Thursday, 27 April 2017

Puzzle


Kuambil sebatang rokok Dunhil yang belakangan ini jadi temanku melalui, mencoba memecahkan setiap teka-teki impedansi ini. Hari ini aku beruntung sekali dosenku sadar sudah aku tunggu di kampus. Selesai sidang dia langsung mengajakku untuk melihat hasil perhitungan manualku. Setelah 1 jam lamanya, ternyata hasil yang kudapatkan sepertinya masih kurang memuaskan, aku masih harus melakukan perbaikan lagi. Lelah rasanya ketika kepala ini terasa stuck seperti ini.

Sepulang dari kampus, langsung kulempar badan ini ke atas kasur, rasanya berat sekali kepala ini, tak heran memang semalam aku baru tidur jam 3 pagi dan bangun jam 7. Semalam aku pergi ke kerep, hanya sedikit berbincang dengan bunda Maria, sebenarnya aku tak tahu aku mau memohon apa, jadi yang kulakukan hanya bersyukur masih bisa datang lagi di tempat itu, bersyukur atas semua pengalaman hidupku yang membawaku hingga hari ini, bersyukur atas kelebihan yang sudah diberikan-Nya padaku hingga saat ini. Lagipula payah sekali rasannya jika setiap ke sana aku hanya memohon, bantuan yang diberikan-Nya padaku sudah lebih dari cukup.

What a though month, tapi aku lupa kalau masalahku ini tidak seberapa dibandingkan permasalahan yang dihadapi orang lain. Masih banyak orang yang sedang mengalami permasalahan dalam hidupnya yang lebih berat dibandingkan diriku, dan mereka tidak mengeluh sama sekali. Ya, aku rasa, pribadiku masih sangat lemah. Aku masih belum terlalu bisa mengontrol perasaanku sendiri, disitulah letak kelemahanku yang paling fatal. Ketika kondisi fisik dan jiwa melemah begitu juga keyakinan dan perasaanku, yang seolah merayuku untuk menyerah saja. Tetapi Tuhan menghadirkan orang-orang yang selalu dapat kupercaya, dan mereka masih sangat yakin aku mampu untuk menyelesaikan ini semua, kenapa aku harus ragu.

Perlahan namun pasti, kubaca semua buku yang selama ini hanya mengisi folder-folder ebook di dalam laptopku, dan ya, semua jawaban yang kuperlukan ada di sana, yang perlu kulakukan saat ini hanya fokus. Aku kembali teringat zamanku maba saat bertemu dengan satpam sipil pak Umar namanya, dia mengingatkanku kalau aku harus belajar untuk fokus, dulu aku hanya menganggapnya sebagai angin lalu saja, namun sekarang aku rasa ucapan beliau sangatlah tepat. Perlahan kutemukan setiap jawaban itu, dan baru kusadari ternyata dosenku yang selama ini selalu kusesalkan ternyata sudah membantuku tanpa aku sadari. Ahh, rasanya ingin memaki diri sendiri, aku melimpahkan semua kekesalanku akan kelemahanku pada orang lain, dan aku sedikit menyesal akan itu semua. Mungkin aku sebaiknya mulai mendengarkan baik-baik apa yang orang harus katakan padaku.

Sikap keras kepala dan egoisku yang membuatku tidak pernah mengakui kelemahan yang sebetulnya selama ini aku menolak untuk menyadarinya. Butuh waktu hampir 6 tahun bagiku untuk menyadari setiap kekurangan dan kelemahanku itu. Ya, mungkin ini memang jalan yang disiapkan-Nya bagiku untuk menempaku menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Lucu sekaligus menyedihkan memang jika mengingat banyak sekali aku mengalami kejadian yang sama selama kuliah di Undip ini, tapi sekarang aku sudah mantap untuk memperbaiki itu semua, sedikit terlambat memang, namun itu lebih baik daripada tidak pernah menyadarinya sama sekali.

Aku rasa hanya ini yang ingin kutulis pagi ini, kerjaanku masih belum selesai, dan aku harus mencoba kembali memecahkan teka-teki impedansi ini. Saatnya kembali menghadapi apa yang harus kuselesaikan, semoga saja aku bisa menyelesaikannya sebelum jam setengah 11 nanti. Ditemani lagu dari penyanyi Adhitia Sofyan yang direkomendasikan Tio sepertinya cukup membuatku merasa rileks dalam mengerjakan Tugas akhirku ini.

No comments:

Post a Comment