Karena hidup ini terlalu panjang untuk tidak kita abadikan, aku menulis untuk membuat semua kenangan hidup ini terukir jelas, semuanya kutulis berdasarkan hati yang tulus.
Tuesday, 26 November 2019
Sunday, 24 November 2019
Peka
"Capeknya.." dia mulai menggerutu.
"Gimana gak capek, tiga hari kamu tidak tidur." Jawabku sedikit ketus.
Kulihat, dia memalingkan wajahnya ke arahku. Seperti orang yang sedang mengerjakan sebuah soal yang sulit, dia memperhatikan wajahku dengan seksama. Aku agak risih dengan pandangannya tersebut. Tak lama dia pun tersenyum.
"Ada apa, kamu sepertinya tampak kesal?"
"Bodo.."
Dia diam sejenak, lalu melanjutkan pembicaraannya. "Maaf ya, karena aku minta kamu buat ketemuan sama teman-temanku."
Mendegar perkataannya itu, aku malah semakin kesal. "Kamu tahu, aku tidak kesal karena sudah kamu ajak untuk ketemuan dengan teman-temanmu."
"Tempatnya atau makanannya kamu gak suka?" Dia seperti masih mencoba untuk menebak.
"Kamu, emang dasar gak peka ya." emosiku semakin menjadi.
Namun dia tetap tenang, dan mulai mengusap kepalaku dengan lembut.
"Maaf ya klo aku gak peka, coba ceritakan ke aku, dibagian mana aku tidak peka?"
Emosiku perlahan mulai mereda. Begitulah dia pikirku, sedari dulu tidak pernah berubah.
"Kamu itu, kenapa sih, gak pernah peka sama dirimu sendiri, apa coba maksudmu tadi bersikap seperti itu, kayak orang bego, pura-pura gak tahu hal sekecil itu, cuma buat apa? Jadi bahan tertawaan teman-temanmu, kayak gak ada bahan obrolan lain yang lebih berat apa?"
Mendengar ucapanku dia tampak terkejut, dia menunduk sejenak, lalu tersenyum kepadaku.
"Terima kasih ya, kamu memang yang paling mengerti aku." Dia mulai mengalihkan pandangannya ke arah taman. Lalu dia mulai bercerita, "Kau benar, orang jenius seperti aku, tidak mungkin tidak tahu hal sepele seperti itu, tapi kamu tahu kan aku orangnya seperti apa, aku hanya ingin mereka tersenyum, itu saja. Lelah? Jelas lelah, aku pun sering merasakannya, kadang aku benar-benar berharap, ada temanku yang menyadari sikap konyolku tersebut yang jelas-jelas tidak masuk akal itu, tapi rasanya memang tidak mungkin."
"Lalu kenapa kau masih bersama mereka?" Dia mulai mengembalikan pandangannya kepadaku, lalu dia tersenyum kembali.
"Kamu tahu, dulu, sebelum aku mengenalmu, mereka adalah orang-orang yang sudah menyelamatkanku dari kesepian. Aku tahu sekarang mereka mulai sibuk dengan dunianya masing-masing, dengan permasalahan yang mungkin aku sendiri tidak tahu itu apa, karena itu, jika aku bersikap seperti itu bisa membuat mereka tersenyum, aku tidak masalah."
"Apa memang tidak ada cara yang lain? Kau mungkin tidak merasa, tapi hal yang kamu lakukan itu sudah membuatku sedih, karena aku tidak ingin kamu diperlakukan seperti itu, mereka tidak pernah tahu apa yang sudah kamu hadapi, seberat apa hidupmu.." belum selesai aku berbicara, tiba-tiba saja dia memulukku.
"Terima kasih, sudah memperhatikanku sebaik itu, sudah menangis untuk aku yang tidak peka ini, kamu tahu, aku tidak masalah seluruh dunia tidak mengenal apalagi memahamiku, selama satu orang saja bisa memahamiku, bagiku sudah cukup, terima kasih sudah menjadi orang itu."
Gerimis perlahan mulai turun, menyamarkan air mata yang tiba-tiba mengalir dengan derasnya. Beruntungnya aku, memiliki dia yang tangguh dan baik hati ini.
Saturday, 23 November 2019
Monday, 11 November 2019
Cintaku Egois
Friday, 8 November 2019
Thursday, 7 November 2019
Monday, 16 September 2019
Sunday, 4 August 2019
26
Sunday, 28 July 2019
The longer I live the more I think that people who understands me, becoming less and less. It's not like I am afraid to be alone, it's just, I don't know to whom I might share all the thought I have in my mind. Maybe this one blog the only thing I have left that I can share everything on it.
I don't know if everyone did mistake me for someone else or what. They said I'm kind, I'm not selfish, I'm calm, I'm humble, I'm smart, and so much sweet things they said all about me, but did they not know, I don't deserve all of that. I am weak, I am a liar, I am stupid, I cried a lot, I am selfish, I anger a lot, I am envious to a lot of things, I am a fool that don't have the guts to show it all. I shallow it all by myself, I hate myself, I despised myself a lot. I envy everyone that were blessed with so much gift, yet they don't do a things to make it more better.
I am who born talentless, only can learn and learn so much, yet It only can get me so far, if being compared to one who gifted, I was nothing. I am really bad to know when to given up. I am empty inside, all the smile you look outside, just the face I choose you to saw, all the word I said only the voice I choose you to hear, all about me on the outside are artificial.
I love this woman, an old friends of mine, I tried so hard not to show it, for I don't know how long has it, right now, I don't know why, but she kinda turn cold toward me, and yeah it made me frustrated. I wish she just talked to me, If I'm bothering her, or it's just my mind start to play with my heart, or I don't know anything anymore, it's like the light and the dark inside me start arguing one with another, so I just put it all in this blog, hope they may find one peace full moment. I'm tired, is there anyone can help me to just lean my back for a short time, so I could start moving again, or maybe I was born to fight everything by myself, if that what it really is, so what the point I'm being with everyone, what the meaning all of this..
I am tired, so much tired..
Monday, 15 July 2019
Every single morning I wake up
I prayed to the Lord
To be grateful
For all the life
All the glory
That I had
Or yet to come
For all the help
He gave upon me
For His blessings
And protections
To everyone that matters to me
If something bad gonna happen to them
I beg Him, let it be me
Even if it's cost me, my life
I love every single one of them
My families, my friends
They the light that keep me sane
It's broke my heart
Seeing them suffering
So dear Lord, just let it be me
For all the worse they yet to bear
When my hands can't reach them
When I can't protect them all
Please keep them safe
Because only in You
I can rest all of my troubles
All the things that I can't do it alone
Tuesday, 18 June 2019
The Story You Dont Know
Since when I wonder,
Have I been chasing after you?
Somehow, please,
Don't be surprised and listen
to these feelings of mine.
Next to you, who was having fun,
I couldn't say anything.
In truth, I had already
Realized my feelings for you some time ago.
I found them,
but they'll never reach you.
"It's no use. Don't cry."
That's what I told myself.
I bluffed in my faint-heartedness,
Acting like I had no interest.
However,
That prickling pain in my chest, growing...
Mn...that's right.
Falling in love is like that.
What do I want to do? Please tell me.
There was a voice in my heart.
Being beside you is enough.
Reality is harsh.
I didn't say it.
I couldn't say it.
I'll never get another chance.
That summer day,
Those sparkling stars
Even now I still remember.
That laughing face,
And that angry face,
I really loved them.
Strange isn't it?
Even though I knew that...
You didn't know,
The secret only I knew.
Monday, 10 June 2019
Carilah Pasangan Layaknya Kamu Memilih Sepatumu.
Jadi ini sekedar cocokologi biasa, bukan mencoba sok filosofis, namun rasanya cukup menggelitik untuk tidak ditulis.
Pernah gak sih kalian denger omongan orang-orang tentang masalah memilih pasangan, terutama pasangan hidup, dengan kata-kata, "lu kebanyakan maunya", "lu kelamaan nunggu", "udah yang ada aja", dan lain-lainnya. Well, klo aku punya temen begini nih, pasti udah aku maki-maki balik. Temen macam gini nih yang bikin populasi orang goblok di Indonesia bertambah. Masalah memilih pasangan apalagi pasangan hidup, gak bisa kamu sepelekan, bayangin aja kamu beli permen yang cuma buat manis sesaat aja mikir-mikir dulu, masa milih pasangan hidup gak pake mikir.
Tiba-tiba aja pagi ini aku kepikiran, tentang kesenanganku akan sepatu. Entah kenapa, ada ketertarikan sendiri terhadap sepatu, mau itu casual shoes, work shoes, formal shoes, sneaker, dan sport. Ada banyak sekali model sepatu di luar sana, yang sering menangkap perhatian mata. Saking tertariknya, tiap lihat sepatu yang menarik mata, aku sering nyobain kalau ke mall, biarpun gak beli, karena terkadang memang harganya yang kelewat mahal, atau size dan kenyamanannya yang tidak sesuai dengan penampakannya. Jadi klo ibarat jodoh nih, kamu ketemu orang yang penampilannya menarik perhatianmu, tapi dia terlalu jual mahal dengan kepribadiannya yang gak seberapa.
Bahkan yang murah sekalipun terkadang tidak menyerupai kualitasnya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah sepatu-sepatu yang memang original tetapi harganya murah. Sepatu aja kalau ingin kualitas bagus, harus milih yang original, itu aja hati-hati takut KW, kamu gak takut bakal nikahin orang fake? Barang yang murah tapi original, kualitasnya tidak diragukan lagi, mereka murah biasanya karena penampilannya yang kurang menjual di pasaran atau karena mereka tidak pandai dalam membranding diri mereka. Sama kayak kita kadang suka memandang rendah orang yang penampilan atau latar belakangnya kurang menarik padahal kualitas kepribadiannya original dan terbaik.
Kadang aku ngibaratin sepatu-sepatu dengan brand bagus dan harga selangit itu macam artis. Ada yang memang benar-benar bagus, ada yang memang biasa aja.
Nah dua alasan di atas itu yang kadang-kadang bikin aku juga lama kalau mau beli sepatu baru. Aku pribadi, kalau milih sepatu lihat dari fungsinya dulu baru turun ke sizenya. Ini udah ibarat kalau kita milih teman gitu. Fungsi itu ibarat jembatan yang menghubungkan kita dengan teman kita, entah itu hobi, acara favorit, kerjaan, dan lainnya, sementara size adalah rasa nyaman yang kita dapat saat dengan mereka. Kalau jodoh menurutku jatuhnya ke sepatu daily usage kita. Kenapa? Karena menurutku kalau sepatu keseharian kita gak nyaman, itu bakal berpengaruh secara tidak langsung pada emosional kita.
Pernah gak sih kalian melihat orang, yang beli sepatu hanya karena biar kelihatan gengsi dan fancy, padahal sebenarnya dia gak nyaman dengan sepatu itu, tidak masalah keluar uang banyak untuk sebuah sepatu, cuma kalau gak nyaman ya buat apa. Aku juga pernah, menghabiskan uang banyak untuk sebuah sepatu, karena aku tertarik dengan modelnya dan terburu-buru dalam hingga menyesal karena tidak nyaman. Dari situ aku belajar, kenyamanan dan pas adalah yang utama. Aku rela kok spending uang banyak untuk sebuah sepatu, yang modelnya bagus, menarik dan nyaman. Kalau ibarat jodoh, aku ngumpulin duit buat beli ini, ya ibarat proses membenahi diri agar pantas mendapatkan sepatu terbaik itu. Istilah ono rego ono rupo itu memang benar adanya bahkan termasuk dalam hal jodoh.
Satu hal lagi yang gak boleh kita lupa. Milih sepatu memang perlu hati-hati. Itu kenapa, aku jarang beli online untuk yang satu ini. Aku lebih baik muterin toko-toko dan pusat perbelanjaan, meskipun lebih sering nihil, tapi paling gak, kalau pas ketemu, aku puas dengan pilihanku, karena aku menilai sendiri. Jodoh juga sama, dengan kamu hati-hati dan berfokus memperbaiki diri, lantas membuatmu jadi malas-malasan dan seenaknya. Kamu harus banyak-banyak membuka ruang dan koneksi, jangan hanya menutup diri saja. Fokus pada diri sendiri memang penting, tapi untuk tahu sepatu yang nyaman saja perlu kita coba dulu kan, ya jangan terlalu menutup diri, coba aja dulu, klo gak cocok ya jangan dipaksakan. Intinya mencari jodoh butuh effort dan memperbaiki diri juga butuh effort yang sama besarnya, tapi percayalah kerja keras tidak mengkhianati hasil.
Aku sendiri aja kadang ragu, bener gak, ini sepatu yang ingin kubeli, kebutuhanku pas gak, nyaman gak, sama siap gak dengan harga yang perlu dibayar. Satu-satunya yang membedakan sepatu dengan pasangan hidup kita adalah, kalau sepatu bisa diganti kapan saja, pasangan hidup juga bisa sih tapi agamaku mengajarkan pernikahan sehidup semati dan aku sendiripun ingin seperti itu. Karena itu saat ini aku lagi nabung untuk membeli sepatu terbaik yang entah kapan adanya, yang jelas kalau sepatu itu ketemu, aku udah siap buat beli. Sama kayak aku yang selalu berusaha membenahi diri, jadi kalau suatu saat ketemu sama yang cocok, aku siap. So choose wisely.
Thursday, 30 May 2019
A little Self Talk
"Hei, kenapa kamu tampak begitu sedih?"
"Aku tidak sedih, aku hanya baru menyadari, ternyata sulit untuk bersikap seperti bapak."
"Ya, ya, jelaslah, bapak ya bapak, kita ya kita, sulit pasti, kalau kita ingin seperti orang lain."
"Benar sekali, tapi aku rasa apa yang bapak lakukan dari dulu itu sudah tepat. Bapak gak pernah sekalipun mengeluhkan masalah pekerjaannya di rumah. Bapak bisa benar-benar memisahkan kehidupan keluarga dan pekerjaannya."
"Yup, bukankah itu yang membuat kita mengidolakan bapak?"
"Iya, sekarang aku baru tahu, kalau itu tidak mudah. Bayangkan saja, dulu bapak selalu tersenyum kalau pulang ke rumah, menyempatkan waktunya yang sangat sedikit di rumah untuk beristirahat, malah dihabiskan untuk mengajari kita dan adik tentang pelajaran yang kita gak paham, masih sempat mengajak kita dan adik bermain, ditambah masih mengantarkan kita dan adik ke sekolah. Aku yang sekarang baru mulai kerja saja, sudah bisa membayangkan betapa capeknya bapak dulu."
"Jadi kamu ingin seperti dia?"
"Iya, ingin sekali, karena itu, aku belajar untuk tidak pernah mengeluh di depan teman-temanku, tapi itu sulit sekali, dan rasanya itu membuatku jadi semakin jauh dengan mereka. Tidak lagi ada obrolan yang intens dan mendalam seperti zaman kuliah, karena aku tidak bisa bercerita banyak lagi, mungkin aku sudah menjadi orang yang membosankan dan menyebalkan kali ya."
"Sepertinya kita hanya kesepian."
"Mungkin. Temanku di sini banyak, tetapi sepertinya yang benar-benar memahami dan menyayangi diriku sangatlah sedikit, atau bahkan mungkin tidak ada. Aku semakin merasa mungkin aku ada di sini karena aku masih dibutuhkan mereka, jika mereka tidak pernah membutuhkanku, aku mungkin tidak akan pernah di sini. Aku yang salah sih. Aku mungkin berharap tinggi pada mereka, sampai lupa kalau aku tidak bisa mengandalkan orang lain untuk mencintaiku kecuali diriku sendiri. Orang-orang yang benar mencintai dan memahamiku ada di rumah sana, dan bodohnya aku tidak pulang, hanya karena berharap bisa menghabiskan waktu dengan seseorang yang bahkan tidak pernah mengingatku. Aku sepertinya tidak pernah belajar ya."
"Aku tahu, kita sepertinya lagi kesepian, rindu dan kecewa, 3 perasaan yang memang tidak menyenangkan. Teman-teman kita itu sudah mengerti seperti apa mencintai diri sendiri itu tapi bukan berarti kita tidak baik. Kita selalu berbuat baik bukan karena kita berharap sesuatu dari mereka bukan? Jadi itu alasannya kamu tampak murung seminggu ini. Kalau kamu butuh waktu untuk menyendiri dari semuanya, aku rasa itu bukan hal yang buruk. Jika mereka memang benar-benar sahabatmu, saat kamu kembali mereka akan tetap di sini. Sudah waktunya bagi kita untuk fokus pada diri sendiri terlebih dahulu, karena itu sesuatu yang bisa kita kontrol, sementara relasi dan perasaan orang lain, bukan kita yang atur, jadi buat apa dipikirkan."
"Iya, tapi rasanya sedih juga jika harus seperti itu."
"Well, tumbuh tidaklah pernah mudah bukan?"
Dear My Future Wife
True love worth the wait
That what I always believed
I know the world so demanding, darl
but I believe we could see it through
I know you will wait for me
behind that closed door
We tried to find each other
While trying not to lose ourselves
Please don't make me your priority
Making yourself priority is a must
Find yourself first before me
As I tried to find myself too
We might not be perfect
But we understand each other
Respected each other companion
And learned to grow together
I would do anything to be better
So you won't find it a waste
To wait for someone like me
All I need is your faith upon me
I know it won't be easy
But you won't see me giving up
Your heart to precious to be hurt
Please let me tried to keep it
Friday, 3 May 2019
Hai Alva, udah lama ya kamu gak ngobrol sama aku lagi. Kamu hutang cerita banyak sama aku. Kau tahu, aku membiarkanmu mengontrol diriku, karena aku rasa kamu sudah siap, lalu kenapa kau kembali lagi kemari? Kan kamu sendiri yang bilang, bahkan jika harus melangkah seorang diri, kamu akan tetap hidup. Ya aku tahu, tidak banyak orang di luar sana yang akan menerima jalan pikiranmu, kan aku sering bilang, apa kamu ingin aku lagi yang kendalikan tubuh ini? Kamu yakin, hahaha. Aku depresimu, aku gelapmu, aku bagian dari dirimu yang orang lain gak tahu, tapi saat kamu akhirnya mau menerimaku, disitu aku yakin, di luar sanapun akan ada yang nerima kita sebagai manusia. Kamu gak sendiri va, ada aku, dirimu sendiri di sini, aku akan selalu mendukungmu, bukan kah kamu sendiri juga yang bilang, kamu bangga dengan pencapaianmu saat ini. Sekarang anggap aja sebagai tantangan baru yang harus kamu hadapin. Ya perasaan memang makhluk buas yang sulit kita taklukin bersama, jadi kenapa harus dilawan, ride with it, think with it, feel with it, kamu adalah tuan dari perasaanmu sendiri, ke arah mana dia berjalan, harusnya kamu sudah paham. Ayo kamu lebih baik dari ini, di luar sana temen-temenmu butuh bantuanmu, klo kamu gak kuat, gimana kamu mau nolong mereka, stand and rise. I always be here to listen all your whine, even when no one listening you, here I am.
Sunday, 28 April 2019
I don't know what I really feel today. I don't wanna even get up from my bed, somehow it's so tiresome, I think I gonna come late to work. I am still wondering about her words last Saturday night.
The way she told me, how she can't shake off the feeling that there's something wrong about her. Listening to that make me sad. I do know how it felt, to be so down in the dump, that it so hard to not get lose of self confidence, but didn't she ever know, how she just fine as she is.
I looked up to her so much, her thoughts, her harsh word, always make the stupid me can think straight. Someday in the past, I even used to think that I am useless, that I don't think I have any good points either, but then, you and everyone kinda push me around everything. Told me to do this and that, I do mourning about it every single times, yet I'm truly grateful. I never thought you and everyone would accept someone like me. That's why, it's kinda sad for me, to hear how you burdened by someone who doesn't know your worth.
I am also wanted to say sorry, for how I responded to your story. I know I shouldn't push my opinion upon you, but I honestly care about you. Yeah it's not easy to forgive our own foolishness, yet we could grow up from it, that what I believe. So, just be yourself and make the best out of it, I knew you can, because I have see you did it in the past, and that's what I like about you.
Saturday, 6 April 2019
(Flash Fiction)
Friday, 22 March 2019
Hidup di Jakarta Modal 2 Juta?
Hidup di Jakarta itu tidak sulit, menurutku tingkah laku kita sendiri yang mempersulit hidup itu sendiri. Banyak yang mengeluh gaji kurang, tapi aku dengan gaji yang belum utuh dan masih di bawah UMR sekalipun selama probation, masih bisa kok menabung. Banyak mungkin yang tidak percaya, temen-temenku aja banyak yang gak percaya, tapi saat aku beri tahu breakdown caranya mereka baru percaya.
Jadi, ini adalah rule of survival ku selama di Jakarta, tenang hidupnya gak ngenes kok, atau maksa abis, hidup kita masih sehat, aku saja masih bahagia. Hal paling penting di Jakarta adalah pemilihan lokasi nge kos. Pemilihan lokasi ini harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan budget kosan. Kalau aku, karena pekerjaanku membutuhkan mobilitas yang tinggi maka, akses ke transportasi umum menjadi syarat yang gak bisa diganggu gugat. Aku sendiri punya target pengeluaran untuk kosan ini sebesar 1 juta, tapi karena aku ingin menabung lebih, aku memilih tempat di Pancoran. Aku masih bisa dapat kosan seharga 700 ribu per bulan, itu artinya aku sudah menabung 300 ribu tambahan. Kosku saat ini berjarak kurang lebih 7 km dari kantorku di Sudirman, tapi karena flexy work hour berlaku di kantorku, aku bisa sedikit santai dan tak perlu khawatir akan macet, ditambah pula akses Transjakarta juga banyak pilihan.
Untuk saat ini tarif Transjakarta yang masih 3500 rupiah, dan untuk perjalanan pulang pergi berarti aku harus mempersiapkan kurang lebih 210 ribu perbulan. Aku jarang sekali menggunakan transportasi umum lain, terutama Ojek Online, kecuali terpaksa, karena menurutku pribadi juga, ojek online ini bukan cara yang baik untuk mengatasi kemacetan di ibu kota. Penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta ini memang gila sekali sih, jalanan sampai penuh, karena itu klo aku ingin suatu saat warga ibukota terbiasa di transportasi umum massal, aku harus memulai dari diriku sendiri. Mengajak teman sekantor untuk pulang bareng naik Transjakarta pun menjadi hiburan tersendiri bagiku.
Tips berhemat berikutnya adalah dari makanan. Makanan itu gak harus mahal yang penting gizinya cukup. Aku selama bekerja di Jakarta ini berusaha untuk menurunkan kembali berat badanku. Maklum hampir dua tahun menganggur membuat berat badan mengalami bullish. Memulai hari dengan sarapan Energen sereal atau Quaker oatmeal, ternyata cukup membantu menurunkan berat badanku. Belum lagi varian rasa yang ditawarkan mereka juga beragam, membuatku tidak bosan, kandungan gizinya juga cukup bagus, dan yang paling wow lagi adalah kamu bisa tetap kenyang hanya dengan 4 ribu rupiah saja. Untuk makan siang, aku mencari sayur-sayuran sih, karena itu opsi utamaku adalah warteg. Warteg ini memang terkenal murah sih dari zaman kuliah. Modal 10 ribu udah dapat nasi, sayur sama lauk. Untuk makan malam aku agak fleksibel sih, karena ya bisa dibilang opsinya gak begitu banyak, klo aku pribadi, karena yang dekat kosan itu tukang nasi goreng, yaudah, menunya diputer-puter aja, nasi goreng, mie goreng, kwetiau, sama cap cay, harganya juga cuma 14 ribu. Jadi klo ditotal sehari aku udah makan kenyang enak sekitar 30 ribu, klo ditotal sebulan sekitar 900 ribu.
Menurutku hal-hal yang aku ceritakan di atas tadi adalah hal yang paling vital untuk bisa hidup dan bekerja di sini. Jika ditotal kurang lebih aku cuma butuh 1,8 juta buat hidup di Ibukota, kalo ditambah kuota data anggap saja 50 ribu, owh iya minumnya aqua aja udah cukup, sehat murah 18 ribu bisa untuk 2 minggu, sebulan berarti 36 ribu. Klo digenapin jadi 2 juta, berarti ada sisa kurang lebih 100 ribu bisa deh buat hiburan, nonton bioskop atau pacaran juga masih oke atau malah sedekah. Jadi, masih mau bilang hidup di Jakarta sulit? Coba cek lagi gaya hidupmu. Cintai pekerjaanmu juga jadi kunci penting di sini sih, karena ngontrol suasana hati itu sulit, kontrol aja hal lain yang masih bisa kita kendalikan.
Aku gak tahu apakah ini akan membantu yang lain. Aku hanya berbagi pengalamanku yang dua bulan sudah terbiasa dengan pola hidup seperti itu. Intinya tetap kembali ke kontrol diri, kita adalah tuan dari diri kita masing-masing bukan sebaliknya.
Friday, 15 March 2019
Beauty In Life
Tuesday, 12 March 2019
Dear Dad
Hai pak, terima kasih karena bapak telah percaya kepadaku, maafkan jika aku selama ini selalu merepotkan bapak. Sekarang aku sudah menemukan pekerjaan yang aku benar benar cintai, karena aku benar benar tertarik dengan dunia Teknologi dan Informasi ini. Bapak tidak pernah melarangku dalam memilih jalan hidupku, bapak selalu tersenyum melihat setiap pencapaian kecilku, yang kadang menurutku biasa saja.
Pernah ada masanya aku tak begitu paham, setiap tindakanmu. Kerasnya cinta dan disiplin yang kau ajarkan padaku membawaku menemukan jalan hidupku sendiri. Setiap kali aku bekerja, aku selalu teringat akan wajahmu, membayangkanmu yang selama ini sudah bekerja keras, demi membahagiakanku, adikku, ibu, dan keluarga kita. Tak pernah sekalipun aku mendengarmu mengeluh tentang pekerjaanmu, berdiri paling depan demi keluarga kita. Aku ingin sepertimu, aku ingin menjadi lelaki yang kuat sepertimu. Bapak tak peduli apa yang terjadi terhadap dirimu asalkan kami bisa terus tertawa. Ah, rindu sekali aku padamu.
Pak, sekarang bapak sudah tak muda lagi, beristirahatlah, biarkan anakmu ini yang sekarang membahagiakanmu, ibu, adik, dan keluarga kecil kita. Aku tahu, pendapatanku saat ini tak seberapalah banyak, tapi aku bahagia dengan pekerjaanku, karena itu aku yakin akan ada saatnya semua akan terbayar. Pak, lihatlah anakmu ini berjalan dengan mantap menatap masa depannya sendiri. Suatu saat akan ku kenalkan wanita pilihanku yang akan menjadi ibu dari cucu cucumu, dan aku yakin dia tak kalah hebat dari ibu.
Pak, ingin sekali engkau membaca tulisanku ini, namun malu rasanya aku untuk memberi tahumu, betapa aku mencintaimu. Sehatlah terus pak, temani anakmu ini nanti saat dia naik ke atas pelaminannya, temanilah cucu cucumu untuk belajar naik sepeda, saksikanlah mereka tumbuh menjadi anak berbakti pada keluarga dan negaranya. Terima kasih atas semua pengajaranmu padaku selama ini, I love you Dad.
Friday, 8 March 2019
Untuk Kamu Yang Mengajariku Apa Itu Rindu
Kamu mungkin tak pernah tahu, berapa kali kamu pernah menyelamatkanku. Dari setiap ucapan yang kamu utarakan padaku, semua perkataan itu, memberikan kedamaian dalam batinku. Kamu lah motivasiku untuk terus maju, berkembang, untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Aku belajar banyak darimu, melihat setiap sifat dan perkataanmu terhadap berbagai macam situasi yang ada dihadapanmu. Kamu tak pernah menunjukan sisi lemahmu, dan tak menutupi kekuranganmu, aku selalu bertanya sebesar apa kekuatan yang dimiliki gadis sekecil ini, kamu mungkin kecil, tapi kehadiranmu terasa sangat besar bagiku.
Tiga tahun sudah aku berjuang, dan semesta memberiku jalan untuk mengejarmu lagi. Mendapatkan pekerjaan sesuai dengan passion yang sudah lama kutinggalkan karena egoku yang besar saat kuliah, membuatku lupa akan passion tersebut, semesta benar-benar jahil rasanya, dilemparnya aku kembali ke dunia IT ini. Sejujurnya aku benar-benar bingung apa yang harus kulakukan dengan perasaanku ini, aku takut kamu akan pergi lagi ke tempat yang semakin jauh untuk kukejar, namun saat bertemu lagi denganmu, aku merasa yakin, kamulah wanita yang selama ini kunanti. Aku tidak ingin memberikanmu janji manis yang kosong belaka, aku akan tunjukan padamu, aku bisa berjalan beriringan denganmu, aku akan selesaikan masa probationku dengan baik, akan kubuktikan aku bisa menjadi sosok pria yang bisa kau andalkan. Akupun tahu, aku yang sekarang mungkin belum benar-benar mengenalmu, karena itu jikalah waktu masih ada, dan kesempatan masih terbuka, ijinkan aku mengenalmu lebih baik lagi, agar aku bisa menjaga baikmu, memahami kurangmu, dan melengkapi harimu hingga tua nanti.
Thursday, 31 January 2019
Surat untuk masa depan
Hey nak, bagaimana kehidupanmu sekarang? Aku tahu hidup tidak pernah menyenangkan seperti di negeri dongeng, tidak ada kejaiban, dan yang baik tidak selalu menang, benar-benar menyakitkan. Aku tahu kau pasti akan banyak menangis, orang banyak akan menganggapmu cengeng dan lemah, tapi kau tahu, menurutku itulah kekuatan yang sejati, selama kau tahu alasanmu untuk menangis, kau tidak perlu merasa malu, darisitu kamu akan belajar apa kekuranganmu, kamu akan semakin mengenal dirimu sendiri. Sangat sedikit sekali orang yang benar-benar mengenal dirinya sendiri di dunia, mereka terlalu takut untuk melihat dan memahami kelemahan mereka sendiri, hingga mereka harus terus hidup dibalik topeng yang mereka buat. Aku tidak akan menilai mereka sebagai sesuatu yang buruk, karena itu memanglah cara termudah untuk tetap terus menjalani hidup.
Aku pun pernah hidup dengan topeng tersebut, hingga hidupku benar-benar terasa kosong. Tak ada satu orang pun yang benar-benar mengenal diriku. Aku merasa sendirian meskipun temanku banyak. Hingga aku merasa kalau keberadaanku tidak ada artinya, seolah-olah aku memang sudah mati. Tapi, semakin aku berfikir untuk mati, semakin aku ingin tetap hidup. Aku beranikan diriku untuk membuka topeng tersebut, tidak mudah untuk jujur terhadap orang lain, terlebih lagi pada diri sendiri, dan aku temukan mereka yang benar-benar mengenalku, yang peduli padaku apapun kondisiku, membuatku semakin ingin hidup, hidup 1000 tahun lagi. Ya manusia memang tidak ada yang kuat, semua lemah, namun kelemahan itu yang akan membuatmu semakin bijaksana dan baik hati, kau akan sadar kau tak akan bisa menyelesaikannya sendiri, karena itu manusia jumlahnya banyak bukan? 😁😁
Friday, 25 January 2019
Kusentuh dan Kudengar ( -1- )
Sunday, 20 January 2019
Fireflies
And after dinner we take a little walk to enjoying all the lantern that were hanging out in the street. Where then she start sighing again. "I wonder why he didn't noticed me after all the things that I've done."
I flicked her head with my finger, and pointed her out to an upper ceiling. "Do you see that?"
"Wah, a fireflies.."
"Do you know why you realize it so fast, despite it is so small and all of that lantern in the food stall?" She look confused. "Because it's different, and it's flying higher, that's why you could notice it faster. The thing is, it just like you, you think he is different, that he is stand above other and that make you belittle yourself. How can you hoping him to see you, if you're belittling yourself? You need to be there, up there, and be yourself and spark your light, it's doesn't matter if you're big or small, as long as you put yourself up there, everyone will notice, and I believe there will someone who notice you just being you." I don't realise I talked that long, when I saw her face, I can she smiling again, the biggest one that I ever saw.
"There you go, so being a writer does make you a wise man."
"What, you made me sound like an old man."
"Hahaha, anyway, thank for accompanying me today."
"No worries, just remember even though you're small and annoying, I will always found you sparkling." I look her face start turning red, and it's look cute, I didn't realise I blurted it out. I hope she doesn't hate me, even if she did, I just wanted to savour this moment while it last.
Saturday, 19 January 2019
Unravel
Oh, ceritakanlah
Ceritakan padaku bagaimana semua berakhir?
Iblis dalam hatiku
Membuatku rapuh
Rasa sakit yang tersembunyi
Dibalik dunia ini
Kau melihatku tersenyum dan tertawa
Tapi kau tak akan mengerti
Betapa lemah dan rapuhnya aku
Bernafaspun rasanya sulit
Semua terurai dan mengurai
Semua kenyataan yang kutemui
Dapat kutemukan dalam dirimu
Dan sekarang aku perlahan
Mencoba menghilang dari dunia semu ini
Jangan kau cari, biarkanku hilang
Tutuplah matamu, alihkan pandanganmu
Aku tak ingin melukaimu
Hanya satu pintaku,
Ingatlah bagaimana aku pernah bersinar
Terkurung dalam kesepian
Kenangan akan asa
Perlahan menyiksaku
Sakitnya tak dapat kutahan
Mencoba melangkah, kucoba bernafas
Hingga kusadar
Kutak sanggup, kutak sanggup
Duniaku telah mati
Aku bukanlah aku yang dulu
Jangan kau sentuh luka ini
Kau sentuh dan kau kan terluka
Menjauhlah dan hiduplah
Biarkanku menghilang, sendiri
Dan kau tak terluka
Hanya satu pintaku,
Ingatlah bagaimana aku pernah bersinar