Jadi ini sekedar cocokologi biasa, bukan mencoba sok filosofis, namun rasanya cukup menggelitik untuk tidak ditulis.
Pernah gak sih kalian denger omongan orang-orang tentang masalah memilih pasangan, terutama pasangan hidup, dengan kata-kata, "lu kebanyakan maunya", "lu kelamaan nunggu", "udah yang ada aja", dan lain-lainnya. Well, klo aku punya temen begini nih, pasti udah aku maki-maki balik. Temen macam gini nih yang bikin populasi orang goblok di Indonesia bertambah. Masalah memilih pasangan apalagi pasangan hidup, gak bisa kamu sepelekan, bayangin aja kamu beli permen yang cuma buat manis sesaat aja mikir-mikir dulu, masa milih pasangan hidup gak pake mikir.
Tiba-tiba aja pagi ini aku kepikiran, tentang kesenanganku akan sepatu. Entah kenapa, ada ketertarikan sendiri terhadap sepatu, mau itu casual shoes, work shoes, formal shoes, sneaker, dan sport. Ada banyak sekali model sepatu di luar sana, yang sering menangkap perhatian mata. Saking tertariknya, tiap lihat sepatu yang menarik mata, aku sering nyobain kalau ke mall, biarpun gak beli, karena terkadang memang harganya yang kelewat mahal, atau size dan kenyamanannya yang tidak sesuai dengan penampakannya. Jadi klo ibarat jodoh nih, kamu ketemu orang yang penampilannya menarik perhatianmu, tapi dia terlalu jual mahal dengan kepribadiannya yang gak seberapa.
Bahkan yang murah sekalipun terkadang tidak menyerupai kualitasnya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah sepatu-sepatu yang memang original tetapi harganya murah. Sepatu aja kalau ingin kualitas bagus, harus milih yang original, itu aja hati-hati takut KW, kamu gak takut bakal nikahin orang fake? Barang yang murah tapi original, kualitasnya tidak diragukan lagi, mereka murah biasanya karena penampilannya yang kurang menjual di pasaran atau karena mereka tidak pandai dalam membranding diri mereka. Sama kayak kita kadang suka memandang rendah orang yang penampilan atau latar belakangnya kurang menarik padahal kualitas kepribadiannya original dan terbaik.
Kadang aku ngibaratin sepatu-sepatu dengan brand bagus dan harga selangit itu macam artis. Ada yang memang benar-benar bagus, ada yang memang biasa aja.
Nah dua alasan di atas itu yang kadang-kadang bikin aku juga lama kalau mau beli sepatu baru. Aku pribadi, kalau milih sepatu lihat dari fungsinya dulu baru turun ke sizenya. Ini udah ibarat kalau kita milih teman gitu. Fungsi itu ibarat jembatan yang menghubungkan kita dengan teman kita, entah itu hobi, acara favorit, kerjaan, dan lainnya, sementara size adalah rasa nyaman yang kita dapat saat dengan mereka. Kalau jodoh menurutku jatuhnya ke sepatu daily usage kita. Kenapa? Karena menurutku kalau sepatu keseharian kita gak nyaman, itu bakal berpengaruh secara tidak langsung pada emosional kita.
Pernah gak sih kalian melihat orang, yang beli sepatu hanya karena biar kelihatan gengsi dan fancy, padahal sebenarnya dia gak nyaman dengan sepatu itu, tidak masalah keluar uang banyak untuk sebuah sepatu, cuma kalau gak nyaman ya buat apa. Aku juga pernah, menghabiskan uang banyak untuk sebuah sepatu, karena aku tertarik dengan modelnya dan terburu-buru dalam hingga menyesal karena tidak nyaman. Dari situ aku belajar, kenyamanan dan pas adalah yang utama. Aku rela kok spending uang banyak untuk sebuah sepatu, yang modelnya bagus, menarik dan nyaman. Kalau ibarat jodoh, aku ngumpulin duit buat beli ini, ya ibarat proses membenahi diri agar pantas mendapatkan sepatu terbaik itu. Istilah ono rego ono rupo itu memang benar adanya bahkan termasuk dalam hal jodoh.
Satu hal lagi yang gak boleh kita lupa. Milih sepatu memang perlu hati-hati. Itu kenapa, aku jarang beli online untuk yang satu ini. Aku lebih baik muterin toko-toko dan pusat perbelanjaan, meskipun lebih sering nihil, tapi paling gak, kalau pas ketemu, aku puas dengan pilihanku, karena aku menilai sendiri. Jodoh juga sama, dengan kamu hati-hati dan berfokus memperbaiki diri, lantas membuatmu jadi malas-malasan dan seenaknya. Kamu harus banyak-banyak membuka ruang dan koneksi, jangan hanya menutup diri saja. Fokus pada diri sendiri memang penting, tapi untuk tahu sepatu yang nyaman saja perlu kita coba dulu kan, ya jangan terlalu menutup diri, coba aja dulu, klo gak cocok ya jangan dipaksakan. Intinya mencari jodoh butuh effort dan memperbaiki diri juga butuh effort yang sama besarnya, tapi percayalah kerja keras tidak mengkhianati hasil.
Aku sendiri aja kadang ragu, bener gak, ini sepatu yang ingin kubeli, kebutuhanku pas gak, nyaman gak, sama siap gak dengan harga yang perlu dibayar. Satu-satunya yang membedakan sepatu dengan pasangan hidup kita adalah, kalau sepatu bisa diganti kapan saja, pasangan hidup juga bisa sih tapi agamaku mengajarkan pernikahan sehidup semati dan aku sendiripun ingin seperti itu. Karena itu saat ini aku lagi nabung untuk membeli sepatu terbaik yang entah kapan adanya, yang jelas kalau sepatu itu ketemu, aku udah siap buat beli. Sama kayak aku yang selalu berusaha membenahi diri, jadi kalau suatu saat ketemu sama yang cocok, aku siap. So choose wisely.