Malam itu, hampir 1 tahun yang lalu tepatnya, di tengah
hangatnya api unggun, pertama kali aku mengenalmu. Awalnya aku takut melihatmu
sifatmu yang cuek dan galak membuatku enggan untuk mengenalmu, tapi seiring
waktu berjalan, kulihat satu sisi dari dirimu yang lembut, berprasaan dan
hangat. Senyummu yang jarang sekali terlihat memancarkan keikhlasan, dan tawamu
mencerminkan jiwa yang dipenuhi rasa kebebasan. Kita sudah 2x menjadi 1
kelompok dalam pelajaran yang sama, bahkan masuk ke dalam bidang yang sama,
tapi entah mengapa rasanya sulit sekali bagiku untuk mengenalmu lebih dekat,
mungkin aku memang seorang lelaki pengecut. Yah pada dasarnya aku memang tidak
memiliki apapun yang dapat kubanggakan di depanmu, dan kulihat sepertinya kau
tertarik dengan pria lain. Memang sakit rasanya tapi apa daya, jika ini memang
takdirku, jika aku memang ditakdirkan untuk sendiri, aku memang selalu sial
soal masalah cinta, aku cuman berharap kau tahu isi hatiku, dengan mengetahui
kalau kamu mengetahui isi hatiku saja sudah cukup bagiku. Kuharap kau bahagia dengan pria yang memang
kau harapkan, seorang pria sejati dan bukan seorang pengecut seperti diriku.
No comments:
Post a Comment