Tuesday, 24 July 2018

Belum Ada Judul CH10

Aku berteriak-teriak sepanjang lorong, memanggil Silvana, namun banyaknya orang tua yang berkunjung, membuat suaraku tertelan hiruk pikuk itu. Tak lama, seseorang menepuk punggungku dari belakang. Saat ku balikan kepalaku, Nampak seorang cewek dengan matanya yang biru berdiri di belakangku.

"Kau mencari Silvana?" tanya cewek tersebut. 

"Ya, benar sekali, kau tahu di mana dia?" aku membalas

"Dia teman sekamarku, kami di kamar no 9." seraya menunjuk kamar yang ada di ujung lorong.

"Hoo, begitu, ku kira dia sedang di luar bersama orang tuanya."

"Tidak, sepertinya orang tuanya tidak hadir, dan dia dari tadi di kamar saja."

"Oh, begitu, baiklah, terima kasih sudah memberi tahuku, oh, ya, perkenalkan juga, aku Roi, salam kenal." Sambil tersenyum kuulurkan tanganku.

"Ya, kau bocah terkenal itu, aku Meyta, salam kenal." Meyta pun seraya mengundurkan diri, kalau kuamati dia cukup manis juga, badannya tinggi langsing, rambutnya yang panjang kecoklatan membuat aura elegan terpancar dari dirinya, memang bukan sekolah sembarangan.

Aku mulai menuju ke kamar nomer 9, namun langkahku terhenti sejenak. Aku berhenti cukup lama memikirkan apa yang harus kukatakan, karena ini kali pertama aku berkunjung ke kamar cewek selain sepupuku. Tanpa aku sadari, aku mondar mandir tidak jelas di depan pintu, bagaimana kalau dia sedang ganti baju, atau tidur, mengganggu tidak ya. Hingga tiba-tiba pintu kamar itu terbuka, dan pandanganku terpaku ke arah pintu tersebut. Munculah Silvana dari balik pintu tersebut.

"Ada apa Roi mondar-mandir begitu?" Silvana tampak kebingungan.

"Itu Sil, aku mau memberi tahu kalau orang tuaku sudah datang dan mereka gak keberatan bertemu denganmu." 

"Kenapa kamu gak bilang dari tadi Roi.. kamu malah mondar mandir di sini.."

"Hahaha, maafkan Sil, klo begitu ayo kuhantar."

"Sebentar, aku ambil buku dan penaku." Silvana masuk ke dalam kamarnya, tak perlu lama, dia keluar lagi dengan pena dan bukunya. Dia pun menyeret tanganku seraya berlari kecil.

"Pelan-pelan saja Sil, orang tuaku gak akan ke mana, lagipula kita salah lorong, kamarku di lorong sebelah." Tanpa disadari Silvana menuntunku ke arah yang berlawanan.

"Kenapa kau tidak bilang.." Silvana mulai melambatkan langkahnya, dan melepaskan tanganku dari genggamannya.

"Aku sudah memintamu pelan-pelan dari tadi, tapi saking semangatnya kau sampai tak mendengarkan."

"Lagian, kamu malah mondar-mandir di depan kamarku, ohh... jangan bilang, ini pengalaman pertamamu datang ke kamar cewek ya Roi?" Pertanyaan Silvana itu terasa menggelitik perasaanku.

"Tentu saja tidak Sil, apaan coba.." Aku mencoba mengelak.

"Ahh.. yang bener.. wajahmu merah lho.." Silvana mendekatkan badannya dan melirik ke arah wajahku.

"Ahh, tidak biasa aja.. hahaha, lagi pula buat apa bawa buka dan pena?" aku mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Buat apa!? Buat tanda tanganlah Roi.." Silvana mengucapkan dengan penuh keyakinan.

"Segitunya ya,, baiklah, itu kedua orang tuaku sedang berdiri di Cafetaria."

"Ayo cepat ke sana Roi.." Silvana mulai berlari kecil dan aku mengikutinya dengan santai dari belakang. Tak kusangka ada anak yang mengidolakan kedua orang tuaku seperti itu. 

(-cont)






=========================================================================

nb: Karena kemarin-kemarin banyak menulis lewat HP, jadi masih banyak yang berantakan, namun sekarang sudah diperbaiki, lalu dengan beberapa alasan, nama-nama tempat aku rubah total, untuk menambah imajinasi pembaca tanpa mengaitkan dengan hal nyata.

Belum Ada Judul CH8

Akhirnya acara yang membosankan itu pun usai. Kami diperbolehkan kembali ke ruangan kami masing-masing. Aku melihat Icad dari bangkunya melambaikan tangannya ke arahku, memintaku untuk mendekat. Baru hendak beranjak, tiba-tiba cewek di meja sampingku tadi, memegang pundakku.

"Hai, klo tidak salah dengar, namamu Roi Setya Jati?" Aku terkejut mendengar ucapannya. Aku tak begitu memperhatikannya tadi, yang kutahu dia hanya memperlama sesi perkenalan itu dengan pertanyaannya, namun setelah ku amati ternyata cantik juga. Wajahnya khas cewek jawa banget, rambutnya yang mengombak sebahu, terlihat pas, pada badannya yang nampak kecil bagiku.

"Ya benar, ada apa ya?"

"Apa benar, kamu mempunyai hubungan dengan tuan Peter Jati, dan nyonya Ary Setya?"

"Ya, mereka berdua orang tuaku."

Mendengar jawabanku itu, dia nampak terkejut. Aku penasaran apa yang membuatnya terkejut seperti itu. Hingga kutunggu dia hendak berkata apa lagi.

"Aneh sekali, kenapa kau bisa berada di kelas ini?" Kuperhatikan wajahnya penuh rasa penasaran, kedua orang tuaku memang bekerja di pemerintahan, tapi aku tak pernah mengira jika ada orang lain yang tahu tentang mereka.

"Entahlah, apa kau mengenal kedua orang tuaku?"

"Kenal! Aku fans mereka, mereka adalah legenda sekolah ini, indestructible duo, itu yang kedua orang tuaku selalu ceritakan padaku, banyak sekali cerita tentang sepak terjang mereka.." kali ini wajahnya tampak berseri seri penuh semangat.

"Well, aku tak pernah menyangka kedua orang tuaku seterkenal itu, mungkin kau bisa bertemu mereka sebentar lagi, bagaimana jika kau kukenalkan ke kedua orang tuaku?"

Seketika itu wajahnya nampak memerah, dia pun menutup wajah dengan kedua tangannya. "Kita bahkan belum saling kenalan, tiba-tiba kau hendak mengajakku bertemu kedua orang tuamu."

Huh, sepertinya dia salah paham dengan maksudku. "Hahaha, bukan, bukan seperti itu maksudku, katanya kau fans mereka, aku tak keberatan jika kau ingin bertemu, toh kita punya waktu sampai jam 7 malam untuk bersama dengan keluarga kita, dan aku rasa kedua orang tuaku itu pasti ingin mengintip kamarku."

"Oh Tuhan, maafkan aku yang salah paham, aku jadi malu sendiri, tentu, aku ingin bertemu dengan kedua orang tuamu itu. Bisakah kau kabari aku saat mereka tiba? Aku hendak merapikan barang-barangku."

"Tak masalah, akan aku kabari, aku juga hendak merapikan barang-barangku."

Akhirnya dia berpamitan dan mulai beranjak pergi. Belum ada selangkah dia pergi, dia membalika  pandangannya padaku. "Aku lupa, panggil aku Silvina, senang berkenalan denganmu Roi." Diapun mulai pergi menuju kamarnya. Silvina hmm, tak kusangkan bisa berkenalan dengan seorang wanita di hari pertamaku sekolah.

Saturday, 14 July 2018

WORLD

Isn't it Ironic
The poor one die by hunger
The rich one die of cancer
While there are people suffering of obesity
On the other hand the are people dying of poverty

That are not a new stories today
That how human are nowadays
While some country busy to war
Some other country barely survive
How Ironic isn't it?

Did they never know?
They never saw?
Our earth is dying..
Day by day..
Second after second..

What is so great?
If you have no future..
Your achievement..
Your power, Your Wealth..
Mean nothing, If our earth dissipating..

Deforestation, global warming..
Climate change, animal extinction..
The earth already give us the warning..
The end is closing..
As near as it could be..

Some people said..
Yeah we gonna die at some point..
We will get doomed eventually..
We life today not in the future..
How stupid is that?

Yeah..
We always feeding the wrong wolf
We thought the end are inevitably
We believe the end are real
It isn't!!

We are blessed by knowledge and wisdom
By the passion and kindness
We are more than what we are
The doomsday just illusion
Let's start dreaming of better future

I'm not giving up
I don't give up dreaming about tomorrow
Let's put aside our differences
There are billion people living up in this world
I know I'm not the only one

Tuesday, 10 July 2018

Belum Ada Judul CH9

Aku mulai masuk ke dalam kamarku. Terdengar suara seseorang sedang berbicara. Aku lihat sudah ada 3 orang di dalam sana tengah mengobrol, mungkin mereka rekan kamarku. Tidak berapa lama mereka mengalihkan pandangannya padaku.

"Kau yang telat tadi, siapa namamu tadi, Roi kalau tidak salah bukan?" Wajahnya tampak serius dan cukup menyeramkan menurutku, badannya juga besar dan kekar, seperti tentara.

"Ya, aku Roi, maaf aku tadi ada urusan dengan kepala sekolah, jadi belum sempat berkenalan dengan kalian." Aku merasa sedikit canggung dengan keadaan ini.

"Tak apa Roi, perkenalkan aku Boby." Dia mengulurkan tangannya, mengajak berjabatan dan kusambut jabatan itu dengan semangat.

"Perkenalkan, aku Gregory.." anak ini memiliki mata yang sipit dan kulit yang putih, membuatnya tampak lucu ketika tersenyum.

"Aku, Christian." Yang ini, tampaknya orang yang kaku. Badannya kecil, mata yang sipit tapi sangat tajam itu memberi kesan dingin tersendiri. Perkumpulan macam apa ini, semoga saja kami bisa akrab dengan mereka.

"Jadi Roi kau mau mengambil kasur yang mana?" Boby bertanya padaku.

"Kalian belum memilih?"

"Belum Roi, karena kami rasa tidak enak jika tidak melibatkanmu dalam memilihnya." Gregory menambahkan.

"Jadi Roi bagaimana menurutmu?" Boby bertanya lagi.

"Aku tak begitu bermasalah dengan posisi, aku ikut kalian saja."

"Baiklah kalau begitu Roi, aku sebenarnya ingin di atas, karena kau dan Boby memiliki postur yang besar, seram rasanya membayangkan kalian ada di atasku." Seketika itu tawa meledak diantara kami.

"Baiklah kalau begitu, aku di bawahmu Greg."

"Kalau begitu sekarang menyisakan aku dan Chris, jadi kau ingin di atas juga seperti Greg?"

"Ya." Jawabannya singkat juga, padahal kuperhatikan tadi dia ikut tertawa. Mungkin dia sedang beradaptasi.

Kami pun lanjut berbincang bincang, sembari membenahi ruangan kami yang masih penuh dengan koper dan barang-barang kami. Kuketahui jika Greg berasal dari Jard, Chris dari Sragg, dan Boby dari Sura. Mereka mempunyai alasan tersendiri memilih bersekolah di sini, bahkan Chris yang kesannya agak susah untuk diajak berkomunikasi itu, ternyata orang yang cukup humoris. Tak terasa waktu sudah hampir sore, dan ruangan kami sudah bersih, tak berapa lama orang tua kami satu per satu datang untuk melihat ruangan kami. Setelah agak lama orang tuaku pun datang. Mereka lebih menghabiskan waktunya untuk bernostalgia dibandingkan melepas anaknya yang selama 6 bulan tidak akan keluar asrama. Hingga akupun teringat akan Silvana.

"Pak, Bu, ada temanku yang bilang sebagai fans berat bapak ibu, aku ingin mengenalkan dia.."

"Owh ya, gak apa, di mana dia?" Ibuku menanyakan.

"Sebentar akan aku cari." Berbicara soal mencari, aku baru ingat, aku tak tahu dia kamar nomer berapa, yang aku tahu, kamar wanita ada di sayap selatan. Apa boleh buat akan kucari sebisanya.

(-cont)
I don't know what I should give the title for this one. Recently I just trying writing some lyrics, with no rhyme at all, and still wondering when I will start fill that's up. Anyway, I just want to write it down, cause I just feel like it. Be caution  of really strong word I gonna use.

So, I can not say that I'm fine, because this jobless situation is really a shit, you know that, but I hope you don't really have to gone through this kind of situation. Really is a real shit, sometime I could just giving up, or blaming myself, on my bedroom of course, cause I don't want anyone find out what I'm going through. It's like a hell of storm within my mind, trying to find some good excuse for my condition but I gave up on that, cause I can't really find a good one. The next thing I know, I really want to cut back myself from the society, feel like I will be putting in some heavy pressure or became a topic in the neighborhood, I don't really like that, If you have something to tell me, please tell me in front of my face, either it good or bad, I don't really think that will make any different at all.

All of that happened until I finally noticing that I became the product of this shitty society. Yeah, I start wondering, why I have to be upset, when there is a lot of people complaining about their job every single day, while I'm here complaining because I don't have a fucking job. Isn't that so messed up? I realized that sometime we are being pressured not because everybody blaming us or judging us, but most of it because we are unconsciously being so hard to ourselves. We giving a lot of pressured to our little mind, judging it, or even blaming it, that what make us the product of the society. The society nowadays don't really care if you're fine or not, all that they care, If we are fine they will take as much as "fine" that we has so they can also taste it, and if we don't they will just push the shit into your own face and telling you if all of this is your own fault. Nobody care, really, you have to be strong living in this selfish world, if you want to be survive you gotta cruel and strong, that's it, that the simple rule.

Like hell I can think like that, really. I know, being smart isn't my good point, or handsome, athleticism, or an artist, no that's all not my good point at all, writing isn't my good point either. So how can I surviving in this one mess world? I got good insting of surviving, do you know, how many time I'm almost die in my life, or how many time I got pass a crisis time, everybody who knew about it, considering me as a lucky person, but no, I'm not lucky either, you know what luck is, you do what you can with all your might, and leave the rest to the hand of God or whatever you called Him/Her. Yeah I believe universe are doing something for me right now, I could call myself a loser for several past month because I don't really do much to accomplish anything, but not today. This day I found out what I lost long time ago, my confident, my curiosity, and my fighting spirit. Yeah I starting to waking up 5 o clock in the morning again just to jogging or cycling around the complex, I don't really mind what the neighbor gonna talk about me, they can call me a neet, or a failure, or a total loser, but I'm not giving up, and I won't, cause you know what, I want to be a man befitting to be her husband, I love her and I really love her, even though I never told her about how I feel, or she not even the first woman I fall in love too, but I know she worth it, and universe kinda telling me to not give up on her, and I have to start fighting for it. Also there is my biggest dream, that I will make everybody happy, free education and much more, I really love this country, no matter how messed it is right now, but someday I'm gonna build that school that can harbor every kid in need of education, yeah that's really one hell of  a dream. Yeah to be able to achieve all of that, I need to be stronger in mind, brain, and brawn. I really need to stop hoping and start doing, but right now I really need start to figure out what can I really do to get out of this stagnan life, and yeah I'm still going to continuing my Belum Ada Judul, it's not even get to the conflict yet, anyway, see you later.

Monday, 9 July 2018

It won't long last..

I used to have the field across my yard
Playing on it grass, feel it cares my back
The sun always slip his way to my bed
Waking me up with his warm touched

Yeah that was long time ago
When I still wimpy and clueless
Now house upon house
Rising up, the field left no traces

I really miss that moment
When I flying the kite
With the wind ride on my back
When you and I becoming friend
And said we gonna last forever
Where I have the hunch
It won't long last..

Time are cruel, leaving our youth in a flash
Did we grow up properly, that what you said
I don't know, cause all I ever do is make a mess
We should go saparate way, that when you said goodbye.

I really miss that moment
When I flying the kite
With the wind ride on my back
When you and I becoming friend
And said we gonna last forever
Where I have the hunch
It won't long last..

Sunday, 8 July 2018

Gambler

You said that I'm no good
Saying yes to everyone need
I should learn to refuse
That what you said to me

You know I'm just a kid
Still believing in destiny
Putting my life on a simple luck
When everything turn out to be suck

Oh babe, please come to me,,
I will trade all of my luck, as long as you are with me..
please don't go, stay with me..
I can do anything, cause you are my lucky clover..

Everytime I down on my knee
You would listen to my weep
Comforting me like a saint
saying this is not the end

I don't really have the gut
To rolled the final dice
Like playing Russian roulette
Pointing the gun at my head

Oh babe, please speak to me,,
I will trade all of my life, as long as you are with me..
please don't go, live with me..
I can love you are, cause you are my final queen..

Just say one word, I'll be there in a flash for you
No matter it fame or shame, Night or day
So If you could show me,
That you holding my Ace of Hearth
Please tell me, cause that what make my hand complete

When the rain pouring so hard
When the sand stuck in our feet
When we run out of gas
When we race again the time

We life all that together
We cherish that moment
Like there is no tomorrow
I'll protect you from the sorrow

Oh babe, please come to me,,
I will trade all of my luck, as long as you are with me..
please don't go, stay with me..
I can do anything, cause you are my lucky clover..