Monday, 27 November 2017

Belum Ada Judul Ch2

Ku mulai melangkah dengan mantap menyusuri jalan utama penghubung antara gerbang sekolah dengan gedung utama. Jalannya yang lebar, dihiasi taman-taman kecil di kiri kanannya serta tidak jauh terletak di sebelah barat dari gedung utama, terdapat lahan parkir yang lumayan luas, dan aku pun dapat menyaksikan bangunan bangunan besar berada di balik gedung utama. Pagi ini semua siswa baru akan mengikuti acara penerimaan siswa baru di aula gedung utama.

Ketika aku mulai masuk ke dalam gedung utama tersebut, aku sangat kagum akan besarnya gedung tersebut. Layaknya area tamu hotel bintang 5. Dibagian tengah terdapat meja yang melingkari tiang besar yang berada tepat di bangunan tersebut, orang-orang yang duduk di meja tersebut tampak sibuk melayani mereka yang datang, seperti halnya yang biasa dilakukan resepsionis. Aku pun mengamati sekelilingku mencoba mencari tahu, di mana letak aula untuk acara tersebut. Akhirnya aku menemukan sebuah petunjuk jalan digital yang menunjukan arah menuju Aula yang kumaksud.

"Hei.. Anak baru ya?" Tiba-tiba ada suara cewek yang memgejutkanku.

"Ya, ada apa ya mbak?" Balasku seraya melihat kearahnya, ternyata dia tidak sendirian.

"Kenalin, nama gw Yuli, panggil aku pake nama aja gak usah pake mbak, aku juga cuma satu tingkat di atasmu kok."

"Gak enak mbak, entar dikira gak sopan ke senior."

"Halah, di sini gak ada senior junior, oh iya, namamu siapa klo boleh tau?"

"Namaku Roi mbak." Cewek ini easy going banget pikirku, tapi tidak demikian dengan 3 cowok dibelakangnya, dari tadi mereka hanya diam saja, perawakannya tinggi besar pula semua.

"Hoh Roi, nama yang bagus kayak orangnya.."

"What!?" Aku menahan keterkejutanku dalam hati.

"Jadi gini Roi, kalo dilihat dari postur badanmu, sepertinya kamu atlit kan?"

"Atlit? Gak kok mbak, saya cuma pelajar aja dari dulu."

"Hoo, klo gitu, kamu pasti hobi olahraga?"

"Gak juga, olahraga seperlunya aja, dan keseringan juga cuma lari."

"Wah, ekskulmu apa waktu smp?"

"Saya homeschooling mbak, gak pake ekskul ekskul." Kulihat wajahnya yang sedari tadi berseri mulai sedikit meredup. Mungkin aku tidak seperti yang diharapkannya.

"Klo gitu di SMA ini kamu harus ambil ekskul Roi, kamu bisa main basket?"

"Gak juga mbak." Sebenarnya aku sedikit bisa, namun aku takut memberinya harapan yang gak gak.

"Aku masih gak percaya, orang tinggi besar dengan postur yang bagus sepertimu bukan atlet." Dia menyipitkan pandangannya ke arahku. "Tapi gak apa Roi, aku sama temen-temenku ini anak ekskul basket, klo kamu mau Join setelah upacara mampir ke stand kita ya."

"Hahaha, bisa diatur mbak." Akhirnya dia berpamitan dan pergi bersama teman-temannya.
Karena upacara penyambutan sudah akan dimulai, aku beranjak ke aula. Setibanya di aula, sudah banyak sekali siswa baru berada di sana. Beberapa ada yang sibuk berkenalan, ada juga yang hanya duduk saja, pokoknya ruangan tersebut sangat ramai. Aula ini cukup besar, bentuknya seperti gedung opera hanya sangat besar. Jadi di sekolah ini upacara dilakukan di dalam ruangan ber AC dengan tempat duduk yang empuk menyerupai bangku gedung bioskop. Aku sampai lupa klo ini adalah aula sebuah sekolah.

Aku mulai mencari nomer bangkuku, A49. Perlahan kususuri deretan bangku itu, sampai aku melihat nomer A50, dan ada seorang cewek duduk di sana. Dilihat dari rambutnya yang sebahu itu, aku berpikiran pasti dia cantik.

"Permisi, boleh numpang lewat? Bangkuku A49." Sapaku kepadanya, sekedar meminta izin untuk lewat, dia pun memalingkan wajahnya.

"Kamu.." dia terkejut, begitu juga denganku, ternyata dia adalah cewek menyebalkan tadi.

(Bersambung)

Tuesday, 21 November 2017

Belum Ada Judul Ch1

Kring.. Kring... Kring...

Alarm di atas meja belajarku berbunyi begitu kerasnya, cukup membuatku setengah tersadar di pagi ini.

"Roi, cepat bangun, sudah jam berapa ini..!!"

"Iya, bu.."

Seperti pagi-pagi hari biasanya, ibuku tidak pernah berubah sejak aku kecil, tanpa beliau sadari sekarang aku sudah SMA. Ya, ini adalah pagi pertamaku di jenjang SMA, sebuah jenjang sekolah yang mereka bilang bagian paling menyenangkan. Aku mulai membayangkan seperti apa kehidupan SMA ku besok, apakah aku akan mempunyai banyak teman? Aku tidak sabar untuk memulai hari ini.

Setelah selesai sarapan dan berkemas, aku mulai pamit kepada kedua orang tuaku.

"Pak, bu, aku berangkat ya.."

"Iya Roi, hati-hati di jalan, nanti barang-barangmu akan kami antarkan ke asrama.." ibuku berkata sembari melambaikan tangannya.

Meskipun sekolahku ini berada di kota yang sama dengan tempat tinggalku, tapi aturan sekolah tersebut mewajibkan setiap muridnya untuk tinggal di dalam asrama. Sekolah tersebut sangat terkenal di negera ini sebagi sekolah yang menghasilkan siswa-siswi yang berprestasi. Garuda Muda, itu nama sekolahnya, sebuah sekolah besar yang terletak di kaki gunung Merbabu yang megah, dengan keindahan alam yang sangat mempesona mata.

Pagi itu transportasi masih sangat lengang, aku berjalan kaki menuju sekolahku yang berjarak sekitar 5 km dari rumah, namun udara di Saga ini masih sangat sejuk, sehingga sangat menyenangkan bagiku untuk berjalan menikmati udara segar tersebut. Jauh berbeda sekali dari tempat tinggal kakek dan nenekku yang berada di Jard, di sana udaranya sangat panas dan pengap. Aku menghabiskan masa kecilku tinggal di sana, karena kedua orang tuaku sangat sibuk, mengurusi pekerjaannya sehingga mereka sering berpergian ke luar kota bahkan luar negeri.

Ketika tengah asyik menikmati udara pagi ini, dan melamunkan kehidupan SMAku besok, tiba-tiba aku melihat seorang cewek, terlihat dari wajahnya sepertinya dia sedang kesulitan akan sesuatu, pandangannya terarah ke arah pohon yang ada di depannya. Jika dilihat dari seragamnya sepertinya dia berasal dari SMA yang sama denganku. Aku mencoba mencari tahu apa yang terjadi.

"Heii,, ada apa??"

Tiba-tiba tercipta keheningan, yang membuatku bingung dan dia menatapku dengan pandangan mata yang tajam.

"Hei.. " lanjutku mencoba memecahkan keheningan yang canggung itu.

"Apa kau bias memanjat pohon?" Dia bertanya dengan nada yang cukup serius.

"Huh, tentu saja..." jawabku.

"Tidak Nampak seperti itu bagiku." balasnya dengan nada yang mulai terdengar cukup mengesalkan.

"A.. apa kau bilang.." aku setengah terkejut dan kesal mendengar perkataannya tersebut.

Sejenak kulirik pandanganku ke atas pohon tersebut. Terlihat di sana, ada seekor anak kucing sepertinya dia tidak dapat turun. Mungkinkah? Jadi dia sebenarnya ingin menolong kucing tersebut.

"Kau tahu, akan aku panjat pohon ini dan membawa anak kucing itu turun." kataku kepadanya.

Aku mulai memanjat pohon tersebut dengan perlahan, lalu aku sampai pada ranting dimana anak kucing itu berada, aku mulai merangkak maju di atas ranting itu, namun semakin aku merangkak maju, ranting pohon itu semakin merunduk, dan tanpa perlu aku mengambilnya, anak kucing itu mulai berani lompat untuk turun.

"Fuih, sudah capek capek manjat ternyata dia lompat turun sendiri." pikirku dalam hati.

Kratak.. takk... BRUGH!!

Aw, ranting tempatku tadi patah, dan akupun terjatuh.

"Sudah, kuduga, kau memang bukan tipe orang yang bias diandalkan." aku mendengar suara cewek itu. Dia berdiri tepat di hadapanku. Ku mencoba mengumpulkan lagi tenagaku dan mulai berdiri.

"Daripada terus mengejekku, bukankah aku pantas mendapatkan ucapan terima kasih?"

"Apakah aku pernah meminta pertolonganmu?" balasnya padaku.

"Setidaknya berkat kecerobohanmu, anak kucing itu bias turun." tambahnya.

Ugh, malas sekali aku meladeni ucapannya tersebut. Meskipun dia memiliki paras yang cantik, tapi sifatnya itu membuatku malas bahkan untuk mengenalnya, akhirnya kuputuskan untuk mendiamkannya saja.

Setelah berjalan beberapa saat tibalah aku di komplek sekolahku. Tampak sudah betapa luasnya komplek sekolah Garuda Muda ini. Baiklah aku akan memulai kehidupanku yang baru di sini.

Let's GO!!!


(-bersambung)



Wednesday, 8 November 2017

Remainder

Too busy with my monotonous life recently, so I'm unable to keep it up to date. How long has it, from my last story? Hmm.

I'm doing just fine right now. Having a little bit shaky after so long unable to go home, unable to see some friendly faces. It really nice to be back.

It doesn't take to long, until one bye one, all of my friends contacting me. It's such a great occasion to met them, they didn't change at all. Listening to all kind of their troubles, mostly about ladies, hahaha, so typical.

I met Gio, Uga, Kimung, Epul, Zaki, Eza, Sabun, and also Mochi and Arifin who recently had just finished their study at Germany. I don't know when the last time I met them, all I can remember it's has been far too long, and yet I still get the same vibe like when we were just a mere high school student. And of course we are still a bunch of unemployed person, so funny though.

Oh yeah, I almost forgot. On the September most likely 2 months ago, My senior, as also as a mentor and best friend of me, Ionk, getting married. It's such a great wedding. I got the chance to met up with all of my senior and friends when we all still the member of PRMK FT Undip.

Being hectic in the morning, when I failed to contacting Risang. Also there is Yuke who got tricked by Arda, because Arda cancelled his departure. He got an extra shift at work. So Yuke going to the Purwakarta all by himself. Luckily, I'm able to hear his phone call. Due the delayed at Semarang for almost 2 hours, he arrived at 4 o'clock, when it usually around 2 o'clock in the morning.

So after I tried several time to contacting risang and the result is fruitless, I decided to leave him behind, because I promised Suzan to pick her up at Kebayoran Lama. So me and Yuke goes to pick Suzan up, after searching for her address, finally we able to get to her boarding house. She wore a red dresses that day, and yeah she look perfect. Next we moved to the church at Pasar Kranji Bekasi Barat.

What a surprise, I met with om Valz, Mas Danu, Tio, Gori, Vincen, Sasongko, Acan, Mbak Vincen, Ikalay, Arde, Mba Inka, Mas Dion, Mas Gedang, Mba Sista, Martin, Maria, Febri, Wimba, Chris, Dhea, Lala, Enggar, and Mas Luhur. They're all look great, and it nice to know they're doing fine. Then on the reception, there's also Juan, Cynthia, Feto, Dewi, who joined up later. But that's day was not an easy day for me. I also promised Pingkan to pick her up at her auntie, but after seeing the trafic jam at Google map, it was not a wise choice to pick her up, it will tak 3 or 4 hours to go from here to her and back here again, by the time we arrive the reception will long gone. So she decided to take Gojek, but the trouble not ended yet. Pingkan contacting Chris, telling him, that her phone was gone. That made us shocked to hear that, and she decided not to come. I felt sorry for her that time, for her lost, so I ask everyone, that after this we go to her aunt house, and everyone agreed to it.

The reception ceremony of the wedding had been held really well. The foodies are tasty, and the guest are packed full. So the food are all gone in the blink of an eye. That's not a big deal after all, being able meet everyone again after quite sometime was what I really look up for. Oh, yeah the troublesome thing is that I need to brought along a quite big picture, which I had kept for a long long time. Because I had promised to Ionk that I will bring that picture to his wedding.

So, afterward, me, Yuke, Suzan, and Chris were gone to Pingkan place, Achan didn't join us yet because his belongings are still in Gori houses. Yeah, even though it should be nearby, but the traffic was really crowded, it take almost 2 hours to reach there. Eventually, Pingkan phone has been found when we reach there, it seem the founder was kind enough to bring it back to her. After taking some short break, we decided to gather up with the rest at Gori houses, and of course another crowded road for us.

When we reach Gori places, there was Tommy in there, he just recently got back from his work, and decided to stop by here. Having some small talk, we all decided to take a dinner at SMB. Even tough I quite often to go to Bekasi, but this is the first time for me to go to SMB. Yeah the mall are quite big, not the biggest mall I ever see but, still bigger than any mall in Bekasi.

Having dinner like this with everyone, that I used to get dinner together in the past really savour my soul. It nice being together with them, you know, I was never understand what it's like to have someone you can call Kakak, but being together with them made me able to understand it feel. You know, there's more reason why did I decided to write this kind of story, another reason why I really happy that day, and also there's something I regret that I wish I didn't do that day, yeah it's about her that I adore. It's not like I don't want to write about her, but I afraid yeah I'm afraid that's it. At least being able together the whole day with her, and knowing she was fine just enough for me, and I also hope she never read this post, hahaha funny tough..