Tuesday, 10 July 2018

Belum Ada Judul CH9

Aku mulai masuk ke dalam kamarku. Terdengar suara seseorang sedang berbicara. Aku lihat sudah ada 3 orang di dalam sana tengah mengobrol, mungkin mereka rekan kamarku. Tidak berapa lama mereka mengalihkan pandangannya padaku.

"Kau yang telat tadi, siapa namamu tadi, Roi kalau tidak salah bukan?" Wajahnya tampak serius dan cukup menyeramkan menurutku, badannya juga besar dan kekar, seperti tentara.

"Ya, aku Roi, maaf aku tadi ada urusan dengan kepala sekolah, jadi belum sempat berkenalan dengan kalian." Aku merasa sedikit canggung dengan keadaan ini.

"Tak apa Roi, perkenalkan aku Boby." Dia mengulurkan tangannya, mengajak berjabatan dan kusambut jabatan itu dengan semangat.

"Perkenalkan, aku Gregory.." anak ini memiliki mata yang sipit dan kulit yang putih, membuatnya tampak lucu ketika tersenyum.

"Aku, Christian." Yang ini, tampaknya orang yang kaku. Badannya kecil, mata yang sipit tapi sangat tajam itu memberi kesan dingin tersendiri. Perkumpulan macam apa ini, semoga saja kami bisa akrab dengan mereka.

"Jadi Roi kau mau mengambil kasur yang mana?" Boby bertanya padaku.

"Kalian belum memilih?"

"Belum Roi, karena kami rasa tidak enak jika tidak melibatkanmu dalam memilihnya." Gregory menambahkan.

"Jadi Roi bagaimana menurutmu?" Boby bertanya lagi.

"Aku tak begitu bermasalah dengan posisi, aku ikut kalian saja."

"Baiklah kalau begitu Roi, aku sebenarnya ingin di atas, karena kau dan Boby memiliki postur yang besar, seram rasanya membayangkan kalian ada di atasku." Seketika itu tawa meledak diantara kami.

"Baiklah kalau begitu, aku di bawahmu Greg."

"Kalau begitu sekarang menyisakan aku dan Chris, jadi kau ingin di atas juga seperti Greg?"

"Ya." Jawabannya singkat juga, padahal kuperhatikan tadi dia ikut tertawa. Mungkin dia sedang beradaptasi.

Kami pun lanjut berbincang bincang, sembari membenahi ruangan kami yang masih penuh dengan koper dan barang-barang kami. Kuketahui jika Greg berasal dari Jard, Chris dari Sragg, dan Boby dari Sura. Mereka mempunyai alasan tersendiri memilih bersekolah di sini, bahkan Chris yang kesannya agak susah untuk diajak berkomunikasi itu, ternyata orang yang cukup humoris. Tak terasa waktu sudah hampir sore, dan ruangan kami sudah bersih, tak berapa lama orang tua kami satu per satu datang untuk melihat ruangan kami. Setelah agak lama orang tuaku pun datang. Mereka lebih menghabiskan waktunya untuk bernostalgia dibandingkan melepas anaknya yang selama 6 bulan tidak akan keluar asrama. Hingga akupun teringat akan Silvana.

"Pak, Bu, ada temanku yang bilang sebagai fans berat bapak ibu, aku ingin mengenalkan dia.."

"Owh ya, gak apa, di mana dia?" Ibuku menanyakan.

"Sebentar akan aku cari." Berbicara soal mencari, aku baru ingat, aku tak tahu dia kamar nomer berapa, yang aku tahu, kamar wanita ada di sayap selatan. Apa boleh buat akan kucari sebisanya.

(-cont)

No comments:

Post a Comment