilih untuk kebahagiannya, aku tak mau lagi memberi bimbang di hatinya. Aku memilih untuk meyakinkan Pandu, aku memberi tahunya bagaimana Maria benar-benar butuh dia saat ini, dan memohon untuk tidak lagi membuatnya ragu, karena aku yakin love will find a way, if both of them struggling hard enough. Pandu belum berani memberi kepastian apa-apa, hanya dia berjanji kamis dia akan memberi tahuku kabarnya.

Selepas perbincangan itu aku menemani Pandu menjaga konternya. Aku merenung sejenak, kayaknya aku udah jadi orang jahat banget hari ini, aku gak peduliin kondisi Pandu sama pekerjaannya, dan aku sudah memberinya bahan pemikiran lain. Selepas itu bahkan hingga perjalanan pulang kembali ke Semarang, aku merenung merefleksikan kembali semuanya. Aku sadar betul, pilihan yang aku ambil itu memang cukup berat untuk diriku sendiri, dan aku memohon pada Tuhan untuk menguatkanku sekali lagi, karena akupun sadar, menahan rasa sakit seperti ini, adalah hal terbaik yang selama ini aku lakukan, rasaku malam ini tidak ada bedanya, ketika aku ditolak Ilga, atau aku ditolak Ninin, tapi aku yakin, seiring berjalannya waktu aku pasti akan sembuh. Karena akupun tahu Pandu orang yang tepat yang bisa menyelamatkan Maria. Sepanjang perjalanan aku mencoba untuk tidak menangis, aku sudah lelah untuk itu, aku biarkan langit hujan malam itu yang menangis untukku.

Aku tahu, aku pernah memberi tahu Maria tentang blogku ini, entah dia pernah iseng baca apa gak, siapa tahu dia baca. Maaf mar, aku tidak sekuat yang aku kira, every where I go I'm bound to lose. Tapi kamu ingat apa yang pernah aku tuliskan padamu, Cinta itu tidak berkesudahan, dia tidak sombong, dia tidak mendendam, cinta itu abadi, aku sendiri sampai saat ini masih mencoba menghayati makna tulisan tersebut, dan aku sadar aku hanya manusia, karena itu maafkan jika sejenak ini aku keluar dari kehidupanmu, aku titip temanku itu, dia orang paling baik dan paling peka yang pernah aku temuin, biarkan aku menjalani pilihanku ya Mar, karena laki-laki ada memang untuk dipilih, melainkan memilih..

Sunday, 4 December 2016

Kebencian

"Tuhan anugerahi sebuah cintaKepada manusia untukDapat saling menyayangiBila kebencian meracunimuTakkan ada jalan keluarDamai hanya jadi impian
Kita takkan bisa berlariDari kenyataan bahwa kita manusiaTempatnya salah dan lupaJika masih ada cinta di hatimuMaka maafkanlah segala kesalahanCintailah cinta
Bila kamu bisa 'tuk memaafkanAtas kesalahan manusiaYang mungkin tak bisa dimaafkanTentu Tuhan pun akan memaafkanAtas dosa yang pernah terciptaYang mungkin tak bisa diampuni"

Tuesday, 8 November 2016

Conclusion

I didn't know how am I ended up like this. This is maybe the last time I ever posted the final piece of life I've been through in college. I know I tend to get insecure, I hate being alone, despite that's I'm always wearing a mask every single day. Than I take my time to think, did I really changed for the better, yet every time I see myself in the mirror, I look no different from where I got into the college. So I start to think, where did I go wrong?

It's take me back to where it all beginning, my first semester. I never thought all this thing will be this tough, I barely made my degree, opening the college life with the worse starting score that I someday will know, that's how fucked up my college life to begin with. I'm being sleazy about my study, I never tough the test will be that hard, and I learned but I never changed so what's the point. Eventually my grade crumbling before my eyes, and I just stand there watching helplessly. Everyday I spent my day in the locked room and cursed myself why I've to be ended somewhere far from home. I'm feeling homesick, I feel lonely. Until then I saw myself a place, that take a plastic people like me come to it, that place is PRMK-FT Undip.

So, then I can finally feel the piece of taste not being lonely again. I'm so drowning into it, and somehow made me forget about my grade that keep falling down. I'm always thought, I don't care about anything else as long as I can feel this piece of happiness, even maybe that's mean I putting another mask, or even made another liar, just so everyone can be around me and not go away. Going more deeply and madly, lie after lie, just another fake day's keep coming, just like my mom told me that's day, one lie will cause another lies. That's how plastic person I really am.

I know, everyone thinking I'm doing it because I care for them, but really? All I know, I never doing them any good, all I had done just be a burden to them. I'm act all that cocky just to hide how weak I really am, without them I might be hopeless, no one help me with my study, or even hanging out with me, I don't wanna feel being left out, or lonely again. I'm already consumed by that fear, and have no courage to fight with. Long time have gone I'm still succumb to that's fear. Fear someday they will forget about, fear one day no one ever recognize me. That's how I really feel until now and it's keep bugging me. Even it's give an impact to currently situation in PRMK-FT itself, and somehow I'm blaming the organizer why this organization turn into some quiet place. I realize I should take the blame myself, I'm just pushed my ego about PRMK that I want to the organizer, with a sweet talk that because I love it, until I realized recently, I'm making no sense here, I'm just trying to run away again from something that I really should have faced.

So today I'm come to a conclusion, I realized how messed up my life right now, how plastic person I'm, how selfish I'm, and the worse of all what a loser person I became. Unable to face what I really have to face, always running away and find some self righteous, that's never solved anything. I'm tired of it, I'm sick of it, but I know regretting won't solve anything, so starting today I promised I will make up what I've done, I will not running away no more, if there is something I really have to face right now, it's about my Final Project, I will finish it this month no matter what happened. At least I still know something what was real, the way I feel toward my friend, toward every girl I loved, and My dream, I still want to hangout with everyone with the families we will have in the future, I still want to be that bridge, that can connect everyone dreams, so I will fight for it with all the thing I've got, I don't know if it too late or not, at least I won't dying regretting because not trying. 

Friday, 21 October 2016

She Is The One That I Adore

I know, I'm just a stupid boy looking for some affection. I never know why I'm become like this, maybe some jealousy of everyone have something like that, or maybe I'm just feeling lonely, I don't know. Every girl that could make me fall for always ended up with someone else. But there is this girl that I adore for the moment I stepped in this university, that I like, I love, and I care so much, and I don't know why I don't really want to be with her, cause I don't want her disappear from my life. After this 5 years I ended up satisfied being around her, I don't want her to notice my feeling toward her. I'm always think to myself It's not today not in several day, month, or even years. I'm still not good enough for her, I still have a long way to go if I want to be with her. So I kept telling myself, when the time is right when I'm already on her league, and she's still single, on that's time I will erase all my doubt, step toward her, and tell her what I really feel. And if that's happen I believe she's the one that I'm always looking for, and if not then my journey isn't over and she will always be the girl that I adore for.

Thursday, 6 October 2016

Pemimpin

Tiba-tiba saya mendapatkan sedikit pemikiran tentang hal ini. Semua bermula di pagi hari ini 20 september 2016. Pikiranku akan sebuah organisasi bernama PRMK-FT membuatku sedikit tidak mood dalam menjalani hari ini. Kegelisahanku akan kepengurusan saat ini serta keterbatasanku akan kemampuanku untuk menurunkan nilai-nilai yang selama ini kupunya, membuatku merasa pasrah dan hanya bisa berdoa pada sore harinya. Hingga aku teringat akan sebuah ayat di Alkitab 1 Korintus 13:4 yang berbunyi, "Kasih itu sabar, Kasih itu tidak cemburu, Kasih itu tidak bermegah, Kasih itu tidak berkesudahan."

Tulisan tersebut serta permenunganku pada sore itu, menghasilkan sebuah kesimpulan di mana aku mencoba untuk bertahan di sini, mencoba mencari celah bagiku menanamkan nilai-nilai tersebut, meskipun aku tersadar itu bertolak belakang dengan prinsipku, karena aku tidak ingin mencederai idealisme mereka dalam menjalani masa-masa kepengurusan di PRMK-FT aku ingin mereka berkembang dengan pemikiran-pemikiran mereka sendiri, sementara jika memang mereka membutuhkan, aku selalu siap untuk memberikan pemikiran alternatif yang aku punya, bukannya memberikan langsung apa yang aku punya pada mereka. Malam haripun tiba, tanpa direncanakan tiba-tiba malam itu aku seolah diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk dapat berbicara langsung dengan Stephen (sekum saat ini). Mendengarkan berbagai macam pemikirannya serta curhatannya seputar kepengurusan, membuatku sedikit memahami Stephen itu sendiri. Dia tidak seperti selama ini yang aku bayangkan, ketika aku hanya mendengar pendapat dari orang-orang seputar dia. Dia memiliki pemikiran yang sangat bagus, bagaimana segala macam ide dan pemikirannya berlandaskan bukan hanya dari satu sumber saja, dia bahkan mengerti banyak hal, yang sepertinya jarang orang lain ketahui, dan dia senang membaca buku, namun sangat disayangkan pemikiran yang bagus tersebut tidak dilandasi dengan semangat yang jelas.
 
Pukul 3 pagi tanggal 21 November 2016, seperti biasa tiap pagi aku selalu nangkring di kamar mandi, karena jam biologisku sudah teratur jam segitu. Selama boker tersebut aku merenungkan kembali apa yang menjadi pembahasanku bersama Stephen tadi, dan aku teringat akan perkataan Tio di Whatsapp. Pak tua itu membahas tentang masalah yang mungkin ada saat ini yaitu, masalah krisis kepemimpinan. Aku jadi teringat akan perkataan para motivator yang selalu berkata jika setiap orang dilahirkan sebagai pemimpin. Menanggapi perkataan tersebut aku sendiri agak kurang setuju. Bagiku setiap orang memang ditakdirkan menjadi pemimpin tapi hanya bagi dirinya sendiri dan itu adalah sebuah keharusan bagi semua orang, dimana setiap orang harus dapat berkomitmen dalam hidupnya, mempunyai tujuan, idealisme dan ideologi hidup yang jelas, serta paham seperti apa perannya dalam kehidupan yang singkat ini, bahkan untuk dapat menjadi pemimpin yang baik bagi diri sendiri saja tidak mudah, apalagi jika harus menjadi pemimpin bagi orang lain. Bahkan Yesus sendiripun pernah mengatakan jika pemimpin adalah orang yang menjadi pelayan bagi yang lainnya.

Bapak pendidikan kita pun Ki Hajar Dewantara pernah berpepatah, "Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani." yang terkadang membuat bertanya-tanya, apa yang beliau pikirkan, mungkin beliau memang menyadari karakteristik manusia, di mana tidak semua manusia harus menjadi pemimpin bagi yang lainnya, melainkan cukup menjadi pemimpin bagi diri sendiri dan memahami peran masing-masing, lalu lakukanlah tindakan yang terbaik menurut perananmu tersebut, sehingga kita dapat mencapai tujuan bersama. Jadi aku dapat menarik sebuah kesimpulan dengan melihat kondisi kepengurusan saat ini, masih banyak sekali mereka (pengurus) yang belum benar-benar memahami dirinya sendiri, sehingga yang berdampak pada kurang pemahaman akan peranan mereka seutuhnya di dalam biro ini, sehingga mereka terkesan hanya menjalankan organisasi seperti layaknya sebuah robot.

Friday, 16 September 2016

Lagi Dan Lagi

Pagi ini, langit terasa sendu, lagi lagi pikiranku dihinggapi kegalauan karena cinta. Belakangan ini, aku sempat dekat dengan seorang wanita, seorang wanita yang sangat menarik bagiku, bagaimana dia bersikap, bagaimana dia berfikir, aku jatuh cinta kepadanya karena itu semua. Hari hari bersama sempat kita lalui, membuatku jatuh semakin dalam. Senyumnya perlahan menjadi candu dalam diriku, aku mulai berpikir, is she the one?
Aku mencoba untuk mengenalnya lebih dalam lagi, dan semakin dalam aku mencoba mengenalnya, semakin aku menyadari, bukanlah aku yang aku dapati di sana. Aku sadar, teman-temannya pun sudah mengingatkanku, namun naluriku sebagai lelaki memaksaku untuk mencobanya lebih dahulu. Hingga akhirnya kusadari, bukanlah aku yang dia cari, bukanlah aku juga yang dia butuhkan. Aku sudah mencoba melakukan setiap usaha yang sanggup aku lakukan, namun semua itu dianggapnya biasa saja. Aku memang hanya lelaki yang begini, inilah aku, aku tak bisa menjadi dirinya, bahkan aku yakin dirinya pun tak sepenuhnya memahami diriku, seperti ada sebuah tembok besar yang perlahan semakin kurasakan kehadirannya. Berkali kali logika memintaku untuk mundur, berkali kali pula perasaanku mencoba mengacuhkannya. Aku khawatir, aku tak dapat menjadi seseorang seperti yang diinginkannya. Mengingat waktuku yang sudah tak lama lagi di tempat ini. Aku tak mau melukai perasaannya lebih jauh lagi. Kuputuskan untuk melangkah pergi, aku mencoba menahan rasa sakit ini, tapi aku merasa ini memang keputusan yang terbaik, sebelum semuanya terlambat. Ku akui, akupun takut untuk terluka lagi, semua luka yang pernah kurasakan itu, aku tak mau merasakannya lagi. Mungkin berteman memang jalan terbaik bagi kita saat ini, tapi percayalah kapanpun dia membutuhkanku, aku selalu ada, di mana kau akan selalu menemukanku.

Sunday, 7 August 2016

Mahasiswa

Dipagi hari yang sejuk ini, sebuah pemikiran hinggap di kepalaku, sebuah pemikiran tentang kondisi mahasiswa saat ini. Menjelang pemilu presiden, aku bertanya-tanya, masih adakah harapan untuk bangsa Indonesia terlepas dari semua kecarut-marutan politik yang ada saat ini. Sejenak aku termenung, aku membayangkan apa yang dapat kulakukan? Mengikuti pemilu dan tidak golput itu kata banyak orang, tapi entah mengapa aku merasa pemilu itu rasanya seperti aku hendak memasang judi saja. Bahkan orang memasang judipun dengan segala perhitungan yang masih bisa diperkirakan hasilnya, tapi tidak dengan pemilu, aku tak mengenal mereka, semua yang kutahu tentang mereka hanya sebatas media, akhirnya masyarakat pun condong memilih yang mereka kenal saja, lagi-lagi sama saja.Lalu aku mencoba melihat apa yang ada di sekitarku saat ini, mahasiswa yang sibuk berorganisasi hanya untuk sekedar menambah-nambah CV, mahasiswa yang sibuk belajar mati-matian demi lulus cepat dan IPK tinggi, lalu apa yang ingin mereka tuju? Melamar pekerjaan di sebuah perusahaan internasional dengan gaji berlimpah ruah. Well, hal tersebut tidaklah salah, atau lebih tepatnya aku tidak dapat menyalahkan mereka. Tapi yang aku sayangkan adalah betapa lemahnya mahasiswa saat ini. Jika kita menengok kembali ke zaman di mana mahasiswa menjadi senjata paling menakutkan yang dimiliki rakyat, suaranya saja sampai membuat pemerintah saat itu mengangkat senjata untuk melawannya. Siapa yang tidak ingat peristiwa tri sakti, bagaimana mahasiswa saat itu berusaha memperjuangkan negara mereka agar terbebas dari KKN.
Kalau kita bandingkan keadaan mereka dahulu tidak lebih berbeda daripada keadaan kita sekarang. KKN di mana-mana bahkan tampak nyata dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak hanya terjadi pada pemerintah dan kroni-kroninya, tapi hampir semua lapisan pegawai negeri hal itu sudah menjadi hal yang lumrah. Lalu ke mana para mahasiswa saat ini? Mereka sibuk mengejar berbagai program penelitian yang digadang-gadang pemerintah lalu, dengan sengaja pemerintah melupakan mereka, dan mereka lari ke luar negeri karena merasa sudah tidak diperhatikan lagi pemerintah. Mungkin pemerintah saat ini sudah cukup cerdas, belajar dari pengalaman terdahulu, pemerintah "mengekang" mahasiswa supaya taring-taring mereka tidak setajam dahulu. Dengan pemotongan masa kuliah, sistem pendidikan yang menuntut mahasiswa untuk menjadi "pegawai", dan media massa yang selalu menyorot sisi negatif kemahasiswaan.
Memang sebagai mahasiswa tugas utama kita belajar. tapi apakah tidak disayangkan jika yang kita sudah bersusah payah belajar tapi tidak ada perubahan apapun pada negara ini, lalu bagaimana nasib anak-cucu kita?

Balada Hukuman Mati

Seperti yang kita ketahui belakangan ini, permasalahan seputar hukuman mati ini, menjadi topik pembicaraan yang menarik sekali.  Pro dan kontra seputar pantas atau tidaknya hukuman mati dilaksanakan, menjadi sebuah zona abu abu yang sulit untuk dilihat benar tidaknya. Terutama terhadap kasus yang baru ini terjadi yaitu eksekusi Bali Nine dan Mary Jane - Mj masih ditunda- yang menyita perhatian dunia Internasional.

Temanku pernah berkata, hukuman mati itu tidak bisa hanya dilihat dari satu sudut pandang saja. Jika melihat dari sudut pandang hukum NKRI maka, semua terpidana tersebut memang layak untuk dihukum mati, karena narkoba merupakan ancaman terbesar bagi generasi penerus bangsa Indonesia. Namun jika kita melihat dari sudut pandang kemanusiaan, hidup dan mati seseorang itu bukan manusia yang menentukan karena hal itu bertentangan dengan HAM. Saya tidak membawa sudut pandang agama, karena akan agama tidak hanya satu dan setiap agama mempunyai cara masing-masing untuk menyikapinya. 
Setelah mengetahui hal tersebut apakah negara kita salah melaksanakan hukuman mati? Jelas tidak karena hukuman tersebut sudah disepakati 10 tahun yang lalu, dan sampai saat ini belum pernah ada yang menolaknya. Jadi menurut saya apa yang dilakukan Negara Australia itu sebuah tindakan yang lebay. Kenapa saya bilang lebay? Mereka memprotes eksekusi mati 2 orang warga negaranya yang bekerja sebagai bandar narkoba, menurut saya seharusnya mereka berterima kasih pada NKRI karena sudah membantu membersihkan bandar tersebut dari kemungkinan untuk menyebarkan narkobanya lebih luas lagi. Tidak tahukah mereka berapa banyak warga NKRI yang menjadi korban narkoba? Jika tidak ada orang-orang tersebut, maka jumlah korban narkoba di Indonesia mungkin tidak sebanyak saat ini. Lalu mereka hanya menuntut untuk menghentikan eksekusi tanpa memberi solusi pada NKRI cara yang lebih baik, kalau Australia dan negara negara lain mampu mengurusi warga negaranya dengan baik seharusnya tidak perlu ada warganya yang tertangkap karena narkoba di Indonesia. Oleh karena itu kalian sebagai warga negara asing kalau mau nyelundupin narkoba pikir-pikir lagi. Death Penalty for the drug smugglers in Indonesian, you just have to face it or just fucking leave it.  We Indonesian people wanted our nation free from drugs, and to achieve that we need a strong rules, so please tell your friends or family who running the drugs smuggling thing to keep their thing out of my beloved country.

Wednesday, 29 June 2016

FINALE

It's been quite a journey, I spend almost 5 years at college. There is sweat and tears thats come along. Sometime I wondering why it's can be so hard. In the last semester without any agenda outside studying, I'm barely managed got a better score, but still it's not ended up as I planned. Then again my mission to get a 3.0 GPA, bound to be failed. Now I'm ended up reflecting to myself of what I've been doing this past 5 year. It's looked so fun at the beginning, how I still managed to get a good score, yeah back then I never really active at any organization or event. Then I became an activist at an organization, from there, there is a way of  downhill on my academic score. But that's not an excuses of what happened to me now, it's just me that's incompetent to catch up with everything, cos you know there is a lot of person, that giving a real contribution to this organization and they still able to be a real deal at their academic. Right now, I cannot imagined what kind of dream I'm still able managed to reach, I'm always thinking to just get a settled job at a low profile company, and helping that company to growth, seem realistic to me right now. I never regret became an activist, all the thing that I regret is why I can't do it better. I can see where the hell I'm wrong, I'm lacked of time management, lacked of self discipline, lacked of self motivation, and lacked of the will to fight. If only time can back to where I began, I will be more discipline, more fighting and less nagging about my own weaknesses. 

Yup that's some reflections of my journey in the college life, you can tell what kind of person I'm, however despite that, I'm still glad that I got a lot of friend that I cared for and they care for me to, It was the best gift God ever give in my university life. I'm still not giving up on my dream to become a great support for everyone that I love, I won't quit to make my parents proud even tough right now I'm bound to make them disappointed again. After all the end of my time at university is not the end line of my life, it's just like a phase that going in this world system, I'm still can start over again. At least I know where I was wrong, I learned so much thing that I never imagined too, as long as I believe and work even more harder, I believe that's nothing that I cannot achieve. Never asked what anyone can give to you, but asked what you can do to anyone in need...

Monday, 30 May 2016

Entahlah

Aku kehilangan kata-kataku, aku tak mampu menggambarkan apa yang sedang kurasakan saat ini. Pikiranku terasa kelu, mungkin efek seharian hanya makan indomie. Sedih, marah, entah mengapa semua emosi negatif hadir malam ini. Semua percakapan di social media terasa hampa. Bahkan orang orang mengatakan wajahku sangat pucat. Aku sendiri tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Tuesday, 24 May 2016

Ejekan Semesta

Hari ini, entah mengapa dia hadir di dalam mimpiku. 
Mungkin aku hanya sedikit rindu berbicara dengannya. 
Apakah perasaan itu belum padam di dalam hati ini? 
Aku sendiri juga tak tahu pasti. 
Aku sempat berpikir jika semesta mempertemukan kami dalam ketidaksengajaan.
Aku ingin menggodanya sekali saja, karena entah mengapa menggodanya sepertinya mengasyikan.
Mungkin jika aku bertemu dengannya di lampu merah di pertigaan kampus, 
atau di lorong kampus kami yang sempit itu, atau di mana saja, 
aku ingin mengejutkannya sekali saja.
Tapi apalah artinya itu semua, aku tidak benar-benar yakin hal itu akan terjadi.
Entah apakah alam ingin mengejekku hari ini.
Bukannya aku yang mengejutkannya, malah dia yang menyapaku terlebih dahulu.
Yah kuakui dia memang selalu tampak manis dan cantik.
Dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
Kami berpapasan ketika aku hendak pulang.
Baru saja aku akan menghidupkan motorku, dia menyapaku.
Menanyakan aku hendak ke mana, dan memintaku untuk lebih baik menunggu di kampus saja.
Percakapan yang aku rindukan itu terjadi di parkiran.
Dan semua godaan yang sebelumnya terpikirkan dalam benakku tak satupun yang keluar.
Sepertinya semesta sedang menggodaku hari ini.
Tapi setidaknya hal itu membuat hariku sedikit lebih cerah, meskipun aku gagal menemui dosen pembimbingku setelah kutunggu seharian.
Apakah rasa itu sudah padam, atau tidak, aku tak tahu pasti yang jelas saat ini aku sedang benar-benar menikmati semua kehidupanku.

Monday, 16 May 2016

PROPOSAL

Berhubung sudah membuat bab 1 dan bab 2, aku memutuskan untuk membuat proposal terlebih dahulu. Atas restu dari dosen pembimbing (dosbing-singk) 1, aku mendapatkan masukan untuk memilih dosbing 2 yang beliau pilih. Aku memutuskan untuk menemui calon dosbing 2, ternyata proses untuk bertemu dengan calon dosbing 2 ini cukup menguji kesabaran. Aku memulai membuat proposal awal bulan April, namun sempat terpotong UTS 2 minggu sehingga hanya efektif di 2 minggu terakhir bulan April saja. 

Calon dosbing 2 ku ini cukup sulit untuk ditemui, dihubungi tidak pernah membalas, ditunggu datangnya gak jelas. Satu minggu sudah aku gagal menemuinya hingga, akhirnya kuputuskan minggu depannya lagi menunggunya seharian. Aku harus merelakan tidak masuk beberapa kelas kuliah untuk menunggu beliau. Akhirnya kesempatan itu datang, aku berhasil menemui beliau, dan beliau ternyata bisa untuk menjadi dosbing 2. Beberapa temanku menyarankan agar jangan beliau, mengingat dosbing 1 ku sudah terkenal sangat teliti dalam bimbingan, namun perkataan dosbing 1 ku yang menyarankan agar memilih dosbing 2 ku ini adalah supaya aku bisa belajar lebih, akhirnya kuambil semua resiko tersebut. Dosbing 2 ku memintaku membawakan data dan simulasi yang sudah kubuat kepadanya besok.

Keesokan harinya, seperti kemarin kutunggu dia datang seharian di gedung A. Aku juga sudah membawa proposal yang sebelumnya sudah ku asistensikan ke dosbing 1 ku, lalu dosbing 1 ku memintaku untuk memajukan ke dosbing 2 ku terlebih dahulu saja. Setelah bertemu, ternyata benar sekali dosbing 2 ku ini cukup pandai mengoperasikan etap, aku jadi sadar di mana saja letak kekuranganku selama ini. Aku merasa dalam hati, sepertinya tidak salah memilih beliau. Masih banyak sekali kecacatan dalam simulasiku, dan beliau juga cukup membantuku dalam mencari solusi yang bisa aku ambil. Setelah memintaku memperbaiki proposalku bimbinganku hari itu pun selesai.

Karena merasa sudah satu minggu kemarin aku bolos kuliah buat ngejar proposal, aku memutuskan mempending sejenak proposal tersebut. Tanpa terasa sudah masuk bulan Mei, mengetahui adanya perubahan sistem dalam kampusku, sehingga untuk bisa seminar paling tidak proposal sudah masuk TU minimal 3 bulan sebulannya, membuatku kembali berniat menyelesaikan proposal tersebut. Namun liburan serta kedatangan teman-temanku dari luar kota membuatku sedikit mangkir dari hal tersebut. Hingga akhirnya jumat minggu kemarin aku memutuskan memajukan kembali proposalku. Masih ada beberapa kesalahan namun sebagian besar isinya sudah benar, dan akhirnya kudapatkanlah tanda tangan dosbing 2 ku. Niatku mencari dosbing 1 di hari yang sama juga gagal, karena ternyata dosbing 1 ku sudah pulang. Akhirnya terpaksalah menunggu hari senin.

Hari ini senin 16 Mei 2016, pagi hari seharusnya aku ada kuliah pengganti Teknologi Kabel Tenaga. Karena aku koordinator mata kuliah. Aku dimintai tolong dosenku yang juga dosen waliku tersebut untuk datang pagi, karena harus mengambil absen dan meminjamkan ruang seminar di TU. Sebenarnya agak malas sih, karena sudah berniat untuk menyelesaikan masalah proposal, tapi karena posisiku yang sebagai kordinator mata kuliah memaksaku untuk tetap masuk. Ternyata saat aku hendak meminjam kunci di TU, ternyata dosenku memanggilku, dan beliau mengabariku jika hanya absen saja 3kali karena beliau sedang sakit dan ingin memeriksakan diri ke dokter, sebenarnya aku kasihan juga aku melihat beliau, karena beliau termasuk dosen sepuh yang sudah mengajar sejak zaman bapakku kuliah di sini. Apalagi kuliah pagi ini seharusnya menjadi kuliah pertama semenjak UTS, karena anak-anak yang lain malas untuk hadir, makanya kuliah ini sampe molor 3 pertemuan. Aku sempat menawarkan diri untuk mengantarkan beliau, namun beliau mengatakan sudah meminta orang TU untuk mengantarnya, dan aku diminta untuk mengabari yang lain agar mengisi absensi.

Selepas kejadian tersebut, aku melangkah menuju ruang dosen, ketika aku akan masuk ternyata dosbing 1 ku keluar, aku menanyakan jika aku ingin membicarakan proposalku, namun ternyata beliau sedang akan mengajar, dan memintaku menunggunya setelah perkuliahan. Terpaksa aku harus menunggu, selama menunggu kuputuskan untuk sarapan saja terlebih dahulu di kantin. Pagi ini kampus cukup sepi, kantinpun juga masih sepi. Selesai sarapan aku mengembalikan lagi absensi kuliah tadi pagi ke gedung B, dan kuputuskan untuk pulang sejenak, sekaligus menanti temanku Tito yang sama-sama mencari dosbing 1 ku itu. 

Akhirnya aku dan Tito bertemu juga dengan dosbing 1 ku tersebut. Proposalku dilihatnya, dan sepertinya beliau cukup puas dengan isinya, akhirnya beliau menandatangani proposal tersebut, dan memintaku untuk segera memulai bimbingan. Setelah itu proposal kumasukan ke TU, namun TU ku memintaku untuk menunggu selama satu hari, dan baru bisa diambil besok jam 9. Namaku sepertinya akan masuk Timeline BAK untuk pertama kalinya, hahaha. Akhirnya 25% jarakku menuju wisuda tercapai hari ini, besok aku akan mencoba memajukan BAB 1 dan BAB 2.

Friday, 22 April 2016

Cinta dan Kaderisasi

Artikel kali ini saya tujukan untuk teman-teman saya dan pembaca yang masih belum atau susah move on di luar sana. Kata orang putus cinta itu menyesakan sekali (karena belum pernah ngalamin jadi gak tahu persis kayak gimana rasanya), alasannya rata-rata karena mereka merasa sudah menemukan orang yang benar-benar pas untuk mereka, atau karena merasa sudah mempunyai cita-cita dan mimpi bersama, namun harus hancur karena hubungan yang kandas. Perlu kalian ketahui, pemikiran kalian yang seperti itu adalah pemikiran yang salah, dan jika kalian masih berpikiran seperti itu saatnya bagi kalian untuk mengintropeksi diri. Banyak teman-teman saya sering kali bertanya-tanya, kenapa saya bisa biasa aja, bahkan tetap akrab dengan teman-teman wanita yang sudah menolak saya, jawabannya sederhana, cinta adalah sebuah proses kaderisasi.

Kenapa cinta bisa dibilang sebuah proses kaderisasi?

Jika kalian pernah aktif dalam berorganisasi, pasti kalian tahu apa makna dari kaderisasi itu sendiri. Singkatnya kaderisasi adalah sebuah proses pengembangan dan pembentukan pribadi untuk mencapai suatu hasil yang telah ditentukan. 

Lalu di mana hubungan antara cinta dan kaderisasi? 

Anggaplah hidup kalian ini adalah sebuah organisasi besar, di mana kalian berperan sebagai ketua dalam organisasi tersebut. Seperti halnya organisasi, kamu pun pasti memiliki visi, misi, serta tujuan dan cita-cita dalam hidupmu. Ketika kamu sedang berjuang untuk mencapai visi dan misimu tersebut, kamu akan tersadar jika kamu tak akan mampu mencapainya seorang diri, adakalanya kamu akan menyadari kekuranganmu dan merasa membutukan seseorang untuk membantumu melengkapinya. Kamu akan membuat suatu kriteria seseorang tersebut yang akan membantumu nanti. Hal ini menurutku sah-sah saja, karena memang seperti itu sifat dasar manusia. Setelah itu kamu pasti akan berusaha mencari orang tersebut, yaitu dengan cara pendekatan. Namun terkadang orang yang memiliki kriteria yang sesuai kamu harapkan itu sulit sekali, makanya selama pendekatan itu perlu adanya penilaian, sedekat apa kriteria orang yang kamu dekati itu dengan kriteria yang kamu harapkan, begitu juga dengan sebaik apa sih potensi targetmu tersebut. Oleh karena itu kenapa menurutku cinta adalah sebuah proses kaderisasi. 

Kali ini saya tidak akan membahas bagaimana caranya mengkader, karena setiap orang dan setiap target punya caranya masing-masing. Tapi saya akan membahas apa saja yang dibutuhkan untuk memulainya.

1. Pahami Apa itu Cinta

Jika menurut wiki, Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang, tanpa adanya perbedaan baik Tuhan, lingkungan dan sesama. 

Sementara menurut Psikolog Robert Sternberg, cinta memiliki tiga dimensi, yakni hasrat (passion), kedekatan (intimacy), dan Komitmen.


Sumber: google

Dimensi hasrat (passion) memfokuskan pada intensnya perasaan dan keterbangkitan yang muncul dari daya tarik fisik dan daya tarik seksual. Dimensi keintiman (intimacy) menekankan pada kedekatan perasaan antara dua orang dan kekuatan yang mengikat mereka untuk bersama. Dimensi komitmen (commitment) diartikan sebagai keputusan untuk tetap bersama seorang pasangan dalam hidupnya. Dari 3 dimensi tersebut munculah 7 kombinasi tipe cinta lainnya, seperti tampak pada gambar di atas:

1. Liking (intimacy). Hubungan secara esensial dimaknai sebagai persahabatan. Tipe cinta ini mengandung kehangatan, keintiman, kedekatan, dan emosi positif lainnya, akan tetapi kurang adanya hasrat (passion) dan commitment.

2. Infatuation (Passion). Dalam tipe cinta ini ‘cinta pada pandangan pertama’ menjadi cerita yang paling menonjol. Daya tarik satu sama lain sangat kelihatan dan menggetarkan. Gelora dan hasrat sangat tampak.

3. Empty love (Commitment). Dalam cinta ini, antar pasangan memiliki komitmen untuk saling setia dan setia pula terhadap hubungan itu. Akan tetapi mereka kurang memiliki keterhubungan emosi yang dalam dan tidak pula memiliki hasrat yang mendalam.

4. Romantic love (Intimacy + passion). Pasangan memiliki rasa dekat dan keterhubungan serta daya tarik fisik yang kuat. Mereka memiliki hasrat yang menyala dan memiliki kedekatan emosional. Mereka yang memiliki tpe cinta ini tidak memiliki komitmen untuk setia terhadap hubungan dan terhadap pasangan.

5. Companionate love (intimacy + commitment). Dalam hubungan cinta tipe ini terdapat persahabatan yang stabil dan jangka panjang. Mereka yang memiliki tipe cinta ini memiliki kedekatan emosional yang tinggi, berkeputusan untuk mencintai pasangan, dan komitmen untuk selamanya dalam hubungan itu. Tipe hubungan ini sering disebut ‘persahabatan terbaik, dimana tidak ada ketertarikan seksual ataupun kalau ada dalam pernikahan jangka panjang daya tarik seksual akan memudar dan tidak diangggap penting.

6. Fatuous love (passion + commitment). Hubungannya penuh gelora dan hangat. Akan tetapi biasanya hubungan seperti ini tidak stabil dan berisiko cepat berakhir.

7. Consummate love (intimacy + passion + commitment). Ini adalah cinta yang lengkap dimana setiap orang ingin mencapainya. Dalam tipe cinta ini terdapat hasrat, terdapat keintiman, dan sekaligus terdapat komitmen. Inilah tipe cinta yang diidealkan.

Setelah kamu memahami apa itu cinta, dan cinta seperti apa yang kamu harapkan ke depannya, maka kamu dapat memulai mengambil suatu tindakan untuk mewujudkannya, mulailah dengan mengenal dirimu terlebih dahulu.

2. Mengenal dan Mencintai Dirimu Sendiri

Hal ini menjadi penting karena bagaimana kamu berharap orang lain untuk mau mengenal dan mencintai dirimu jika dirimu sendiri masih merasa asing dengan dirimu yang seutuhnya. Bagaimana caramu mengenali dirimu sendiri? Cara paling mudah adalah dengan merefleksikan setiap hal yang sudah terjadi selama hidupmu hingga saat ini. Apakah hal-hal tersebut bersifat positif atau negatif, apakah setiap hal tersebut sudah sesuai dengan yang kamu harapkan? Ingat-ingat lagi, cita-cita serta mimpimu, apakah kamu sudah berjuang untuk itu semua? Bagaimana visi-misi hidupmu ke depannya, apakah kamu sudah mempunyai visi-misi yang matang, atau masih sekedar gambaran kasar, atau belum sama sekali? 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan selalu berkembang menjadi pertanyaan-pertanyaan lain terhadap dirimu sendiri, namun dengan begitu kamu akan semakin paham, apa sih kekuatanmu, kekuranganmu, potensi apa yang sebenarnya ada dalam dirimu. Dengan begitu kamu akan semakin mudah menggambarkan seperti apa sih tujuan hidupmu, dan karena kamu sudah mengenal itu semua, dengan sendirinya rasa cinta itu akan tumbuh, kamu tidak akan lagi melihat kelemahanmu sebagai hal yang menghambat dirimu, serta kamu sudah memiliki tujuan yang jelas arah hidupmu mau kamu bawa ke mana. Kamu akan tahu hal-hal apa yang kamu senangi, kamu memiliki passion dalam menjalani hidupmu, serta berani membuat sebuah komitmen akan hidupmu sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Pada akhirnya orang lain yang melihat dirimu yang seperti itu akan sendirinya tertarik untuk mengenal dirimu.

sumber: google

3. Saatnya Bagimu Menentukan Kriteria Si Dia

Sekarang kamu sudah tahu cinta itu apa, kamu sudah bisa mengenal dan mencintai dirimu sendiri, dan kamu juga sudah tahu tujuan hidupmu apa. Pertanyaan yang tersisa, apakah kamu benar-benar butuh sosok si dia tersebut? Adakalanya disaat kamu mencapai titik tersebut, kamu jadi semakin tidak aware akan kebutuhanmu terhadap sosok si dia tersebut. Saat kamu benar-benar bisa menikmati hidupmu sendiri, kamu akan merasa dirimu sudah memiliki segala yang diperlukan. Namun percayalah akan ada suatu fase di mana, kamu akan merasa, ada beberapa hal yang tidak dapat kamu lakukan sendirian, dan hal tersebut adalah wajar. Pada dasarnya memang manusia diciptakan berpasang-pasangan untuk saling melengkapi, serta manusia adalah makhluk sosial yang tak bisa lepas dari manusia lainnya.

Sekarang jika kamu mulai menyadari akan kebutuhan tersebut, tidak adanya salah menentukan kriteria yang tepat bagi dirimu. Hal paling pertama yang akan menjadi kriteria si dia, sudah jelas dia yang memiliki segala kelebihan dari kekuranganmu, itu adalah hal yang wajar, karena ketika 1 itu baik, maka 2 itu sempurna, buatlah kriteria si dia se ideal mungkin bagi dirimu. Bahkan tanpa kalian sadari, sebenarnya si dia bisa saja mereka yang selama ini berada disekitarmu, yang perlu kamu lakukan hanyalah melakukan miss and match dengan orang-orang tersebut. 

4. Miss and Match

Pada fase ini, setiap orang akan mempunyai caranya masing-masing untuk dapat mengenal karakter atau pribadi orang lainnya. Setiap orang juga memiliki penilaiannya masing-masing terhadap orang lain, yang terpenting adalah bagaimana orang yang kamu nilai tersebut sudah sesuaikah dengan kriteriamu. Kamu bisa memulai penilaian tersebut dari orang-orang disekitarmu, atau jika kamu sudah mencapai fase ini memulai hubungan dengan orang lain seharusnya bukan masalah besar bagi dirimu, atau  bahkan tanpa kamu yang memulaipun orang lain yang akan memulainya. Sekarang tinggal bagaimana kamu mencocokan si targetmu dengan kriteriamu. Namun perlu kamu sadari bahwa tidak semua orang yang kamu temui atau targetmu memiliki kriteria idealmu tersebut, disitulah bagaimana kamu harus benar-benar mengenal targetmu, sehingga kamu bisa melihat potensi apa yang ada  di dalam dirinya.

Hal ini menjadi penting karena, saat kamu melihat suatu kasus di mana ada 2 target yang saat ini sedang dekat dengan drimu, si A dia mempunyai 4 dari 5 kriteria yang kamu anggap ideal, sedangkan si B hanya memiliki 2 dari 5 kriteria yang kamu anggap ideal. Secara kasat mata tentu kita akan memilih si A, tapi apakah si A pilihan yang tepat? Belum tentu, oleh karena itu kita perlu melihat pula potensi keduanya, Untuk menggali dan menilai potensi seseorang, dibutuhkan jam terbang yang tinggi, dan setiap orang juga punya caranya masing-masing. Kembali ke kasus, ternyata si B memiliki potensi yang lebih besar untuk mencapai 5 kriteria idealmu dibandingkan dengan si A yang punya kecendrungan untuk tidak terjadi perubahan, dan dengan kamu mengetahui hal tersebut, kamu dengan sendirinya akan tahu cara apa yang kamu bisa lakukan agar si B ini mencapai kriteria Idealmu.
sumber: google

5. Kegagalan Bukan Akhir

Saat hubungan kandas, atau cintamu tak berbalas, jangan lantas hal tersebut membuat dirimu patah arang, meskipun sedih itu wajar, tapi jangan berlarut-larut, ingat kembali apa tujuan hidupmu, dan jadikan kegagalan ini suatu bahan refleksi baru. Jika hubungan itu kandas, ibarat sebuah perusahaan, artinya ada sebuah posisi lowong, yang bisa diisi oleh orang lain, dan ingat lagi cinta itu apa, karena kamu yang sudah berhasil istilahnya membuat mereka memiliki kriteria ideal tersebut maka kerugian tidak berada pada dirimu. Kamu cukup mencari lagi orang-orang yang berpotensi untuk mengisi kriteria tersebut, atau jika cintamu ditolak sekalipun juga sama, kamu melihat potensi orang tersebut untuk mencapai ke sana tetapi dianya yang tidak mau, maka kerugian jelas tidak ada pada dirimu. Ingat bahwa hidupmu tetap lebih berharga dari apapun.
sumber:google

Mungkin hanya sedikit pemahaman yang saya bagikan kepada kalian melalu artikel ini. Bahkan sampai sekarang saya masih mencari orang yang mau saya kader tersebut. Semua proses di atas bukan hanya tentang mengkader orang lain, tapi juga bagaimana mengkader dirimu sendiri. Karena itu jangan berhenti berdinamika, dengan berdinamika kita bisa berkembang menjadi lebih baik lagi.



sumber-sumber: http://www.psikoterapis.com/?en_segitiga-cinta-dari-robert-sternberg,167

Tuesday, 12 April 2016

You

Why, why you've showed up
Everytime I close my eyes
You showed up

Why, why are you crying
Did I hurt you
I shall hurt you no more

Why, why you affraid
Did you lonely
Let me come to your near

I'm not tell to be tale
Did my heart unreach you
Let me show you what real

Ever sun late to rise
Or the moon hide in the night
My love shall not perish

All that shimmering light
I will hold on tight
I shall not let go

Dualism

Ini adalah sebuah pemikiran sederhana dari dua orang yang kurang kerjaan. Di suatu malam, seperti biasa aku main ke kosan temanku Christopher. Awalnya cuma mau ngajakin makan tapi gak sengaja keterusan mengobrol.

Obrolan malam itu bermula dari keingin tahuan kami akan Ruellia Tuberosa, membawa kami menjelajah pemikiran nakal kami cukup dalam. Kami berpikir, tentang manusia yang tak pernah puas, manusia yang selalu mencari jawaban pasti akan semua pertanyaan pertanyaan dalam hidupnya. Bahkan pertanyaan kenapa alphabet hanya sampai z, atau vokal hanya a,i,u,e,o dan yang paling sederhana berapa angka terbesar? Tidak ada yang mampu menjawabnya, ketika seseorang menjawab angka terbesar adalah infinity, maka orang tersebut penganut dualism. Karena infinity adalah suatu konsep berpikir bukan sebuah bilangan pasti. Lalu bagaimana jika muncul pertanyaan Tuhan itu ada atau tidak?

Dualism, dualism adalah sebuah kemudahan yang ditawarkan dunia dalam menjalani kehidupan. Ketika pilihan hanya ada ya atau tidak, 1 atau 0, seolah membuat semuanya mudah, dan kita pun terlihat menjadi seseorang yang terlihat tegas, pintar dalam mengambil keputusan, tanpa kita sadari dunia tak melulu tentang ya atau tidak, bahkan tidak ada yang pasti di dunia ini.

Permainan catur, adalah sebuah permainan yang diklaim banyak orang ini hanyalah sekedar permainan matematika saja. Ya memang catur itu masalah probabilitas, untuk langkah pertama dua pemain saja sudah ada 400 kemungkinan yang terjadi. Namun kenapa masih ada remis, remis dalam catur menunjukan bukti pada kita selogis apapun pemikiran kita selalu ada peluang yang tidak akan pernah bisa dihitung. Bahkan komputer yang dalam programnya hanya benar dan salah saja, masih bisa kalah oleh manusia dalam permainan catur, itu artinya manusia memang terbatas.

Dualism memang menghambat pola pikir manusia, karena membuat manusia malas memikirkan setiap kemungkinan yang bisa dia pakai. Tapi tak bisa dipungkiri dualism memang memudahkan, hal itu sebenarnya dapat dilihat dalam perkembangan teknologi digital, sebenarnya teknologi-teknologi tersebut hanya menjalankan perintah ya dan tidak yang biasanya membuat manusia sulit untuk memutuskan. Dualism juga yang membuat dunia tetap berjalan seperti sekarang, tanpa dualism orang akan diam di tempat.

Lalu kami berpikir kenapa gak diganti robot saja presiden kita, jika kita menginginkan pemimpin yang gak kenal lelah, jujur, tegas, gak perlu digaji malah, shalat 5 waktu gak pernah telat, klo minggu ke gereja, klo nyepi diam di rumah. Bayangkan jika sebuah robot kita berikan inputan semua peraturan perundang-undangan, semua pelajaran tentang matematik dan ekonomi, dan lain sebagainya, aku yakin dia akan jadi presiden yang hebat, bahkan dia tidak memerlukan mentri untuk membantu kerjanya dalam mengambil keputusan karena outputnya hanya 1 atau 0, dan tidak memerlukan orang lain untuk menemukan iterasi dari setiap penyelesaian masalah. It's easy to Imagine right, bayangkan presiden kita robot, blusukan 24 jam non stop, setiap keputusannya tepat dan tegas sesuai keinginan kita selama ini.

Robot tidak mengenal siapa penciptanya, bisa saja suatu saat dia menilai kita manusia sebagai suatu kelemahan. Oleh karena itu orang-orang logis yang selalu ingin membuktikan bahwa Tuhan itu sebenarnya ada atau tidak, tidak akan pernah menemukannya. Karena mereka mencari dari dualism mereka, sementara Tuhan berada di dimensi yang berbeda.

Makanya kenapa ada InsyaAllah di agama Islam, ada api pencucian di agama Kristen, ada reinkarnasi di agama Budha, karena itu untuk menghindari adanya paham dualism dalam kehidupan umatnya. Karena ada faktor yang membuat dualism tidak dapat terjadi yaitu Tuhan itu sendiri.

Ternyata pemikiran kami juga pernah dipikirkan oleh para filsafat filsafat besar seperti Socrates, Plato, dan Aristotheles. Dulu aku selalu merasa para filsafat itu seperti membuang waktu saja dengan memikirkan pertanyaan seperti siapa aku? Ternyata memang banyak sekali hal-hal di dunia ini yang masih menjadi misteri. Karena itu terkadang aku merasa bersyukur sekali saat mengetahui otakku yang selalu bertanya tanya akan hal hal yang menurut orang lain tidak penting untuk dipikirkan, karena aku merasa dibalik bimbang atau yang anak anak zaman sekarang sebut galau itu Tuhan sedang mengajakku berbicara.

Monday, 11 April 2016

Surat Cinta II

Hari jumat kemarin tepatnya, tanggal 1 April 2016, untuk kedua kalinya aku mengutarakan perasaanku pada seseorang yang sudah membuatku jatuh cinta lagi.

Aku sudah merencanakan hal tersebut sejak hari senin. Entah mengapa saat berada di kantin, ketika teman-temannya menggodanya seperti itu, ada sedikit rasa cemburu dalam hatiku, dan saat bertemu dengannya di lantai 3, melihatnya tersenyum padaku seolah memberikan kesejukan di hariku yang membosankan saat itu.

Sepanjang hari itu, aku memikirkan baik-baik sejak kapan rasa itu muncul. Memang rasa itu sudah pernah ada saat dulu, tapi kali ini rasanya begitu kuat. Aku selalu ingin bisa mengobrol dengannya seolah ada rasa nyaman dalam diriku. Meskipun aku sudah berusaha sejak oktober, aku tak pernah yakin jika usahaku cukup. Aku tidak bisa berbuat lebih jika dia tidak memberikan izinya bagiku. Akhirnya kuputuskan untuk menyampaikan perasaanku padanya pada hari jumat.

Hari jumat identik dengan april mop, tapi buka itu alasanku. Karena aku tahu dia pernah memintaku mengajaknya ikut misa jumat pertama, jadi chanceku untuk bisa mengajaknya jalan sangat besar. Awalnya aku ingin mengajaknya hari kamis, namun setelah dipikir lagi kenapa gak sekarang langsung aja.

Ternyata benar, dia mau. Awalnya aku memiliki 20 plan, namun karena dia mau tinggal 10 macam skenario ku punya. Karena aku tidak begitu pandai berbicara, aku memutuskan untuk membuat surat. Berkali kali aku mencoba menulis surat yang pas, tapi sulit sekali menemukan kata-kata yang sesuai dengan rasa, mungkin memang karena aku bukan seorang penulis yang handal juga.

Akhirnya suratku selesai, dan hari yang kutunggu tiba. Meminta pertolongan Eva dan Arda untuk memilih baju, celana, sepatu, sampe tata rambut. Akhirnya semua sudah siap dan akupun berangkat.

Sepanjang perjalanan, pikiranku tidak bisa berhenti memikirkan rencanaku, apakah rencanaku dapat berjalan dengan baik, apa sebaiknya aku batalkan saja, banyak sekali pertanyaan hinggap dalam benakku. Namun hatiku terasa mantap sekali, meskipun aku orangnya sering bercanda, tapi klo masalah perasaan aku tak pernah main main.

Setibanya di rumahnya kulihat ada adik dan ayahnya di depan rumah. Seketika itu juga aku menyalami ayahnya hanya sekedar mengucapkan selamat paskah, namun dalam hati aku berkata doakan saya om, hahaha. Diapun akhirnya keluar dari rumah, seperti biasa dia memang selalu tampak manis, aku menyukai pipinya yang sekarang terlihat agak chubby.

Selama perjalan ke gereja, I couldn't stop myself wondering how was her days lately, we talked about it quite sometime. Akhirnya kami tiba di gereja, kami memutuskan duduk di depan baris 2 kolom 1. Hari itu cuaca sebenarnya tak begitu panas, tapi entah mengapa aku tak bisa berhenti berkeringat. Hingga tiba tiba satu planku kacau karena ada faktor lain, rencanaku mengajaknya nongkrong berdua terpaksa batal, namun tak apa, aku mempunyai plan lain, sebuah plan yang sebenarnya ingin kuhindari, yaitu memberikan surat tersebut di rumahnya.

Selepas misa, kita memutuskan nongkrong, selama nongkrong, tak banyak hal yang kita bicarakan, aku lebih menjadi pendengar mereka, dan entah mengapa pikiranku selalu menganggap mereka adik-adik yang harus selalu kuawasi. Aku masih berharap semoga tidak ada faktor lain yang mencegah rencanaku. Bahkan selama ke gereja doaku berisi tentang rencanaku hari ini, pengharapanku semoga dia memang jodohku, minta nyali supaya aku bisa melakukannya, dan berharap jika dia memang jodohku, kami bisa melanjutkannya seumur hidup, karena aku merasa buat apa berganti-ganti pasangan, jika mempunyai satu komitmen saja sudah sulit.

Dalam perjalanan pulang, aku bertanya padanya, aku meminta pendapat cewek tentang sebuah surat yang kutulis untuk orang yang aku sayangi. Setibanya di rumah, dia menawariku untuk masuk, tapi aku tidak sekuat itu, akhirnya aku memilih untuk di luar saja. Kuberikan surat itu padanya, lalu diapun membacanya. Everytime she laugh, when she read it, my heart melted, and I couldn't stop smilling either.

Diapun selesai membacanya, dengan tertawanya yang gak jelas, aku sendiri bingung, shit ini harus bagaimana. Akupun lalu menanyakan padanya, apakah dia tahu surat ini untuk siapa, diapun menjawab jika dia sepertinya tahu surat itu untuk siapa, akupun memberi tahunya jika surat ini untuk dia. Dia lalu bertanya lagi, terus gimana, aku hanya menjawab, " ya itu isi perasaanku yang aku rasain ke kamu belakangan ini, klo bisa aku pingin mengenal lebih dekat lagi." Suasanapun sempat hening sejenak, meskipun entah kenapa dia gak berhenti tertawa gak jelas gitu, dan seriusan baru kali ini aku nembak cewek ekspresinya kayak gitu, 4 cewek sebelumnya ekspresinya gak seheboh ini deh, sepertinya aku bisa melihat sisi lain dari dirinya malam itu, dan entah kenapa aku gak bisa ngelupain ekspresinya yang lucu itu.

Lalu dia bertanya lagi, "Kok bisa gini tho?"
"Lah gimana ya, aku juga gak pernah paham masalah begini, yang aku tahu ya tahu tahu ada rasa kayak gini." Aku menjawabnya.
"Kayaknya aku pernah cerita ke kamu kan, klo aku gak mau mikirin hal hal begini dulu, dan aku ngerasa klo nyaman kayak sekarang ini."
"Walau coba mengenalmu lebih dekat lagi, gak bisa juga?"
"Gak, mending lupakan aja, dan anggap kejadian malam ini gak pernah terjadi."
Listened to that kind answered, I think this is it, another unrequited love added to the story of my life. Aku tak mau memaksanya, karena perasaan memang bukan untuk dipaksakan, dan aku juga tak kan pernah bisa melupakan semuanya termasuk perasaanku ke dia, karena seperti itulah cinta menurutku kekal tak terkikis zaman, thats why I'm terrible at forgetting people coz no matter what they did, I'm still love them. Jika ibarat api rasa cinta itu tak pernah padam, hanya saja memang bisa meredup, tapi dia tidak pernah benar benar hilang.

Akupun memutuskan untuk pulang, kubiarkan agar surat itu untuknya, sebelum pulang dia bertanya padaku, "Kamu gak apa kan? Tapi kok lucu ya.."
"Lucu kenapa?"
"Harusnya yang nanyain gitu biasanya yang nembak."
"Owh iya? Aku gak pernah paham begituan, aku gak apa kok, aku pulang dulu ya." Kutarik napas panjang, mulai kupacu motorku melintasi sepinya tembalang malam itu. Aku memang berkata jika aku gak kenapa kenapa, tapi itu jawaban yang disaranin wiki how, katanya biar kelihatan keren jangan terlihat sedih. Entah mengapa meskipun sebelumnya aku selalu berkata aku cuma pingin tahu jawabannya aja daripada penasaran, tapi ternyata sedih juga. Namun nasa bilang wajar klo sedih, klo gak itu yang aneh, ngeliat usahamu selama ini wajar klo kamu sedih.

Mulai kuambil handphoneku, seperti biasa aku langsung mengabari sahabat terbaikku Risang, akhirnya untuk kedua kalinya selama di semarang, aku menangis malam itu. Aku merasa payah sekali malam itu, aku membuat Risang harus menemaniku dalam tangisan lagi. Seperti biasa dia selalu mencoba menghiburku, seperti dulu waktu kehilangan motor. Risang berkata padaku mungkin karena aku selalu baik sama semua cewek, jadi kadang cewek yang kamu deketin gak pernah tahu bedanya dimana. Ya mau gimana sang aku emang orangnya gitu, buat aku cinta itu seimbang gak boleh pilih pilih semua sama. "Iya juga va, aku juga belajar gitu dari kamu sih, gak salah kayak gitu, mungkin suatu saat bakal ada cewek yang ngerti sifatmu yang begitu va." Tapi buat anak anakku di masa depan, yang lagi baca blog ini, apa yang dikatakan risang itu benar adanya lho, tapi sayangnya pola pikir seperti itu gak bisa buat ayah. Jangan kalian mengikuti cara hidup seperti ayah, karena seperti lagunya Queen, "Too much love will kill you, if you can't make up your mind." Jadi jangan pernah coba coba jalani hidup seperti ini jika kalian tidak siap, karena terkadang rasanya mati adalah jalan keluar terbaik dari cara hidup seperti itu, karena itu jangan kalian lewati jalan berbahaya itu.

Tak terasa 3 jam aku ngobrol sama Risang melalui handphone. Sudah lama gak telponan selama itu, akhirnya pulsaku yang nganggur kepake juga, wkwkwk. Aku mengabari pula teman temanku yang lain, dan menceritakannya berulang ulang membuat rasa sedihku berkurang. Akupun tahu aku masih mempunyai orang orang yang mencintaiku dengan tulus seperti mereka. Sepertinya perjalanan cintaku di Semarang berakhir di bulan april ini, karena waktuku di semarang paling lama masih ada 4 bulan lagi, siapa juga yang bakalan tiba tiba suka dalam 4 bulan, belum kalaupun ada, setelah itu aku bakal pergi dari semarang, makanya menurutku klo memang bulan ini bulan yang paling pas kalau mau memulai suatu hubungan.

Sekarang fokusku tinggal menyelesaikan studiku. Sepertinya sekarang dia bisa dengan bangga bilang klo dia jomblo prinsip, karena selama ini aku selalu mengejeknya emang pernah ada yang nembak, ternyata aku sendiri korbannya, payah payah,, wkwkwk.

Monday, 28 March 2016

Senja

Hai senja, hangatmu, menenangkan pikiranku, membuatku lupa sejenak akan resahku. Senja selalu hadir di waktu yang sama, di tempat yang sama pula. Sesuka apapun aku terhadap senja, tak sampai tangan ini memeluknya, hanya mata ini mampu mengagumi indahnya. Bagiku kau adalah senja, namun satu hal yang berbeda. Aku tak rela jika seseorang memiliki indahmu. Senja sekiranyakah aku pantas memeluk hangatmu, mengagumi indahmu, mendengarkan bisikanmu?

Friday, 19 February 2016

Home

So this is friday already huh..
That's mean is the day that's I've to once again leave this house..
There's always this kind of feeling not to leave everytime I'm return here..
Maybe that's also the reason why I don't come home often..
Even tough just to go to my grand parents home, I rarely go there..
Everyone think there's must be something that's keep me away..
They said maybe I got a girlfriend so I rarely come home..
Funny though, but that's not the real problem here..
That sad feeling when I leave..
Not because I'm afraid of going far from home..
It's just everytime I left..
I know that's both my dad and mom, will be lonely..
My mom who everyday spent hour by herself..
I couldn't bear that feeling..
So rather I bring that's to them..
I'd like not to repeat the exact feel they have, everytime I left this house..
So do with my grandparent..
That's why I'm always left with saying a false word..
I'll comeback in shortly notice..
But I didn't..
And this feeling now worseing even more..
With my study didn't goes as well as I expected..
It's feel like..
They loneliness all this time just for nothing..
I failed to get their loneliness disappear as soon as possible..
I just prolonged my studies even more..
What should I do?
What I really am?
Can I still smile like I used to?
Did I ever smile?
Did I call something like that was a smile??
Am I really change or I'm just changing the mask?

Friday, 12 February 2016

Tips Buat Kalian Calon Mahasiswa Rantau..

Hai, balik lagi, kali ini gw bakal coba ngangkat, permasalahan seputar, kalian adek-adekku yang unyu, yang mungkin sebentar lagi akan menginjak bangku kuliahan. Ya, ini tak lepas dari pengalaman pribadiku juga yang udah hampir 5 tahun, menjalani dunia kemahasiswaan. Seperti yang kita ketahui, penerimaan mahasiswa baru sudah ada di depan mata, kalian mulai mencoba mempersiapkan segala sesuatunya demi meraih bangku eklusif tersebut.

Tapi, buat kalian yang berencana berkuliah jauh dari rumah, pasti akan terlintas sedikit rasa kekhawatiran bukan? Itu hal yang wajar kok, gw juga ngalamin masa begitu dulu, terlepas di rumah udah dibiasain mandiri, tiba-tiba harus jauh dari rumah dalam waktu yang lama, pasti akan membuat kita sedikit cemas. But don't worries, kali ini gw bakal ngupas tuntas berbagai macam hal yang akan kamu temui nanti, sehingga kamu bisa bersiap-siap sejak dini.

1. Rumah gw sama kampus jauh banget ya..

Hal ini adalah hal yang paling pertama bakal hinggap dipikiran kalian. Be easy guys, jarak jauh itu bukan halangan untuk kalian suatu saat pulang kok. Malah itu bisa kalian jadikan motivasi buat belajar lebih giat, supaya udah susah payah pulang ke rumah gak malu-maluin. Bahkan perjumpaan dengan orang-orang di daerahmu yang selama ini biasa aja akan menjadi spesial.

2. Homesick

Homesick atau kangen rumah/kampung halaman, ini juga hal wajar guys, buat kalian yang gak terbiasa pergi jauh dan lama dari keluarga pasti bakal ngalamin hal ini. Tapi setelah  gw usut-usut, sebenarnya isu homesick ini biasanya terjadi karena kurangnya peran orang-orang yang bisa kita ajak berkomunikasi secara nyaman dan mutual. Biasanya mereka yang gampang homesick, cenderung membandingkan orang-orang di lingkungan kampusnya dengan orang-orang di lingkungan kampung halamannya. Entah kultur yang berbeda, kendala bahasa, atau watak yang gak sama dengan sobat-sobatmu SMA, tapi jangan buat hal tersebut menjadi kendala bagi kalian. Bersikaplah terbuka dengan siapa saja, perbanyaklah teman, dan yakinlah suatu saat kalian akan mendapatkan sahabat yang bakal membuat kalian sedikit lupa akan homesick. Mengikuti organisasi-organisasi kampus juga cukup bisa membantu, selain mendapatkan pengalaman, ilmu, kalian bisa menemukan keluarga baru, bahkan kalian suatu saat akan bisa memahami jika arti sebuah rumah itu lebih dari sekedar fisik semata.

3. Buta Lokasi

Wah, gw belum pernah ke kota ini..
Nanti, klo mau makan gimana??
Mahal gak ya biaya ini itunya..
dan sebagainya..

Pertanyaan tersebut pasti muncul dalam diri kalian bukan, tenanglah, gw yakin udah banyak senior-senior dari asal sekolah kalian, yang pernah kuliah di calon kampus yang mau kamu tuju bukan? Kalian bisa memanfaatkan mereka-mereka yang sudah lebih dahulu masuk ke kampus itu sebagai sumber refrensi. Saran pertama dari gw, cari tahu dulu masalah seputar kos-kosan di daerah sekitar calon kampusmu. Mulai dari biaya, fasilitas, jarak, serta kedekatan dengan tempat-tempat penting, seperti rumah makan, tempat peribadatan, toko-toko peralatan alat tulis, foto kopi, dan lain-lain. 

Kenapa kita harus benar-benar memperhatikan itu semua? Pertama, karena tak semua kos-kosan mahal itu bagus, dan semua kosan murah itu jelek, semua tergantung dari fasilitas di dalamnya. Biasanya kecenderungan semakin dekat kampus harga akan melangit, jadi klo kalian mempunyai kendaraan pribadi seperti sepeda atau sepeda motor, kalian mungkin bisa sedikit mengambil jarak dengan kampus. Waktu ideal menurut gw jarak kosan hingga kampus adalah tak lebih dari 15 menit. Belum lagi kedekatannya dengan tempat penting bisa memudahkan kita jika kita memerlukan sesuatu, seperti makan, kebutuhan bulanan, dan berobat.

Biasanya akan ada jarak cukup lama, antara pengumuman kalian diterima dengan, waktu pendaftaran ulang. Kalian bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk mensurvey kosan di daerah calon kampusmu. Kalian bisa memanfaatkan informasi dari kenalan kalian, yang berada di lokasi, atau paling tidak kotanya tinggal dekat dengan lokasi calon kampusmu, dan jika kalian tidak mempunyai kenalan, kalian bisa memanfaatkan teknologi kita saat ini. Sudah tak jarang banyak grup di sosial media yang bisa cukup membantu kalian memilih lokasi kos-kosan kalian nanti.

4. Kalian Sedang Mempersiapkan Diri Untuk Masa Depan

Kalian harus mulai belajar mananamkan pemikiran tersebut di benak kalian. Mungkin buat yang pertama kali ini akan terasa sulit, tapi percayalah setiap rasa sakit dan masa sulit yang kalian akan hadapi dapat membuat pribadi kalian menjadi lebih tangguh dan berkembang. Ingatlah meskipun kalian berkuliah, bukan menjamin kehidupan kalian selanjutnya akan lebih baik, semua tergantung dari apa saja yang sudah kamu lakukan selama kuliah tersebut. Tapi memang bisa dibilang masa perkuliahan adalah jembatan pemisah terakhir antara diri kalian yang masih anak-anak dengan kedewasaan yang menanti kalian di depan sana. Suatu saat kita memang akan meninggalkan orang tua kita, kita akan berpisah dengan orang-orang yang kita sayangi, namun percayalah Tuhan mempertemukan kita karena ada maksudnya, dan kita pasti belajar sesuatu dari mereka, dan jika Tuhan menghendaki kita berjumpa lagi, kita pasti akan berjumpa lagi dengan mereka. 

Kalian juga mulai belajar bagaimana mengelola keuangan pribadi, atau mungkin mencoba mencari penghasilan sampingan, karena tak selamanya keuangan kita dikelola oleh orang tua kita. Mulai lebih baik lagi dalam menghargai waktu. Jika selama ini kita terlalu sering menyianyiakannya, maka kita akan benar-benar mulai menghargainya. Kalian akan benar-benar merasakan diri kalian seutuhnya jika kalian bisa menikmati ini semua.

Mungkin hanya segitu saja yang bisa gw sampaiin buat kalian. Ini semua adalah berdasarkan pengalaman pribadi, yang sudah melalui berbagai macam hal. Mungkin situasi kalian nanti akan berbeda, ada yang lebih baik, dan ada yang lebih susah. Gw sendiri juga mengalami masa yang cukup sulit untuk beradaptasi, bagaimana dulu gw setiap ada libur lama langsung balik. Dan jangan sampai melupakan dasar-dasar nilai dan norma yang orang tua kalian tanamkan di rumah, karena saat kost nanti jam pulang adalah jam kosan ditutup, bukan lagi omelan orang tua yang mengingatkan jangan pulang malam-malam. Semoga apa yang gw tulis ini bisa sedikit membantu kalian, ingatlah internet adalah sumber informasi yang luas, manfaatkan itu, jangan takut untuk merantau, gw yakin kalian akan memahami makna perjuangan kalian nanti.

Wednesday, 3 February 2016

Februari

Sudah seminggu aku selalu lari setiap pagi hari. Aku mempunyai target untuk mengecilkan lingkar pahaku. Tapi sudah 2 minggu berjalan sepertinya perubahannya tidak terlalu besar, aku sepertinya memutuskan untuk menjual celana baruku itu saja. Meskipun begitu sepertinya aku tidak dapat berhenti berlari begitu saja. Entah mengapa aku menemukan kenikmatan sendiri saat melakukannya. Jika kuingat lagi, terakhir kali aku serajin ini berlari adalah saat aku masih semester 2 dan 3. Sudah lama sekali rasanya. Ketika berlari aku selalu memberikan standart 8 putaran setiap hari non stop, artinya terus berlari tanpa berjalan. Rasa sakit yang terasa setiap kali aku sudah hampir mencapai batasku, seakan mengingatkanku, apakah aku akan menyerah hanya karena rasa sakit seperti ini, selalu terlintas dikepalaku, "sudahlah tak apa untuk kali ini saja.. mungkin besok bisa.." dan sebagainya yang memintaku untuk tidak mencapai standartku. Lalu aku berpikir jika hanya perkara sepele seperti ini aku sudah menyerah bagaimana dengan hal yang besar, aku sudah lelah untuk menyerah, dihantui perasaan takut akan terluka, aku sudah berhenti menjadi pecundang.

Akhirnya diawal februari ini, aku mencoba berdiskusi dengan dosen untuk membahas masalah seputar tugas akhirku. Aku mencoba mengingat kembali semua permasalahan dasar yang menyangkut tugas akhirku tersebut, entah mengapa rasanya sepertinya akan ada yang kurang. Perasaan cemas hinggap dibenakku, saat aku mencoba menghubungi dosenku lewat handphone, untuk menanyakan kesediaan beliau. Aku menghubunginya pagi sekali, kutunggu balasannya di kampus tak kunjung juga datang, ternyata nomernya salah, dan orang lain yang membalas. Setelah mencoba bertanya pada teman, aku menanyakan lagi, dan sama saja smsku baru dibales sore harinya. Akhirnya beliau menjanjikan besok pagi.

Ke esokan paginya, aku menunggu beliau datang, kampus sepi sekali tidak seperti biasanya. Membuatku teringat mulai semester besok, mungkin aku juga akan kuliah seorang diri, disaat sudah banyak angkatanku yang wisuda, dan menghadapi kenyataan kalau aku mungkin akan menjadi last man standing di angkatanku. Ada sedikit rasa cemas, jikalau nanti dosenku memarahiku jika ternyata kemampuanku belum memadai, tapi tak apa karena memang itu kenyataannya, aku memang cukup mengecewakan. Akhirnya dosen yang kutunggupun datang, aku mencoba bersikap sebaik dan sopan mungkin, namun karena beliau ada urusan sebentar aku diminta menunggu sebentar lagi, tak lama kemudian beliau mengundangku masuk ke ruangan. Kepalaku mencoba menyusun kata-kata yang akan kuucapkan. Akhirnya pertanyaan yang ingin kutanyakan keluar juga, dan terjadi beberapa diskusi singkat, lalu beliau memberikanku sedikit arahan tentang apa saja yang harus saya lakukan, kucatat baik-baik setiap masukannya, dan beliau juga meninggalkan 2 buah memo yang bentuknya mirip resep menurutku. Karena beliau ada urusan arisan akhirnya aku tidak mempunyai waktu banyak dengan beliau. Aku berpikir untuk mencoba mencari buku yang disarankan beliau di perpustakaan, namun sayang ternyata penjaga perpusnya juga ikut arisan. Oke mungkin besok aku baru akan ke perpustakaan.

Yah itu mungkin permasalahan dikampusku, semester besok aku mengambil 7 mata kuliah, dengan 1 hari libur yaitu kamis. Aku berniat menggunakan hari kamis itu sebagai hari khusus untuk mengerjakan skripsi. Mengingat padatnya jadwalku, aku sendiri tidak sepenuhnya yakin, tapi aku akan berusaha keras, karena sudah tak banyak waktu yang tersisa. Hal itu juga yang membuatku ingin pulang, aku mau mencoba meminta masukan dari kedua orang tuaku, apakah aku mengejar target lulus 5 tahun atau aku tetap mengejar ipk 3. Aku sendiri lebih memilih untuk mengejar ipk 3, meskipun aku tahu masih jauh rasanya mengingat ipk ku yang hanya 2,75 saat ini. Aku bahkan rela jika kedua orang tuaku berhenti mebiayaiku kuliah, aku akan mencoba mencari pekerjaan sambilan demi mengejar ipk tersebut. Tapi aku ingin mengetahui apa pendapat mereka tentang ini, aku tahu ini akan sangat mengecewakan mereka, aku hanya ingin melihat senyum mereka lagi seperti saat aku diterima di sini.

Itu baru permasalahan kuliah. Sementara itu perasaanku yang belakangan ini, mimpi malamku selalu dihiasi kedatangannya, indah dan menyenangkan memang, yet it's also hurt me so much, to realize the truth. I never know what she really feel about me, above that's why I'm the one who feeling so guilty about it. It's feel I'm doing something really really bad, like I'm gonna lose something I cherish the most. I'm not angry, happy, sad, it's all just feel empty, it's like I get addicted to her. I don't wish she loved me back, coz I'll be dragging her step, she deserved a better man. All I just miss her smile like she used to be. I know I'm being selfish again, but it's really make me happier to see everyone that I love smile, I hope this thursday the rain won't fall, I want to be together again with everyone. I getting sicked of this loneliness feel.

Monday, 25 January 2016

Semester 9

Rasanya baru kemarin semester Overtime pertama berlangsung. Mengawali perkuliahan dengan rasa sesal akibat kegagalan di semester lalu, sepertinya menjadi sedikit motivasi yang cukup membantuku untuk berkembang ke arah yang lebih baik. Hal ini terbukti dengan tidak pernahnya aku absen dari perkuliahan. Dan ternyata semua mata kuliah yang aku gagal di waktu yang lalu itu, tidak sesulit yang dulu kurasakan. Ternyata memang dulu aku tidak pernah serius dalam belajar saja, makanya aku harus merasakan semester tambahan ini. 

Nilai semester ini pun keluar, puji Tuhan, tidak ada mata kuliah yang gagal. Aku merasa sepertinya Tuhan benar-benar memberikan jalanNya. Meskipun aku sudah berusaha sekeras apapun, setiap kali ujian aku selalu merasa ada yang kurang, tapi ternyata kekhawatiranku itu tidak seperti yang kubayangkan. Setiap kali akan ujian dan selepas ujian, aku selalu menyempatkan diriku untuk berdoa di kerep. Aku selalu dapat menikmati setiap detik di kerep, menyerap segala ketenangannya, rasa damai selalu memenuhi pikiranku setiap kali ke sana. Menjalani hari-hari dengan kecemasan akan berbagai macam hal, akan masa depan yang tampaknya tidak begitu cerah. Aku selalu pergi ke kerep, dengan harapan agar pikiranku dapat tenang, dan aku dapat memikirkan suatu jalan keluar.

Aku pernah diberi tahu seorang sahabatku, jika berharap itu bukan strategi untuk maju. Tapi bagiku berharap itu memberikan suatu dorongan lebih untuk mencoba sekuat tenaga dan pikiran, ketika berbagai macam solusi dan strategi yang berada di pikiran terasa cukup sulit. Sepertinya semester kemarin merupakan fase di mana aku mulai benar-benar mengenal diriku sendiri. Di mana aku sudah mampu menerima peranku, mencintai segala kelebihan dan kekurangan yang kumiliki. 

Aku pun menemukan sebuah filosopi hidup baru. Aku merasa hidup itu bagaikan selembar kertas besar. Tuhan memberikan kertas itu ketika kita lahir, namun Dia tak pernah meminta kita ataupun memberi tahu apa yang harus kita perbuat dengan kertas tersebut. Ketika kita lahir, kertas itu masih putih bersih, lalu perlahan orang tua kita mulai mengajari kita apa yang harus kita tulis dan gambar pada kertas itu. Ketika kita beranjak besar dan mulai pergi keluar, kita melihat ternyata banyak orang yang menggunakan kertas itu dengan caranya masing-masing, ada yang menuliskan puisi, cerita, syair, lagu, dan ada juga yang menggambarnya, melipatnya. Terkadang kita tergoda dengan kertas-kertas milik mereka, dan kita tak jarang mencoba meniru apa yang telah mereka lakukan. Hingga akhirnya tanpa kita sadari, kertas tersebut tak lagi putih, dan kau bingung apa yang akan kau lakukan selanjutnya, kau sadar kau bukan seorang penyair yang mampu menuliskan bait-bait, dan kau juga sadar kau bukan seorang pelukis yang mampu melukiskan keindahan,

Hingga akhirnya pada suatu titik, kau bingung, dan kau merasa malu, karena melihat kertas milik orang lain, yang tertata rapi, indah, yang bertuliskan bait-bait penegun hati. Dibandingkan dengan kertasmu yang bercampur aduk, dan berantakan. Tapi tidakkah kau ingat masih ada halaman belakang yang kosong? Coba kau balik kertas tersebut, lihatlah kertas tersebut masih kosong, kau bisa menyusun kembali, apa saja yang sudah kau lakukan di lembar sebelumnya, lihat lagi apa yang memang benar-benar ingin kau lakukan disitu. Lalu jika suatu saat kau salah lagi, ingatlah kau masih bisa menghapusnya, ya seperti itulah hidup bagiku, kertas itu adalah diriku, dengan menerima kertas itu, berarti aku menerima diriku sendiri, bisa membagikan apa yang sudah kulakukan dengan kertaskupun, cukup menyenangkan bagiku. Meskipun kertas itu sudah kucel karena banyak coretan, aku tidak akan membuangnya karena hidup hanya sekali. Biarlah orang lain dengan kertasnya sendiri, aku mencintai kertas ini, karena kertas ini sudah mengajariku banyak hal.

Saturday, 2 January 2016

2015

Tak terasa sudah 2 hari berselang dari 2015. Tahun ini cukup mengajarkanku banyak hal. Meskipun salah satu targetku untuk melepas status singleku sepertinya harus membutuhkan extra time, tapi itu semua tak jadi masalah. Karena di tahun ini pada akhirnya aku menemukan ketenangan sesungguhnya. Banyak sekali pelajaran dan pengalaman yang kupelajari selama setahun ini. Bagaimana aku mencoba mendekati 7 cewek dalam setahun dan semuanya gagal, bagaimana aku merasa malu untuk masuk ke kelas dan mengikuti perkuliahan bersama junior yang beda jauh, serta perasaan sedih karena ternyata melihat teman-teman dekatmu wisuda tidak semudah yang dibayangkan orang-orang, serta masih banyak lagi. Semuanya berlangsung hanya dalam waktu 1 tahun. Mungkin ini semacam kaleidoskop singkatku selama setahun ini.

Masih teringat jelas aku di bulan januari kemarin saat teman-temanku mulai sibuk mengurusi KKN sementara aku masih mengejar nilai melalui SP. Beberapa nilai memang ada yang membaik tetapi juga ada yang bertahan -buruk-. Aku menargetkan untuk merubah semua nilai D di semester genap besok menjadi minimal B. Awalnya sangat optimis, sampai ketika harus masuk ke kelas untuk pertama kali, tiba-tiba saja, aku merasa malu, cemas dan takut menjadi satu, hingga akhirnya kuputuskan untuk tidak masuk. Namun setelah kejadian itu aku mulai berpikir, kalau semua ini terjadi karena pilihanku dulu untuk tidak mempermasalahkan jika harus kuliah dengan junior, karena di semester-semester awal aku masih ingin mencari banyak hal, belajar banyak hal tentang berbagai macam hal yang selama ini tak kutemukan ketika masih tinggal di rumah bersama orang tua dan bersekolah dulu, lagipula jika aku harus kalah dengan rasa tersebut selamanya aku tak akan bisa maju, akupun bertekad bulat dan syukurlah meskipun belum sepenuhnya sesuai harapan satu mata kuliahku masih bisa dapet B.

Bermodal pengalaman salah di semester sebelumnya, di semester ganjil ini aku menjadi super semangat, mungkin selama aku kuliah, cuma di semester ini saja absenku jarang banget yang dicoret. Bahkan tanpa ada teman seangkatanku yang berangkat kuliahpun aku tetap berangkat. Dan baru kali ini aku benar-benar sadar apa saja yang sudah kulewatkan selama kuliah dulu. Sebentar lagi akan UAS dan aku masih berusaha untuk dapat mencetak hasil yang kuinginkan. 

Sementara itu tugas akhirku, untuk saat ini aku sudah tahu mau dibawa ke mana tugas akhir ini. Judul pun sudah aku persiapkan dengan matang. Simulasi, analisis, dan menambah refrensipun mulai kugiatkan. Mungkin awal semester besok aku akan maju menghadap dosen pembimbing, dan membuat proposal, semoga saja semua yang sudah kurencanakan ini dapat berjalan dengan baik.

Sebenarnya acara taruhan aku punya pacar di tahun 2015 atau gak itu hanya sekedar untuk mengumpulkan teman-temanku di akhir tahun nanti. Aku tidak terlalu ambil pusing dengan status semacam itu, namun karena aku sudah berucap seperti itu, setidaknya untuk menunjukan niatku buat menang taruhan, aku pelan-pelan mulai mendekati setiap peluang yang ada, namun sampai target ke 7 hasilnya masih nihil. Tapi ya tak masalah juga sih, aku tahu kapabilitasku sampai di mana, dan aku juga yakin Tuhan gak akan menjatuhkan pada hati yang salah, karena aku tahu Dia mencintaiku, yang perlu kulakukan adalah percaya dan tetap menjadi diriku sepenuhnya. Kalau suatu saat Dia yakin aku mampu pasti Dia akan menunjukan jalan-Nya untukku. Dan sampai penghujung akhir tahun kemarin, aku kalah, sepertinya aku harus bersiap mentraktir teman-temanku.

Hal yang paling bahagia dalam selama setahun ini terjadi tepat saat natal, di mana pada akhirnya aku mampu mencairkan kembali hubungan di keluargaku. Tanpa kuduga ternyata aku mampu mengakrabkan kembali hubunganku dengan sepupu-sepupuku. Sepertinya pengalamanku di Undip selama ini tidak sia-sia.

Aku hanya bisa berterima kasih banyak pada Tuhan, atas semua yang telah Ia berikan padaku selama 1 tahun ini. Saat ini aku merasa, aku sudah siap menghadapi apapun yang ada di depan sana. Aku masih bisa bertemu, berkumpul, dan bermain dengan orang-orang yang kusayangi sudah lebih dari cukup bagiku untuk tetap tersenyum dan melangkah ke depan dengan mantap. Semoga di 2016 ini Dia tidak pernah lelah menuntun jalanku ke arah yang lebih baik, aku tahu rintangan itu tidak pernah berhenti, dan tidak pernah mudah, tapi aku yakin, aku tak melangkah sendirian.

Selamat jalan 2015..