Tuesday, 8 January 2013

Sebuah surat kecil dari hati.


Malam itu, hampir 1 tahun yang lalu tepatnya, di tengah hangatnya api unggun, pertama kali aku mengenalmu. Awalnya aku takut melihatmu sifatmu yang cuek dan galak membuatku enggan untuk mengenalmu, tapi seiring waktu berjalan, kulihat satu sisi dari dirimu yang lembut, berprasaan dan hangat. Senyummu yang jarang sekali terlihat memancarkan keikhlasan, dan tawamu mencerminkan jiwa yang dipenuhi rasa kebebasan. Kita sudah 2x menjadi 1 kelompok dalam pelajaran yang sama, bahkan masuk ke dalam bidang yang sama, tapi entah mengapa rasanya sulit sekali bagiku untuk mengenalmu lebih dekat, mungkin aku memang seorang lelaki pengecut. Yah pada dasarnya aku memang tidak memiliki apapun yang dapat kubanggakan di depanmu, dan kulihat sepertinya kau tertarik dengan pria lain. Memang sakit rasanya tapi apa daya, jika ini memang takdirku, jika aku memang ditakdirkan untuk sendiri, aku memang selalu sial soal masalah cinta, aku cuman berharap kau tahu isi hatiku, dengan mengetahui kalau kamu mengetahui isi hatiku saja sudah cukup bagiku.  Kuharap kau bahagia dengan pria yang memang kau harapkan, seorang pria sejati dan bukan seorang pengecut seperti diriku.

No comments:

Post a Comment