Thursday, 19 November 2015

341 Hari Menuju Wisuda

18 November, pada akhirnya di hari rabu ini, aku mulai memainkan etapku lagi dua kali pemanasanku kulakukan sebelum memulai proyek sebenarnya. Ternyata banyak sekali perbedaan yang terdapat di etap 12.6 jika dibandingkan yang lama 7.5
Hari ini aku bertanya tanya tentang perasaanku. Apakah dia sekangen aku kangen dia? Ataukah ini perasaan yang sebelah tangan lagi. Aku tak tahu, aku hanya berusaha semaksimal yang aku mampu. Sisanya kuserahkan pada Tuhan saja.

Wednesday, 18 November 2015

342 Hari Menuju Wisuda

17 November, Hari ini seperti biasa aku kuliah sistem linier, dan selalu dengan perasaan yang sama, kenapa dulu aku gak ngerti beginian. Rasa sesal memang ada tapi ya sudahlah memang sudah jalannya seperti ini. Sepulang dari kampus aku lanjut menginstal aplikasi-aplikasi yang kemarin aku dapatkan. Setelah semua terinstal akupun mulai membuka file-file tugas akhir yang sempat terbengkalai. Ketika kemudian aku menyadari suatu permasalahan, di mana dataku masih kurang. Aku mencoba tetap tenang dan mencari solusi. Biasanya klo lagi stuck gini aku mencoba memikirkannya sambil bermain gitar. Namun karena gitarku sedang dipinjam, aku menggantinya dengan menggambar. Entah mengapa rasanya aku ingin sekali melukiskan wajahnya, namun aku tak bisa, hingga aku sadari jika kecantikannya itu adalah karya terbaik sang maha pencipta, sehingga aku tak akan pernah mampu melukiskan indahnya dengan sempurna. Kuputuskan untuk membaca-baca laporan yang kemarin ku minta dari temanku Maria. Sampai akhirnya akupun tertidur.

343 Hari Menuju Wisuda

16 November, Pagi ini Risang datang ke semarang. Setelah itu aku dan Risang pergi ke rumah Martin, untuk mengkopi etap 12, ternyata yang aku salin gak cuma itu tapi matlab 2013 dan juga Laporan Tugas Akhir Maria, lumayan buat refrensi. Setelah kami berbincang-bincang dan ternyata juga ada Maria. Aku dan Risang kembali ke sanggar, setelah ku lihat laptopku ternyata Auto Cad Electrical 2015 yang ku download 2 hari selesai juga. Setelah mencoba menginstal etap, Tito datang ke sanggar.

Kami bertiga pergi ke rumah Tito. Bermodal beberapa minuman segar dan gorengan hangat, kami bermain karambol sembari bercerita macam-macam. Dari masalah kuliah, hubungan, sampai masa depan. Tak terasa hari sudah malam, aku dan risang hendak pulang, namun ternyata ban risang bocor. Di tengah gerimis kami pergi mencari tambal ban, beruntunglah tak jauh dari sana ada tukang tambal ban. Dan hujan pun turun dengan deras kami bertiga terjebak hujan sembari menunggu ban selesai ditambal. Tapi karena sepertinya yang bocor adalah bekas tambalan, bannya masih sedikit gampang kempes. Aku dan risang pun akhirnya mencoba nekat pulang ke tembalang. Menerobos hujan yang mulai mereda, kamipun sampai tembalang dengan selamat.

Tuesday, 17 November 2015

344 Hari Menuju Wisuda

15 November, efek kopi yang dibuat oleh Tio sore itu kuat sekali. Aku baru bisa tertidur kurang lebih pukul 3 pagi. Paginya aku bingung mau ngajak dia gereja apa gak. Aku coba ajak aja, ternyata dia mau gereja sama keluarganya, ya sudah akupun pergi ke gereja seorang diri. Sampai di gereja rasanya mengantu sekali. Sepulang gereja untuk menghilangkan rasa kantuk aku memutuskan berjalan ke beskem untuk menghadiri rapat POR PRMK FT, tahun ini anak-anak hangout sudah bergabung dalam angkatan old crack. Setelah rapat por, dilanjut rapat koperasi, sayang sepertinya koperasi kami ini serasa dibunuh perlahan karena tak jua menghasilkan profit. Akhirnya kami memutuskan vakum 1 minggu. Selepas rapat aku pulang dan tidur siang.

Sore harinya tanganku semakin merindukan gitarku. Aku mencoba mencari hiburan dengan cara lain, hingga akhirnya tertidur lagi. Aku bangun hari sudah cukup gelap, Tio dan Arda pergi ke gereja. Malam harinya aku di kabari Tio untuk menyusul ke bebek barokah. Ternyata ada Martin dan Maria di sana, Martin cerita dia bisa pulang lama karena ada pertandingan tenis dan dia gak bisa ikut main. Mungkin ini jalan Tuhan dalam membantuku mengerjakan tugas akhir.

Sepulang makan aku dan Tio menyempatkan menonton film berjudul senyap. Film ini dilarang diputar di Indonesia. Aku pun mendapatkan linknya dari temanku yang kuliah di luar negeri. Film ini adalah film kedua besutan sutradara Joshua. Film pertamanya yang berjudul Jagal "Act of Killing" dan film keduanya Senyap "The Look of Silence" mendapatkan banyak penghargaan di dunia perfilman internasional. Dari kedua film tersebut Joshua mencoba mengungkapkan pergeseran sejarah yang terjadi di Indonesia. Serta pernah adanya peristiwa pembantaian besar-besaran di Indonesia yang juga setara dengan pembantaian kamp konsentrasi Nazi. Sementara itu banyak pelaku pembunuhan tersebut yang masih hidup sampai sekarang dan menjabat posisi-posisi penting dipemerintahan. Memang sejarah adalah zona abu-abu yang gak banyak orang ketahui. Hanya mereka yang benar-benar hidup saat itu yang tahu cerita seutuhnya.

Sunday, 15 November 2015

345 Hari Menuju Wisuda

14 November, hari yang spesial itupun tiba. Aku bingung harus berbuat apa. Sampai aku teringat sebuah ide lawas. Aku pake aja deh, sedikit memalukan memang, tapi jika itu bisa membuatnya tersenyum, gak apalah. Sebenarnya aku pingin ngajak dia gereja bareng tapi sepertinya ada acara sama keluarganya ya udah deh, kangennya ditahan lagi.

Masih berurusan dengan laptop, karena windows ku jadi 64 bit, etap yang mau aku pakai jadi sedikit ribet. Karena harus menggunakan virtual box buat instal windows 32bit. Namun entah kenapa virtual boxku gagal terus. Sampai akhirnya aku sedikit menyerah. Aku bertanya pada sobatku Risang, dia menyarankan memakai versi terbaru yang etap 12. Setelah itu aku googling tapi gak nemu, dan sekalinya nemu filenya lumayan besar ternyata. Lalu aku mencoba bertanya, tapi ternyata yang punya udah gak di semarang. Hingga ternyata sobatku satu lagi, yaitu Maria, masih punya, meskipun ada di laptop Martin, tapi ternyata Martin juga lagi di semarang. Ya ampun beruntung sekali, rasanya minggu ini penuh ekspektasi tak terduga.

Pagi ini tiba-tiba saja aku diajak basketan, lama sudah tak bermain, akupun berangkat ke FSM. Meskipun udah agak kesiangan sih. Bermain kurang lebih 2 jam, kamipun pulang. Tapi sepertinya hari ini aku terlalu over exercise. Pulang-pulang badanku pegal semua. Sorenya sanggar di datangi makhluk sejenis Mardy. Ya dia bercerita kalau dia sudah dapat panggilan dari perusahaan tempat dia mendaftar. Katanya dia akan pergi ke kalimantan. Setelah berbincang lama dengan kami di sanggar diapun pulang.

Setelah itu tidak ada banyak kejadian spesial, hanya saja ada perasaanku yang tertahan. Supaya bisa tidur nyenyak, aku memutar playlistku di youtube sampai aku tertidur.


Friday, 13 November 2015

346 Hari Menuju Wisuda

13 November, hari jumat yang cukup sejuk. Tiba-tiba terbesit untuk berjalan saja nanti ke kampus. Membeli sarapan di bu Marnik, sebuah tempat jajanan murah yang buka tiap pagi. Mengawali pagi dengan sebungkus nasi kuning, di tambah lauk martabak isi makaroni, dan disempurnakan dengan sebungkus susu kedele coklat, menyempurnakan pagi itu. Seperti biasa aku mencoba tetap terhubung dengannya. Jam menunjukan pukul setengah sepuluh pagi, aku mulai bersiap dan berangkat. Ditemani playlist lagu di tabku, aku melangkah meninggalkan sanggar. Mengambil rute melalui iwenasari nyebrang masuk gang yang aku gak tau namanya, memilih melalui jalur fastindo karena lebih menurun. Tak terasa memang, mungkin karena udara yang segar pagi itu dan angin yang menyejukan membuat rasa lelah tak begitu terasa.

Tibalah ditanjakan Undip, di sini baru benar terasa melelahkannya. Selepas dari tanjakan hanya tersisa jalan landai. Kuambil rute belakang masuk lewat gedung kuliah bersama. Mampir sejenak ke kantin hendak membeli aqua, hingga ketika ku cek tasku, aku lupa membawa dompet. Oh, my God, aku terpaksa menahan dahaga yang luar biasa itu. Mampir sebentar ke dalam ruang kelas yang kosong, sembari menikmati dinginnya AC ruangan kelas, aku bertanya di mana Tito berada. Ternyata Tito sudah berada di kampus, dia sedang di Lab Kontrol. Aku menghampirinya dengan maksud bertanya apakah dia punya air, atau paling gak aku minjem uang dulu. Ternyata di dalam itu masih ada air-air sisa tak bertuan, kusikat saja, lega rasanya. Aku dan Tito pun langsung menuju ke kelas. Ternyata rasa lelah tadi berefek panjang, aku sedikit mengantuk di dalam kelas. Belum lagi baju kaosku yang agak basah tertiup AC yang dingin, sepertinya membuat badanku sedikit masuk angin. Niat mencari sehat malah dapat penyakit. Owh ya, ternyata dengan kecepatan berjalanku, hanya butuh waktu 25 menit dari sanggar mencapai kampus elektro.

Sepulang kuliah, aku makan di pak karnoto bersama tito. Tahu campur jadi menu andalan selalu. Setelah balik ke sanggar, ternyata internet masih off. Niatku menginstal etap harus tertunda, karena aku tak punya virtual box. Akupun sedikit penasaran, dengan dia yang sekarang mengisi pikiranku. Beruntunglah percakapanku tadi pagi masih berlanjut, aku ingin mengajaknya pergi nyusu, tapi ternyata dia sedang sakit. Aku mengurungkannya dan menyarankannya untuk beristirahat saja. Akhirnya juga aku bercerita pada seorang sahabat tentang hubunganku yang satu ini. Besok adalah hari yang spesial, tapi aku belum tahu apa yang harus kulakukan. Aku rasa sesuatu akan terjadi besok, cukup percaya dan berdoa saja. hahaha

347 Hari Menuju Wisuda

12 November, fall in love is like ecstasy, mungkin perasaan itu yang mengawali pagiku hari ini. Hari ini tak ada kuliah, sehingga hariku menjadi sangat senggang. Kemarin ternyata terdapat kabar bahwa uskup Mgr. Pujo Sumarto wafat. Ya aku sudah tahu beliau semenjak di purwakarta dulu, karena beliau juga sempat menjadi uskup di katedral Bandung. Aku tak begitu banyak mengetahui tindak tanduk beliau semasa hidup, namun aku mendengar banyak cerita bagus di dalamnya. Semoga saja monsieur bisa beristirahat dengan tenang.

Still with the same feeling. Aku ingin sekali mengetahui kabarnya, akupun menanyakannya, hampir seharian aku chatting sama dia. Ternyata sesuai dugaanku dia pasti bosan dengan pembekalan itu. Di saat yang bersamaan aku mengobrol dengan Eva anak arsitektur 2015 yang jadi korban kejailanku dan Tito waktu retret kemarin, ternyata Line kami beneran di addnya. Ternyata 2015 hari ini akan mengadakan rapat follow up. Wow! Cepat sekali pergerakannya. Malam hari aku menyempatkan diri mengunjungi beskem, ternyata rapatnya malah di warung, ya sudah aku pulang lagi.

Owh ya, hari ini laptopku kelar juga, langsung aku gas instal semua aplikasi penunjang TA ku. Akhirnya laptop lama rasa baru tercipta. Dengan RAM 4gb, laptopku jadi gak lemot-lemot lagi.

Wednesday, 11 November 2015

348 Hari Menuju Wisuda

11 November, Hari ini pagiku sedikit lebih cerah, sepertinya efek nikotin sudah lewat. Hari ini jam sebelas aku berangkat ke kampus untuk kuliah kalkulus. Setibanya di kampus kudapati ruangan yang masih terkunci. Kucoba bertanya pada teman-temanku, ternyata kuliah kalkulus hari ini kosong. Sedikit kecewa memang, di saat aku sedang semangatnya kelas malah kosong dan juga aku jadi buang-buang bensin dengan percuma.

Pulang dari kampus aku hanya menghabiskan waktu senggangku dengan mendengarkan musik. Berhubung laptop rusak, tak banyak hal yang bisa kukerjakan. Siang aku menumpang masak di beskem PRMK FT karena air di sanggar benar-benar habis. Jam 2 aku diajak arda pergi menonton basket. Sambil membunuh waktu aku bermain gitar sejenak, selagi di beskem. Jam 2 pun tiba, aku pulang ke sanggar untuk ganti celana, namun karena jumlahnya ganjil akupun mengurungkan niat, aku bakalan buang-buang bensin lagi nanti. Aku memutuskan untuk mengambil laptopku saja, karena disaat yang sama aku mendapat kabar kalau laptopku telah selesai.

Akhirnya laptopku datang juga. Sensasi menggunakan laptop baru langsung kurasakan. Sejenak aku teringat bapakku pernah memberiku standar IEC. Kucoba membuka-buka folderku, dan ketemulah IEC versi rar. Aku memohon dalam hati semoga standar yang kucari ada. Dan ternyata IEC 60255 terdapat di sana, senang sekali rasanya. Memang pepatah apa yang kamu cari selalu di depan mata itu gak salah. Belum hilang rasa senangku tiba-tiba laptopku BSOD. Ku ulangi lagi, dan terus terjadi lagi. Aku memutuskan untuk mengembalikannya ke tempat servisan. Ternyata RAM baru tidak seimbang dengan RAM lama. Akhirnya laptopku harus menginap lagi.

Sore ini hujan cukup deras, warung mie ayam depan rumah menjadi pelampiasan rasa laparku. Malam ini aku bingung mau belajar apa. Akhirnya kuputuskan mengerjakan tugas Rangkaian Listrikku saja. Tugas ini mudah sekali, mungkin efek kebanyakan ngulang aku jadi paham ya, haha.

Tiba-tiba saja aku malam ini kangen seseorang. Kuajak dia untuk berenang. Wow, responnya positif sekali. Namun sayang hari kamis dan jumat dia sibuk sekali. Dia menceritakan padaku bagaimana lelahnya dia. Aku menjadi kasihan, aku ingin membantunya mengerjakan tugasnya kalau bisa. Entah mengapa malam itu aku ingin sekali melihat wajahnya. Kuputuskan untuk membelikannya sedikit penambah semangat. Namun setibanya di depan rumahnya perutku mulas sekali, sempat berpikiran untuk mengurungkan niat. Tapi rasa kangenku gak ketahan lagi. Aku mengobrol dengannya melalui line padahal aku persis di depan rumahnya. Sampai tiba-tiba tetangganya mencurigaiku sebagai maling, kuminta supaya dia keluar. Melihatnya tertawa seolah sedikit melegakan, kamipun mengobrol di depan rumahnya. Karena sudah malam aku tak mau berlama-lama, kasian dia juga banyak tugas. Meskipun pada akhirnya dia memintaku supaya snacknya buat aku saja, aku sudah cukup senang bisa bertemu dengannya. Aku memang bukan orang yang senang memaksa. Sampai di sanggar aku bertanya-tanya sendiri apa yang baru saja kulakukan, dan sedikit gak nyangka orang kayak aku bisa kayak gitu, sambil ketawa-ketawa gak jelas. Terima kasih banyak Tuhan untuk hari ini. 😄 😄

Tuesday, 10 November 2015

Some Random Shit

Sometime I woke up late night just starring at the ceiling of my room. I wonder is there someone out there who miss me? Or I just somebody that's passing by in everyone memories. Thinking about my grade, really didn't motivate me enough to face the uncertain future. I'm just miss to talk with someone so late in the night. But I don't feel anyone could understand me. Sometime it's really tired to keep my smile on, when I'm not fine at all. And all of my prayers doesn't seem encourage me. All I can do just writing down this damn blog with trash and unintended word. But that's not enough, there's still a ton of thought that's stuck at my head. Like anyone will care. I guess i just have to keep moving on, to see how it will end.

349 Hari Menuju Wisuda

10 November, hari ini bertepatan dengan hari pahlawan. Seperti selasa biasanya pagi-pagi aku disibukan dengan tugas sistem linier. Kuliah pukul 8 aku baru mengerjakan tugasnya setengah 8. Sudah 2 minggu belakangan ini aku memahami mata kuliah sulit yang satu ini. Sepertinya usahaku untuk belajar mulai menunjukan hasilnya. Sepulang dari kampus, aku lanjut memperbaiki laptopku dan juga melakukan sedikit upgrade dengan menambah RAM. Setelah itu aku berbelanja kebutuhan bulanan di ADA, ternyata benar saja jauh lebih murah daripada ketika dulu berbelanja di hypermart bareng hayu. Tidak ada yang special hari ini, hanya saja buku nat geo edisi bulan ini sudah terbit dan isinya sangat menarik. Menambah wawasan seputar perubahan iklim. Di saat orang Indonesia berharap dapat menggunakan nuklir sebagai pembangkit, di Jerman sana sistem pembangkitan dengan nuklir sudah mulai dikurangi dan diganti dengan sumber listrik hijau. Semoga saja pemerintah kita bisa belajar banyak dari Jerman dan ikut berperan serta dalam menanggulangi perubahan iklim yang terjadi. Sepertinya hari ini aku sudah kembali ke moodku biasanya, jika Tuhan memang sayang denganku dia tak akan membiarkanku sendirian, biarlah semua permasalahan ini kuhadapi sendiri, karena dari permasalahan-permasalahan ini aku yakin disiapkan Tuhan untuk membuatku lebih tangguh dengan menyelesaikannya seorang diri.

Perubahan Iklim

Hanya sedikit pemikiran di sore ini. Aku senang sekali membaca nat geo magazine, karena isinya seperti ensiklopedia mini yang terbit tiap bulannya. Banyak sekali pengalaman baru dan menarik yang kudapat dari majalah kecil itu.

Seperti bulan-bulan sebelumnya Tio membawakan lagi edisi spesial bulan November ini. Ada satu hal yang membuat buku ini menjadi sangat unik di bulan november ini. Jika biasanya nat geo selalu menampilkan gambar-gambar apik sebagai covernya, bulan ini mereka hanya menampilkan quote, "Maaf, tak ada gambar indah untuk perubahan iklim."

Menarik sekali memang, namun memang tak dapat dipungkiri, itu memang benar adanya. Seperti yang kita ketahui bersama perubahan iklim skala masif sedang terjadi di abad 21an ini. Polusi merupakan penyumbang terbesar hal tersebut. Perusakan lingkungan hidup yang banyak terjadi di negara-negara berkembang seolah menambah keruh dampak tersebut.

Indonesia sebuah negara yang dulu dikenal dengan zamrud khatulistiwanya karena wilayahnya yang hijau, sekarang tengah terancam. Banyaknya hutan yang beralih fungsi lahan, membuat indonesia tak seindah dulu. Bahkan tak jarang juga hutan yang tersisa dan dilindungi sekalipun ikut rusak oleh sampah.

Masih ingat jelas tahun 2012 lalu saat film berjudul 5cm yang dibintangi oleh pevita pearce melejit di bioskop indonesia. Di satu sisi film tersebut memang sangat menarik untuk disaksikan, namun di sisi lain, film tersebut membuat semacam trend booming. Di mana-mana orang-orang khususnya anak-anak muda berlomba-lomba mendaki gunung, bahkan gunung semeru yang menjadi latar film tersebut yang paling besar terkena dampaknya. Tak lama berselang banyak gunung-gunung yang ditutup karena membludaknya sampah dan rusaknya alam.

Ternyata memang benar, bagaimana manusia hanya ingin enaknya saja. Mereka mendaki entah hanya untuk sekedar sensasi atau eksistensi di dunia maya, dengan foto-fotonya, tapi jika selama mendaki mereka masih meninggalkan sampah buat apa? Benar saja kata quote di buku ini. Banyak pendaki saat ini lupa akan peraturan tradisional yang dipegang sejak dulu, jangan meninggalkan apapun selain jejak dan jangan mengambil apapun selain gambar dan cerita.

Perubahan iklim memang sulit untuk dibendung seorang diri. Dibutuhkan kerjasama dari berbagai macam lapisan masyarakat. Hal tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dengan menghemat energi, membuang sampah pada tempatnya, dan ikut merawat alam sekitar. Jika kita tidak memulai sekarang, apakah kamu rela melihat anak cucumu menderita karena kamu saat ini sibuk mencari uang untuk mereka?

350 Hari Menuju Wisuda

9 November, pagi ini aku terbangun dengan badan rasanya cukup lelah, padahal kemarin retret cuma jadi peserta doang. Kupaksakan badan ini untuk berangkat ke kampus, untunglah dosennya hari ini yang santai, lebih banyak membacakan slide. Udara tembalang sedingin pagi ini sudah lama tak kurasakan. Sepulang dari kampus ternyata sore ini akan ada rapat. Mencoba istirahat sejenak menghabiskan siang hari dengan membaca novel life of pi ku yang belum selesai. Rasanya minat untuk membaca novel belakangan ini lebih tinggi daripada membaca buku pelajaran atau refrensi tugas akhir. Tanpa ku sadari jam sudah menunjukan pukul 3 saat tiba-tiba pandhu datang ke sanggar.

Aku menebeng pandhu ke beskem. Sore ini rasanya kepalaku pusing sekali, mungkin efek ketergantungan nikotin belum hilang dan efek kelelahan juga ikut memberi dampak. Sesampainya di beskem kuambil gitar yang menganggur. Lama juga aku tak memainkan gitar, semenjak gitarku dipinjam satu-satunya cara untuk bermain adalah pergi ke beskem. Sebenarnya gitar satu lagi ada di sanggar, tapi karena tak ada yang mau nemenin beli senarnya ke bawah jadi malas juga buat beli. Hari ini moodku juga sedang tidak bagus, selama rapat aku hanya bermain gitar, dan sedikit sekali mengerjakan sesuatu. Sepertinya perasaanku kemarin belum benar-benar hilang, bahkan dalam keramaian seperti itupun aku tetap merasa tak utuh. Aku memilih untuk menyendiri, mencoba mengungkapkan semua hal yang kupendam dengan lagu. Tapi rasanya pun tak ada lagu yang dapat mengungkapkan itu to semua. Sedikit menjahili temanku pun tak membuat diriku merasa baikan. Bahkan keramaian itu tiba-tiba menjadi menjemukan. Ibuku meneleponku pun ku jawab seadanya, aku benar-benar merasa sendirian saat itu, aku memiliki banyak sekali permasalahan dan tak tahu harus bagaimana. Aku iri sekali melihat Ilga yang masih bisa bertanya dengan susan dan pingkan. Aku tak pernah menceritakan permasalahanku pada siapapun, aku tak yakin mereka sanggup mendengarnya, aku tak mau membebani orang lain dengan masalahku. Terkadang aku berpikir aku baru bisa lega jika aku mati saja.

Monday, 9 November 2015

351 Hari Menuju Wisuda

8 November, Terbangun karena aula mulai ramai, aku berjalan ke villa kudus, kulihat sudah ada beberapa temanku yang terbangun dan duduk di sana. Acara pagi itu adalah sarapan dan misa. Aku sedikit malas untuk sarapan karena kupikir akan misa, aku pun memutuskan untuk mandi saja. Setelah mandi, aku diberi tahu kalau ternyata tidak jadi misa melainkan ibadat. Hingga ternyata aku juga dikabari kalau HPnya susan rusak tertimpa dispenser, dan sepertinya ilga, maria, dan emon bingung harus bagaimana. Karena menurutku seharusnya wiliam dan dwaldes diberi tahu apapun alasannya, karena setidaknya mereka yang berbuat. Akhirnya aku pun mencoba memberi tahu wiliam, sebenarnya aku bingung harus bicara seperti apa, tapi sepertinya penyampaianku benar, dan William juga cowok yang berani bertanggung jawab.

Setelah itu aku mencari sarapan, awalnya aku ngikut yang cewek-cewek karena ku kira mereka mau mencari sarapan juga, ternyata mereka hanya jajan saja di cafeteria. Ya sudah aku berpisah dari mereka, aku menuju keluar ke deretan PKL di depan kompleks. Sendirian lagi,hmm, aku berpikir jika teman-temanku saja yang sudah mengenalku cukup lama tidak nyaman jika harus berdua denganku, bagaimana dengan mereka yang baru mengenalku. Selama retret ini aku tak banyak bicara, tak banyak berkenalan, karena aku merasa akan percuma saja, toh ujung-ujungnya ya aku yang bakal sendirian lagi. Setelah puas menyendiri aku kembali, ternyata ibadat sudah hampir selesai.

Aku masuk ke aula saat pemilihan ketua follow up. Banyak juga yang berani maju ke depan. Bahkan ada seorang cewek yang mengajukan dirinya sendiri. Namun pada akhirnya Titian lah yang terpilih. Aku berharap apa yang mereka dapatkan selama di retret ini dapat membantu mereka dalam melaksanakan follow up nanti. Dan semoga saja semangat mereka itu benar-benar nyata.

Akhirnya kami pun pulang, dengan menumpang mobil tawang lagi kami kembali ke banyumanik dan sampai rumah masing-masing dengan selamat.

352 Hari Menuju Wisuda

7 November, Pukul 12 malam aku dan arda pergi ke tempat retret di pemandian air panas Greenland gonoharjo. Karena jalanan sepi, hanya butuh waktu setengah jam saja, bahkan selama perjalanan aku bermain satu game duel otak. Setibanya di sana aku melihat panitia sedang mengadakan evaluasi hari pertama.

Sembari duduk di pondokan, aku dan arda bercerita-cerita seputar zaman follow up dulu, mengenang masa-masa mengerikan dulu 😂. Bagaimana tidak mengerikan, tenda kebanjiran karena hujan lebat, hanya pos ronda yang bisa dipakai sebagai tempat berteduh. Dibandingkan situasi saat itu, keadaan hari ini jauh lebih baik. Namun malam pertamaku disini tidak begitu menyenangkan, karena sepertinya perutku sedikit sensitif dengan udara dinginnya, malam panjangpun kulewati dengan menghabiskan waktu di kamar mandi.

Pagipun tiba, aku bersama arda turun ke bawah untuk menjemput teman-teman kami di banyumanik. Kita sudah janjian untuk berkumpul di rumah Ilga. Sesampainya di rumah ilga, sembari menunggu yang lain datang, aku dan Arda memutuskan untuk kembali ke sanggar untuk mandi dan mengambil tas yang kutinggalkan karena khawatir kehujanan kemarin. Setelah kumpul semua akhirnya kamipun berangkat, dalam perjalanan terjadi kejadian unik di mana kami kebingungan mencari pembuka tanki mobil ertiga. Setelah menelepon pundhi akhirnya kami menemukannya.

Sampai di sana, ternyata outbound belum mulai, setelah sarapan dulu, kami pun bergerak untuk menyaksikan outboundnya. Ada satu game yaitu spider web di mana aku ditumbalkan anak-anak alumni untuk lagi-lagi bermain spider web. Dengan susah payah ternyata mereka berhasil melewatkanku dari jaring. Setelah itu kamipun membuat pos bayangan, gamenya kami buat berbeda-beda. Sampai pada tim terakhir kami kerjain dengan menutup mata dan meninggalkan mereka. Lalu hujan pun turun, lalu kami semua pun berlari, namun saat kulihat sepertinya rombonganku ada kurang, aku sedikit melambat untuk mencari tahu siapa yang tertinggal, ternyata ada Ilga dan susan di belakangku, kuputuskan untuk berjalan pelan-pelan saja di depan mereka, karena sepertinya mereka sedang mengobrol, aku tak mau mengganggu obrolan mereka. Tapi  saat kulihat ke depan, sudah tak ada siapa-siapa lagi, tiba-tiba perasaan ditinggalkan itu datang lagi, beruntunglah saat itu hujan, aku mencoba mengingatkanku diriku untuk tetap kuat dan menjalaninya sampai akhir. Hingga akhirnya jalanan menjadi rame karena bertemu dengan rombongan peserta dan panitia, tapi tetap saja itu tak mengubah sepiku.

Setelah tiba di cottage aku memutuskan untuk duduk di selasar, Mencoba menikmati udara sendu sore itu. Aku menyaksikan dengan iri betapa bahagianya wajah-wajah maba itu, menjalani semuanya dengan santai tanpa memikirkan suatu apapun. Aku mengingat lagi diriku yang lama, yang gak berprasaan, hanya mengejar target dan keuntungan diri sendiri. Apakah jika aku tetap menjadi seperti itu hidupku akan lebih baik? Aku tahu menyesal tidak akan menyelasaikan apapun. Beruntunglah chris, acan dan tito menyadarkanku dari pemikiran tersebut, dengan mengajakku berendam air panas. Aku lupa tujuan awalku kemari untuk menikmatinya dengan bahagia. Belum juga kami mulai berendam, Johan memberitahuku bahwa ada sesi temu alumni jam 5 sore. Akupun bergegas memberitahu yang lain, dan segera berendam.

Akhirnya tiba giliran kami untuk mengisi acara temu alumni. Acara kami buka dengan game as i walk. Dilanjut perkenalan tiap alumni yang datang, meskipun aku sendiri belum merasa begitu pantas disebut alumni. Lalu sesi pun silanjut dengan sedikit membagi cerita selama kepengurusan. Acarapun dilanjut dengan makan malam bersama. Di sana aku dan tito berkenalan dengan Eva anak arsitektur yang ternyata teman smpnya tawang dan david. Selepas makan acara dilanjut pensi, namun karena sudah lelah aku memutuskan tidur di kamar.

Malam puncakpun tiba, aku dan kawan-kawanku menyaksikan acara tersebut dari belakang lingkaran. Dibuka dengan game as i walk, dilanjutkan dengan penanaman nilai kebersamaan dalam prmk. Beruntunglah malam itu tidak hujan, untuk ukuran mereka - tim malam puncak- yang kurang matang, pembawaan mereka di tengah cukup baik. Banyak sekali peserta yang cukup aktif dalam malam puncak itu, ada Titian, Ingrid, Bram, Feranda, dan masih ada beberapa lagi yang aku sedikit lupa namanya. Setelah malam puncak acara dilanjutkan dengan pembasuhan kaki.

Ini adalah pembasuhan kaki pertamaku, tiba-tiba aku teringat saat aku maba yang membasuhku dulu adalah martin. Ternyata membasuh kaki tidak semudah yang terlihat, awalnya aku sedikit gemetar dan bingung harus melakukan apa. Pada akhirnya aku terbiasa juga, ada sedikit rasa sedih, karena ini adalah retret terakhirku sebagai mahasiswa, dan aku takut sekali untuk meninggalkan tempat ini, aku khawatir jika aku harus meninggalkan mereka. Setelah pembasuhan beberapa dari kami ada yang pergi mencari makan, dan ada yang langsung tidur. Akupun setelah makan langsung tidur di aula.

Sunday, 8 November 2015

353 Hari Menuju Wisuda

6 November, Mengawali pagi dengan sedikit migrain, tidak menghalangiku untuk ke kampus. Sepulang kuliah aku mencoba melihat kondisi beskem di hari H retret ini. Saat aku tiba di sana, aku bertemu dengan anak-anak acara yang akan berangkat. Meskipun tidak seramai yang ku kira, namun ternyata memang sudah ada yang berangkat terlebih dahulu. Maba Industri yang katanya berhalangan pun ternyata tetap bisa hadir dari awal. Hanya maba elektro yang menyusul pada pukul 8 malam nanti karena mereka harus mengikuti LKMM PD terlebih dahulu.

Aku mendapat kabar jika yang bertugas menjemput maba elektro nantinya adalah william, namun pandhu memberi tahu jika bukan william melainkan rei, namun sungguh tak terduga ternyata yang datang adalah tawang. Aku dan arda di jam yang sama hendak berangkat ke retret, namun karena hujan kami mengurungkan niat dan memilih untuk tidur lebih dahulu.

Thursday, 5 November 2015

354 Hari Menuju Wisuda

5 November, Mengawali hari ini dengan menemani tim malam puncak untuk melakukan simulasi. Aku,  Chris,  dan Arda mencoba mencari tahu tentang sejauh mana pencapaian yang telah dilakukan oleh tim malam puncak. Meskipun agak sulit sebenarnya tim ini sudah mempunyai suatu pegangan tentang tujuan apa yang ingin dicapai oleh tim pada acara malam puncak tersebut. Setelah agak berputar-putar sedikit akhirnya tim malam puncak saat itu sudah mengetahui step apa saja yang perlu dilakukan, hingga akhirnya dimulailah simulasi tersebut. Simulasi yang kasar ini memang belum memberikan hasil yang semestinya tapi paling tidak kami ingin menanamkan bahwa simulasi itu suatu hal yang sangat penting, selain paling tidak menambah sedikit jam terbang juga, membuat mereka dapat melihat gambaran apa yang selama ini miss dari pembahasaan yang mereka lakukan saat ini. Simulasi berlangsung hingga pukul 5 pagi, karena kondisi juga sudah kelelahan maka simulasi dihentikan. Aku memang pernah berkata, untuk tidak terlalu terlibat dalam permasalahan kepengurusan, tapi melihat yang kau sayangi dalam kondisi seperti itu, aku tidak cukup tega untuk memalingkan wajahku, mengingat waktu yang sangat mepet dengan kondisi seperti ini seseolah memaksaku untuk menolong mereka meskipun mereka tidak memintanya.

Sepulang dari sana akupun langsung terlelap di kasurku. Belum lama aku memejamkan mata, ibuku meneleponku untuk memberitahuku bahwa beliau dan bapak mau ke semarang. Cukup mengejutkan memang, sesaat otakku berpikir keras, ditengah rasa kantuk dan lelah, aku dibingungkan masalah seperti ini. Di satu sisi aku sudah berjanji dengan teman-temanku untuk datang retret, di sisi lain akupun sangat rindu dengan kedua orang tuaku. Tapi karena aku sudah berjanji dan lelaki harus memegang janjinya, akupun memilih untuk tetap datang retret. Untunglah ibuku memahaminya, namun mungkin ibuku merasa ada yang aneh dengan diriku dia bertanya, kenapa jam segini baru bangun dan suaraku terdengar parau, aku tak dapat menceritakan yang sebenarnya pada beliau, karena aku tak mau membuatnya cemas, aku hanya menjawab jika sedang kena gejala flu saja. Beliaupun memberiku masukan untuk tetap jaga kondisi, setelah selesai akupun lanjut tidur lagi. Belum lama aku tertidur lampu mati, dan aku sangat tidak bisa tidur dalam keadaan panas. Akhirnya aku terpaksa mengampus dalam keadaan setengah sadar. Sepulang kuliah aku lanjut ke bawah ke Roemani untuk mengecek persewaan mobil di sana. Namun sesampainya di sana ternyata tempatnya tutup.

Kembali ke atas, aku mampir sebentar di beskem, setelah puas bermain gitar aku kembali ke sanggar. Rasa kantuk yang kuat membuatku tertidur. Namun aku terbangun saat Chris datang untuk menumpang menitipkan mobil, karena di beskem parkirannya sudah penuh. Lalu saat aku melihat tab ternyata ada kabar gembira hadir, ternyata Tawang mau meminjamkan mobilnya. Beruntunglah kami tidak jadi menyewa. Ketika agak sedikit malam aku kelaparan, aku pergi ke burjo, dan tiba-tiba saja hujan turun cukup deras. Hujan yang sudah lama tidak kurasakan akhirnya malam ini turun untuk pertama kali. Aku jadi semakin khawatir dengan anak-anak pengurus retret. Semoga saja hujan ini adalah sebuah pertanda baik.

355 Hari Menuju Wisuda

4 November, Hari ini aku tidak ada kuliah, kuliahku diganti esok kamis jam 1. Sepulang kuliah, aku diajak Arda menyaksikan Liga Basket Mahasiswa di Gor Satria. Karena hari itu Anggi, adiknya Arda bermain mewakili Undip. Hari itu tim basket putri Undip melawan tim basket Uksw. Ternyata lumayan juga untuk cuci mata, di tim Undip sendiri ada Wohoon pemain bernomor 8 posisi Center, dan di Uksw ada Laura dan Feronica di posisi Guard. Permainan berlangsung menarik dan sengit, di quarter pertama Undip sempat tertinggal 10 angka. Namun berkat akurasi tembakan tiga angka yang dilakukan Kharisma - shooting guard- Undip berhasil mengejar ketertinggalan, dan memaksa skor imbang di akhir Q2. Memasuki Q3 Undip bermain lebih agresif lagi mereka tidak ingin kehilangan momentum permainan, dan terbukti pada akhir Q3 Undip memimpin jauh 12 angka. Di Q4 Uksw berhasil lepas dari tekanan dan berusaha mengejar defisit angka tersebut, namun sampai akhir pertandingan tim putri Undip berhasil mempertahankan keunggulan dan keluar sebagai pemenang. Anggi sendiri tercatat berhasil meraih 6 point 3 rebound 2 steal, dan 2 turnover sekaligus 2 foul dalam waktu bermain kurang lebih 10 menit.

Setelah menyaksikan pertandingan itu, karena merasa sayang dengan tiketnya yang seharga 15 ribu, kami memutuskan menyaksikan lagi 2 game setelahnya. Lalu kamipun kembali ke tembalang. Aku diajak Arda makan mie yamin yang enak katanya, tapi ternyata  memang enak di dekat kosnya susan. Selagi makan aku kepikiran ninin dan gitarku, lalu aku mencoba menghubunginya entah mengapa aku yang hanya ingin menanyakan kabar gitarku saja tiba-tiba percakapan malah meluas ke hal yang lain. Bahkan aku sendiri bingung kenapa masalah-masalah tersebut kuceritakan padanya, maafin aku nin, kamu jadi harus dengerin cerita-cerita yang gak penting kayak gitu. Yah aku tahu, semua orang punya masalahnya masing-masing makanya aku selalu menyimpan permasalahanku sendiri, karena aku tidak ingin membebankan mereka dengan permasalahanku. Tapi entah mengapa tadi aku kelupaan akan hal itu.

Lalu malam itu aku dan arda ke beskem hendak mengajak anak2 beskem untuk membuat forum rumah. Namun karena masih sibuk dengan retret maka kami mengurungkannya. Lalu pak chrispun mengajak untuk menemani anak malam puncak retret untuk simulasi di BCA.

Tuesday, 3 November 2015

356 Hari Menuju Wisuda

3 November, Hari ini aku kuliah sislin seperti biasa. Mata kuliah yang ku ulang untuk ke 4 kalinya ini, akhirnya mulai dapat kupahami. Bahkan saat pembahasan jawaban UTS pun hampir semuanya benar, hanya karena nomer 7 aku kehabisan waktu maka aku tidak dapat mengerjakannya. Sepulang dari kampus aku menyiapkan hari ini untuk membersihkan dan merapikan kamarku. Niatku setelah itu adalah mengerjakan skripsiku, namun karena ada satu standard yang kucari tak ada, maka mandek juga.
Sore ini sanggar kedatangan tamu tuo, yaitu mas Yudha. Mas Yudha bercerita jika dia sekarang sudah kerja di Net regional semarang. Dia baru saja meliput PJ sertijab Bupati Boyolali. Karena wifi sanggar tidak mumpuni untuk mengirimkan filenya ke kantor, akhirnya aku menemaninya ke beskem. Sempat terjadi kejadian unik, saat dia menanyakan kabar retret dan tak ada satu orangpun yang menjawab. Sekali nya ada yang tahu dia tak tahu apa-apa.
Setelah selesai mengirimkan filenya mas Yudha pun pamit undur diri. Aku merasa kalau beskem ini dalam keadaan yang kurang layak. Lalu akupun bercerita pada Pandhu, ternyata dia pun merasakan hal yang sama. Hal ini berawal ketika pagi Handphone emon menghilang dan tak ada satu orangpun di beskem yang membantunya mencari. Tapi ternyata hal itu tidak hanya ketika saat itu saja, tapi juga terjadi ketika hal-hal hampir serupa terjadi sebelumnya.
Akupun mengajak Pandhu untuk mengumpulkan tim beskem gondang Timur 4 untuk mengajak anggota beskem sekarang sarasehan. Di mana tujuan kami sesungguhnya untuk memberikan pandangan seputar beskem, serta mengetahui bagaimana pandangan mereka setelah tinggal kurang lebih 3 bulan di beskem. Namun hal tersebut terpaksa tertunda karena dirasa kondisi kurang memungkinkan.
Aku memang sebenarnya sudah tak mau terlalu ambil pusing dengan permasalahan PRMK saat ini, namun hati kecilku sepertinya berkata lain, semakin aku memalingkan diriku dari sini, semakin besar rasanya ingin kembali.
Akhirnya aku mencoba menyimak rapat malam puncak malam ini. Tapi karena terlalu lama dan tidak efisien, aku sedikit bosan. Untunglah ada gitar, karena beberapa hari belakangan ini tidak bermain gitar, rasanya saat menemukan gitar itu sangat menyenangkan. Mungkin segitu cerita untuk hari ini.

Monday, 2 November 2015

357 Hari Menuju Wisuda

2 November, Hari ini akhirnya kuliah lagi setelah kemarin libur UTS. Kuliahku hari ini Dasar Komputer dan Pemrograman, ternyata dosennya ganti, beruntunglah karena dosen ini sedikit lebih menyenangkan. Hari ini aku mencoba sedikit memperbaiki laptopku, namun sepertinya laptopku sudah cukup kesulitan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan. Mencoba menginstal semua aplikasi yang diperlukan untuk pembelajaran, hasilnya malah ternyata RAMnya sudah tidak mencukupi, sehingga sering nge hang. Aku berencana melakukan overhaul terhadap laptopku, karena rasanya juga pasta pendingin prosesornya sudah habis, belum lagi sepertinya bagian dalamnya mulai kotor. Padahal aku lagi semangat mengejar tugas akhirku. Sepertinya hari ini aku merindukan seseorang, entahlah atau ini karena efek samping tidak bermain gitar selama beberapa hari belakangan ini. Semenjak gitarku dipinjamnya, apa hatiku juga ikut terbawa?

Sunday, 1 November 2015

358 Hari Menuju Wisuda

1 November, November rain, but there's no rain, haha. Okay setelah puas tidur semalaman pagi ini aku bangun cukup pagi, mengawali hari ini dengan rosario, meskipun aku masih kurang satu hari. Pagi ini aku terbangun bingung mau ke gereja mana, akhirnya aku mencoba mengajak ninin, dan syukurlah masih ada yang mau nemenin gereja. Akhirnya kami gereja di Atmodirono yang jam 8.45, sepulang gereja kami makan di Misum Chang-chang lai. Setelah selesai makan kami pulang. Lalu aku melanjutkan perjalanan ke beskem PRMK FT untuk rapat koperasi. Saat aku tiba ternyata rapatnya sudah selesai. Baru juga duduk di beskem, tiba-tiba saja mbak Inka minta dijemput, omaigod! Baru balik dari banyumanik harus ke banyumanik lagi, belum lagi ternyata ada acara makan-makan. Waduh padahal abis makan. Ternyata gak sampe disitu aja, sampe sana aku harus ngabisin nasi 2,5 porsi, ayam 2 potong, sama telor 2,gilak.. Di sana aku dan anak-anak hangout membicarakan bagaimana kami akan berangkat retret, dan memesan babi panggang koh JW. Kalau tau makanya sebanyak ini tadi aku gak makan nasi goreng babi jumbo. Sepulang dari sana aku kembali ke sanggar, tidur siang hingga malam tiba. Pada malam hari, ternyata anak-anak sanggar dapet kiriman KFC, wah sepertinya hari ini emang bejoku, rejeki anak sholeh bangetlah. Rani dan Ajipun datang ke beskem untuk menariki sponsor dari Hangout Kemana, dan Sanggar. Mungkin hanya itu cerita hari ini, hari yang menyenangkan sekalipun melelahkan, sebelum senin memulai perkuliahan lagi.