Beberapa waktu yang lalu aku memang mengalami tekanan batin yang cukup berat. Masalah di mana-mana, belum lagi perasaan jatuh cinta terhadap seseorang yang akhirnya malah membuatku semakin menderita. Aku memang tidak seperti orang kebanyakan, mudah percaya dengan yang lain, pintar bergaul, aku lebih memilih hidup soliter, tertutup, tapi sekarang aku bertanya, aku yang tidak percaya dengan orang lain atau aku sendiri yang tidak percaya dengan diriku. Mungkin selama ini aku memang tidak pernah percaya pada diriku sendiri.
Aku berusaha berubah, tapi nyatanya, tetap saja aku masih merasa sakit. Luka yang ada dalam diriku, luka yang tak terlihat. Berkali-kali aku mencoba menyembuhkannya, tapi tetap tidak bisa, banyak cara, banyak hal sudah kulakukan tapi tetap saja luka itu makin perih dan makin menganga dalam hatiku. Aku sudah lelah terus berdoa, aku sudah capek terus tersenyum, aku juga mulai bosan terus memikirkan dirinya.
Kamu tahu bagaimana rasanya ketika kamu menyukai seseorang tetapi kamu tak bisa berbuat apa-apa untuk mendapatkannya, kamu tahu bagaimana rasanya ketika kamu berjanji dan kamu tahu janji itu sangat sulit untuk ditepati, kamu tahu bagaimana rasanya ketika kamu sudah berusaha maksimal tapi yang kamu dapatkan bertolak belakang, kamu tahu bagaimana rasanya ketika orang yang kamu percayai, yang selalu kamu support selama ini, ternyata mereka tidak peduli dengan dirimu, rasanya lebih sakit dan pahit daripada kematian.
Aku mulai berpikir, apa gunanya aku ada di dunia ini, apakah aku yang cuma seorang kecil ini berpengaruh pada dunia ini? Kenapa Tuhan memberikanku hidup seperti ini, bukankah lebih baik aku tidak pernah ada? Bahkan bagiku merekapun akan baik-baik saja tanpa adanya diriku. Aku merasa aku hanya akan menjadi beban saja bagi yang lain. Apa yang bisa kuberikan pada mereka? Tidak ada.
Aku sudah bosan terus terisak-isak di tengah malam, bosan meratapi apa yang harusnya tak patut kuratapi. Rasa dingin dan sakit terus menyiksaku selama ini sekarang bergantikan rasa hampa, kosong bagai ruangan tak bertuan. Aku sudah tak bisa lagi merasakan cinta, sedih, marah, senang. Aku sudah tak utuh seperti aku yang dulu.
Mungkin memang aku yang salah, bagaimana bisa aku percaya pada orang lain sementara aku tak pernah percaya pada diriku sendiri. Dan kalau cinta itu ada, kenapa tidak pernah ada yang mengerti diriku. Aku hanya butuh orang yang benar-benar mengerti diriku, dan sepertinya keluargaku. mereka, dan orang lainpun tak kan pernah mengerti diriku karena aku sendiri juga belum sepenuhnya mengetahui siapa diriku sebenarnya. Di mana aku harus meletakan kakiku, ke mana aku harus memandang, apa artinya diriku bagi mereka, di mana aku harusnya berada. Semua pertanyaan itu terkesan sederhana tapi sangat sulit mencari jawabannya.
Aku selalu berpura-pura kuat di depan yang lain. Selalu tertawa padahal menderita. Selalu mencari perhatian dengan tindakan-tindakan bodoh hanya agar yang lain mengetahui keberadaanku. Aku memang bodoh, aku memang kesepian, aku menderita dan aku sudah tak punya tempat untuk menyandarkan tubuh ini. Aku lelah dan aku bosan dengan semua ini.
Apakah ini semua takdir, atau manusia memang bisa merubah hidupnya sendiri. Bukankah tak peduli di manapun hilirnya, kemanapun arusnya, semuanya akan bermuara ke tempat yang sama?
No comments:
Post a Comment