Ternyata dia Yuli, senior yang tadi pagi berkenalan denganku di lobi.
"Hai, Roi kan?"
"Hahaha, iya mbak, gak nyangka ketemu lagi."
"Huss.. sudah kubilang tidak usah pakai mbak.."
"Maaf mbak belum terbiasa.. hehehe.."
"Hmm, klo begitu biasakanlah mulai dari sekarang.."
"Aku akan usahakan mbak, ehh Yul.."
"Hahaha, baiklah Roi, kau ditempatkan di asrama Spadona juga ya?"
"Iya, klo mbak Yul, di asrama mana?"
"Duh, make mbak lagi, aku juga di asrama ini Roi, aku kelas 2, itu artinya mulai sekarang kita tinggal 1 rumah."
"Haahhh... 1 rumah mbak? Berarti 1 gedung asrama ini campur?"
"Yupp.. kamar kamar untuk anak kelas 1 ada di lantai paling dasar, kelas 2 di lantai 2, dan terakhir kelas 3 di lantai 3, ya sudah kau masuk dulu saja Roi."
Aku mulai masuk ke dalam bangunan tersebut. Aku bisa melihat ruang tengah yang besar lalu terdapat lorong dibagian utaranya yang nampak seperti kamar kamar di kanan kirinya, sebelah barat terdapat ruangan yang nampak banyak sekali buku buku tertumpuk di rak, semacam perpustakaan kecil, di sebelahnya juga tampak ada ruanganya yang nampaknya seperti dapur. Hiasan hiasan lukisan pedang menghiasi dinding rumah tersebut.
Aku mendengar suara orang berbicara dari sebuah ruangan di sebelah timur, nampaknya itu seperti aula mini, di dalam nampak seseorang sedang berbicara di depan. Aku melihat ke kerumunan orang tersebut, dan kulihat Icad duduk di sana bersebelahan dengan wanita judes tersebut.
"Kau nampaknya terkejut dengan ini semua Roi." Suara Yuli mengalihkan perhatianku sejenak dari ruangan.
"Ya, ini pengalaman baru bagiku. Aku merasa sangat bergairah namun disisi lain aku merasa sedikit cemas."
"Tak perlu kau pikirkan Roi, semuanya akan baik saja tanpa kau sadari." Yuli mencoba menenangkanku dengan tersenyum. "Lihat di ruangan itu, itu yang sedang berbicara namanya Bobi, dia ketua asrama ini. Dia sedang menjelaskan apa yang perlu kita lakukan, semacam rule of play. Setelah kuantar kau ke ruanganmu, kita bisa segera bergabung dengan mereka."
Aku menuju ke ruanganku satu kamar untuk empat orang. Ruangan itu besar sekali, dengan masing-masing empat buah lemari, empat buah meja belajar dan kursinya, serta dua buah kasur bunk bed. Aku penasaran sekali, siapa saja teman kamarku, aku melihat mereka telah meletakan barangnya masing-masing di atas kasur, aku melihat hanya tersisa satu kasur bagian atas. Baiklah, tak ada bedanya menurutku. Setelah kuletakan tasku, aku bersama mbak Yuli kembali ke aula asrama tadi.
Sesampainya di depan pintu, mbak Yuli mengetuk sekali lalu masuk ke dalam. Dia membisikan sesuatu kepada mas Boby dan dia kemudian menengok padaku dan menyuruhku masuk.
"Sepertinya kita ketinggalan satu orang anak baru, silahkan perkenalkan dirimu." Mas Boby memintaku untuk memperkenalkan diri. Aku melangkah masuk, ku perhatikan ruangan tersebut, ramai sekali ada kiranya seratus orang di sini, namun sepertinya ini tidak menjadi masalah dibandingkan saat upacara tadi. Nampaknya mereka pun sadar, aku adalah anak yang tadi kena omelan kepala sekolah.
"Perkenalkan namaku Roi Setya Jati, panggil saja aku Roi, salam kenal."
"Baiklah Roi, silahkan duduk, karena sesi perkenalan sudah lewat, silahkan kau berkenalan sendiri ya." Mas Boby mempersilahkanku untuk duduk. Sejenak kuperhatikan seisi ruangan, bangku sebelah Icad sudah terisi, lalu aku melihat ada sebuah bangku kosong di sudut kanan ruangan, akupun memilih duduk di sana. Mas Boby melanjutkan pembicaraannya, bagaimana peraturan di asrama ini, dan budaya yang ada di dalamnya. Aku tak begitu tertarik akan hal itu, jadi aku tak begitu memperhatikannya. Kulihat bangku depanku seorang cowok, dan sebelahku seorang cewek. Cowok depanku ini tidak lebih tinggi dari padaku, dan dari rambutnya yang dipotong pendek rapi, aku rasa dia anak baik-baik, yang menarik adalah cewek di sebelahku, dia kecil, mungkin tinggi cewek biasa pada umurnya, wajahnya manis, rambutnya hitam panjang mengombak, namun semenjak ada sesi bertanya, dia selalu menanyakan berbagai hal. Aku melihat ke arah jendela, terdapat hutan yang rimbun, dan tampaknya sangat teduh, pikiranku masih bertanya apa hubungan kedua orang tuaku dengan kepala sekolah.
(-cont)
No comments:
Post a Comment