Sunday, 10 November 2013

Sedikit Pemikiran di pagi hari

Sebuah pagi yang sendu, kutermenung di halaman belakang kosku dengan segelas kopi hangat di tangan. Sejenak kucoba untuk menikmati hembusan udara pagi yang masih sangat segar. Seolah merefresh kembali pikiranku yang semalam berkecamuk bak badai.
Aku selalu berpikir terkadang mengalah itu diperlukan, biarpun akhirnya pasti aku yang kan terluka. Tapi untukku rasa itu sudah seperti sarapan sehari-hari bagiku, jadi tak ada salahnya. Yah, bukankah aku sendiri yang bilang untuk tak memikirkannya lagi.
Aku selalu menganggap tempat ini merupakan tempat yang tidak biasa. Tempat ini yang memberitahuku bahwa semuanya lebih mudah jika dikerjakan bersama. Aku yang selalu menganggap bekerja sendirian itu mengasyikan entah mengapa menjadi tertarik dengan tempat ini. Bagaimana mereka menyambutku, menggenggam tangan ini dengan erat seolah tak ingin kehilangan.
Mereka yang mengenalkanku dengan semua teman-teman sebayaku. Menjalani hari-hari bersama, dan menyelamatkanku dari neraka kesepian. Hingga tak sengaja perasaan cinta tumbuh dalam hatiku. Mungkin karena ini perasaan yang baru dalam diriku, aku tak pernah tahu bagaimana harus menghadapinya. Yang bisa kulakukan hanya membuatnya tersenyum. Dia tipe orang yang mudah bergaul dengan orang lain, terkadang aku memang iri jika melihat ada cowok lain yang bisa sedekat itu dengannya, tapi ya sudahlah akupun tak pandai bergaul, lagipula aku masih ingin keluarga ini menjadi sebuah tempat yang hangat bagi semuanya, jadi aku pasrahkan perasaanku pada keadaan.
Tapi entah mengapa belakangan keluarga ini sudah bukan keluarga yang dulu kukenal lagi. Semua seperti berjalan sendiri-sendiri, aku jadi merasa apa bedanya ini dengan keadaanku yang dulu saat masih sendirian. Entah karena ego kami masing-masing yang masih tinggi atau kurangnya rasa memiliki akan keluarga ini. Saat ini telur-telur emas lahir di keluarga ini, dan terkadang aku sedih bagaimana dinginnya keluarga ini menyambut kelahiran mereka ke dalam keluarga ini, bagaimana masih sedikitnya perasaan peduli akan kehadiran mereka diantara kami. 
Entah apa yang harus kulakukan, aku cuma orang bodoh yang tak mengerti apapun. Sudah banyak buku tentang bersosialisasi dan bergaul kubaca tapi hasilnya aku tetap tak bisa banyak berkata jika didepan mereka yang baru itu. Aku ingin sekali seperti mereka para seniorku seperti dia yang sepertinya mudah sekali bergaul dengan orang-orang baru. Kemana hilangnya tempat yang kukenal dulu ini, aku rindu akan rumahku yang lama.

No comments:

Post a Comment