Hidup di Jakarta itu tidak sulit, menurutku tingkah laku kita sendiri yang mempersulit hidup itu sendiri. Banyak yang mengeluh gaji kurang, tapi aku dengan gaji yang belum utuh dan masih di bawah UMR sekalipun selama probation, masih bisa kok menabung. Banyak mungkin yang tidak percaya, temen-temenku aja banyak yang gak percaya, tapi saat aku beri tahu breakdown caranya mereka baru percaya.
Jadi, ini adalah rule of survival ku selama di Jakarta, tenang hidupnya gak ngenes kok, atau maksa abis, hidup kita masih sehat, aku saja masih bahagia. Hal paling penting di Jakarta adalah pemilihan lokasi nge kos. Pemilihan lokasi ini harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan budget kosan. Kalau aku, karena pekerjaanku membutuhkan mobilitas yang tinggi maka, akses ke transportasi umum menjadi syarat yang gak bisa diganggu gugat. Aku sendiri punya target pengeluaran untuk kosan ini sebesar 1 juta, tapi karena aku ingin menabung lebih, aku memilih tempat di Pancoran. Aku masih bisa dapat kosan seharga 700 ribu per bulan, itu artinya aku sudah menabung 300 ribu tambahan. Kosku saat ini berjarak kurang lebih 7 km dari kantorku di Sudirman, tapi karena flexy work hour berlaku di kantorku, aku bisa sedikit santai dan tak perlu khawatir akan macet, ditambah pula akses Transjakarta juga banyak pilihan.
Untuk saat ini tarif Transjakarta yang masih 3500 rupiah, dan untuk perjalanan pulang pergi berarti aku harus mempersiapkan kurang lebih 210 ribu perbulan. Aku jarang sekali menggunakan transportasi umum lain, terutama Ojek Online, kecuali terpaksa, karena menurutku pribadi juga, ojek online ini bukan cara yang baik untuk mengatasi kemacetan di ibu kota. Penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta ini memang gila sekali sih, jalanan sampai penuh, karena itu klo aku ingin suatu saat warga ibukota terbiasa di transportasi umum massal, aku harus memulai dari diriku sendiri. Mengajak teman sekantor untuk pulang bareng naik Transjakarta pun menjadi hiburan tersendiri bagiku.
Tips berhemat berikutnya adalah dari makanan. Makanan itu gak harus mahal yang penting gizinya cukup. Aku selama bekerja di Jakarta ini berusaha untuk menurunkan kembali berat badanku. Maklum hampir dua tahun menganggur membuat berat badan mengalami bullish. Memulai hari dengan sarapan Energen sereal atau Quaker oatmeal, ternyata cukup membantu menurunkan berat badanku. Belum lagi varian rasa yang ditawarkan mereka juga beragam, membuatku tidak bosan, kandungan gizinya juga cukup bagus, dan yang paling wow lagi adalah kamu bisa tetap kenyang hanya dengan 4 ribu rupiah saja. Untuk makan siang, aku mencari sayur-sayuran sih, karena itu opsi utamaku adalah warteg. Warteg ini memang terkenal murah sih dari zaman kuliah. Modal 10 ribu udah dapat nasi, sayur sama lauk. Untuk makan malam aku agak fleksibel sih, karena ya bisa dibilang opsinya gak begitu banyak, klo aku pribadi, karena yang dekat kosan itu tukang nasi goreng, yaudah, menunya diputer-puter aja, nasi goreng, mie goreng, kwetiau, sama cap cay, harganya juga cuma 14 ribu. Jadi klo ditotal sehari aku udah makan kenyang enak sekitar 30 ribu, klo ditotal sebulan sekitar 900 ribu.
Menurutku hal-hal yang aku ceritakan di atas tadi adalah hal yang paling vital untuk bisa hidup dan bekerja di sini. Jika ditotal kurang lebih aku cuma butuh 1,8 juta buat hidup di Ibukota, kalo ditambah kuota data anggap saja 50 ribu, owh iya minumnya aqua aja udah cukup, sehat murah 18 ribu bisa untuk 2 minggu, sebulan berarti 36 ribu. Klo digenapin jadi 2 juta, berarti ada sisa kurang lebih 100 ribu bisa deh buat hiburan, nonton bioskop atau pacaran juga masih oke atau malah sedekah. Jadi, masih mau bilang hidup di Jakarta sulit? Coba cek lagi gaya hidupmu. Cintai pekerjaanmu juga jadi kunci penting di sini sih, karena ngontrol suasana hati itu sulit, kontrol aja hal lain yang masih bisa kita kendalikan.
Aku gak tahu apakah ini akan membantu yang lain. Aku hanya berbagi pengalamanku yang dua bulan sudah terbiasa dengan pola hidup seperti itu. Intinya tetap kembali ke kontrol diri, kita adalah tuan dari diri kita masing-masing bukan sebaliknya.
No comments:
Post a Comment