Karena hidup ini terlalu panjang untuk tidak kita abadikan, aku menulis untuk membuat semua kenangan hidup ini terukir jelas, semuanya kutulis berdasarkan hati yang tulus.
Tuesday, 19 June 2018
Immortal Knight II
To You
Remember that I watched your back
Even when my hand unable to reach
My prayers will backing up your feet
But I know that what I feel is real
Like the flower in the yard
Your honest word, lit up my heart
So reckless and so naive
But you always there for me
To tell me it's just another part of life
In love and in everything
I know your heart deserve the best
That I don't think it was in me
To be your everything
I will strive to be the best for you
Even if I have to die for it
I prayed that fate help me
To give strength to your faith
That I will be your eternal love
Wednesday, 6 June 2018
Losing Out Some Steam
Why, every time I love someone, it's like there's a glitch in my brain that made me do or said mean thing to her, and the moment I do it, my brain like screaming out "why you have to said that, where did all that preparation talk gone!!".
Why, can't I just said I love her, not denying it a lot, and avoiding all the questions, or showing that I actually care like a normal person would do. Oh, God, I think there's something wrong in my personality, like a bug or something, that made me unable to expressing my soft or sweet side rather overcompensated it with toughness and indifference. Huhh.. really pathetic.
Tuesday, 5 June 2018
Relasi Hubungan Sosial, Lifestyle, dan Pekerjaan
1. Faktor individual yang terdiri dari:
- Kemampuan dan keahlian
- Latar belakang
- Demografi
2. Faktor psikologis yang terdiri dari:
- Persepsi
- Attitude
- Personality
- Pembelajaran
- Motivasi
3. Faktor organisasi yang terdiri dari:
- Sumber daya
- Kepemimpinan
- Penghargaan
- Struktur
- Job design
Misal ada 2 perusahaan:
Saturday, 2 June 2018
Harapan (Flash Fiction)
"Ayo kita berlomba 2 putaran.." Dia tampak bersemangat sekali, layaknya ksatria kuterima tantangan tersebut. Air kolam yang terasa sejuk, menjadi ciri khas tempat ini. Kami dengan penuh semangat menyibak air demi air, mengayuh diri kami untuk tiba lebih dahulu di tujuan.
"Yes, aku menang!" Wajahnya berseri seri layaknya anak kecil.
"Yup, sejak kuliah pun aku tak pernah bisa menang dari dirimu." Kubalas ucapannya seraya, mengangkat diriku dari kolam.
"Hahaha, tapi jika kita berenang lebih lama lagi, aku tak akan mampu menandingi tenaga dan stamina itu." Tampaknya dia berupaya merendah. Aku menarik diriku dari pinggir kolam, menuju tenda kecil tempat kami meletakan barang kami. Aku merogoh tasku mengambil handphone ku. Hingga tiba-tiba sebuah pesan mengejutkan tampak di sana.
"Hei, ada apa?" Sepertinya rawut wajahku dapat dilihatnya dengan jelas. Aku tunjukan pesan tersebut kepadanya. "Lalu, bagaimana?" Dia lanjut bertanya.
"Entahlah, saat ku kira aku bisa bertemu dengannya lagi." Terdapat sedikit rasa kecewa yang tidak dapat kusembunyikan dibalik ucapan dan raut wajahku. Kuambil handuk dalam tasku untuk menutupi semua rasa kecewa tersebut.
"Halah... Kamu seperti itu terus, makanya kamu gak pernah maju.." ucapnya seraya merebut handuk tersebut. Seketika itu juga hangat dan terangnya matahari menerpa wajahku. "Dia sedang kesulitan kau malah bersikap seperti ini, beranilah barang sekali, telpon dia, tanyakan kabarnya." Dia memerintahku lagi.
Aku meraih kembali handphoneku, bukannya menelpon, aku mengiriminya pesan. "Ya, Tuhan, kuminta kau menelponnya, malah menulis pesan." Terlihat wajahnya yang seperti tidak menyangka sikapku yang seperti itu. "Kau seperti baru mengenalku kemarin saja."
Setelah beberapa kali berbalas pesan, aku mengalami kebingungan, apa yang akan kuperbuat sekarang. Ada dorongan dalam dari hati untuk bertemu, tapi rasanya jarak yang terlalu jauh nampak seperti tidak mungkin. Seolah-olah Dia tidak memperkenankan kami untuk bertemu.
"Kau ingin menyusulnya?" Suaranya menyadarkanku dari lamunan.
"Ya, ingin sekali, tetapi sini ke sana tidaklah dekat."
"Baiklah, aku belikan tiket bagimu untuk ke sana, besok malam, ya?" Aku terkejut mendengar ucapan itu. "Jangan, tiketnya kan tidak murah, aku tak mau merepotkan orang.." jawabku.
"Tenang, aku dapat bonus, bukan duitku, sekarang tinggal kamu, mau apa gak." Aku berpikir sejenak, memikirkan apa yang harus kuperbuat, apa yang akan ditanyakannya nanti jika kususul ke sana, lalu bagaimana pula orang tuaku. Kusampaikan semua hal itu padanya.
"Dasar, kamu ini emang kebanyakan mikir dari dulu, gerak dulu aja, pikir belakangan, dah ya, ku pesankan ya." Begitulah akhirnya, bagaimana aku berada di kereta ini. Melewati desa demi desa, sawah demi sawah, sebuah peradaban manusia yang sudah lama tidak aku saksikan.
Kereta yang berjalan teratur serta dentuman besi yang beradu antara rel dengan ban, membentuk suatu keteraturan irama, layaknya roda kehidupan yang teratur terus berputar dengan lika-liku dan nyanyiannya. Begitu pula seperti sudah teratur sebelumnya, bencana pun bisa datang seketika. Bencana hadir di antara jalanku menuju ke sana. Apakah harus mundur setelah pergi sejauh ini? Enggan rasanya hati untuk menyerah, entah apakah ini bentuk ujianMu, atau caraMu untuk memintaku mundur, aku sudah lelah menyerahkan nasib pada roda takdir, selama ada sedikit harapan, aku akan tetap maju, layaknya kereta yang tidak pernah mundur.
Hype!
Payah, gak bisa move on gini dari mereka. Cinta dan sayang bangetlah sama mereka. Kemarin kemarin kayaknya hidup terlalu monoton dan gak ada gairah sama sekali.
Makasih banget sama Risang sih, yang udah sponsorin tiket kereta, klo gak, gak mungkin ketemu mereka ini. Sekedar ketemu, ngobrol dan mengetahui kabar mereka baik-baik saja sudah menyenangkan. Bener bener bersyukur dah.
Hati kecilku bener bener berharap, kumpul gini bisa lama dan gak berakhir, tapi ya aku sadar, itu gak mungkin, kita masing-masing punya tujuan yang kita ingin capai masing-masing, dan aku selalu berdoa kita semua sampai di tujuan masing-masing. Paling gak bisa kumpul lagi full team sama mereka semua. Bebas dah mau ngapain yang penting kumpul aja. Bersyukur banget ketemu mereka di tengah lautan manusia yang luas ini.
Haah.. Thanks God, protect them all and their beloved persons, their dreams, their faith, and their hopes, when I'm not around to protect them all with my hand, please lend them your helping hand. 🙏