Hei, pagi ini entah napa, tiba-tiba ada ilham buat nulis lagi. Kali ini gw ngangkat tema, tentang persimpangan. Seperti yang kita ketahui ada banyak macam persimpangan, ada simpang dua, simpang tiga, sampe simpang lima, tapi bukan persimpangan yang kayak gitu yang mau gw bahas. Apakah kalian termasuk orang yang percaya dengan pepatahnya master Oogway (kalo gak tau, kuper bener lu, haha), kata-katanya klo gak salah "tidak ada yang namanya kebetulan." yup gw termasuk orang yang percaya dengan pendapat tersebut, klo kalian percaya gak? klo percaya berarti kita jodoh dong -ciee-.
Oke back ke topic lagi, ya gw selalu merasa semua ini seperti sudah ada yang mengatur, bukan berarti kita ini boneka terus ada yang menjalankan, bukan, bukan seperti itu, tapi lebih kayak kita ini ibarat orang yang lagi bermain dalam suatu drama, yang melibatkan semesta di dalamnya. Kita bebas mau menjadi apapun tetapi tetap ada sutradara besar yang bermain dibelakang kita. Seperti itulah kira-kira, jadi baik atau gaknya peran kita juga dinilai dari effort kita selama menjalani proses peran tersebut.
Dulu banget zaman maba (mahasiswa botak) gw pernah galau gitu, ternyata gw kayaknya cukup sulit beradaptasi dengan lingkungan di semarang, belum lagi gw harus pisah jauh dari temen-temen gw pas SMA dulu, mana liburnya gw selalu beda sendiri lagi. Dan cobaan gw gak berhenti disitu, belum masalah CBST -pokoknya temennya CLBK, tapi versi ngenes gitu deh, hahaha-, masalah nilai, masalah kader yang gak kelar-kelar dan lain-lain. Sempet gw berpikir, apa gw udah salah milih tempat ya, coba dulu gw ngambil Telkom, atau gak gw gak muluk-muluk ambil pilihan 1 ITB, atau, dan atau lainnya pun bermunculan.
Tapi itu dulu, zaman gw masih belum bisa mikir, akhirnya setelah mencoba untuk mencintai prosesnya dan berusaha yang terbaik yang gw bisa, ternyata gw sekarang bersyukur banget, mungkin orang lain gak bisa lihat, tapi gw sendiri ngerasain klo gw udah berkembang dari diri gw yang lama. Dan sekarang gw berpikir semuanya ini skenario dari Tuhan, mungkin Tuhan tahu sifat gw kayak gimana, dan untuk memperbaiki sifat-sifat buruk gw itu, Tuhan memilihkan jalan ini, di mana pada jalan ini aku bersimpangan dengan orang-orang hebat, orang-orang yang mengenal hidup, dan mengerti arti bahagia.
Bayangin aja klo dulu gw di Bandung, apa iya diri gw bakal sebaik sekarang, gw gak akan kenal orang-orang kayak anak halan-halan atau hangout kemana gitu, atau anak-anak WAEE2011, Comitree dan lain-lain. Secara tidak langsung merekalah yang sudah membuatku berkembang seperti sekarang. Di sini gw tahu pentingnya sebuah proses daripada hasil, dan proses tidak pernah mengkhianati hasil, di sini gw tahu kalau cinta itu butuh perjuangan, gw juga tahu kalau mitos cewek dan cowok itu gak bisa sahabatan ternyata salah, di sini gw punya banyak temen-temen cewek yang gw sayang, gw bisa melihat dunia dari berbagai macam kacamata, sudut pandang serta pemikiran, dan di sini gw tahu masih banyak orang baik di dunia ini.
Dan akhirnya sekarang semua pada titik ujung akhir persimpangan panjang ini, sebentar lagi aku akan berpisah dengan mereka, dan kejadian saat aku berpisah dengan teman-teman SMAku pun terulang lagi, tetapi sekarang aku sudah paham, karena aku yakin Tuhan merasa waktuku dengan mereka sudah cukup, aku sudah mendapat pengalaman dari mereka, dan mungkin Tuhan sudah menyiapkan level kehidupan yang baru, buatku serta teman-temanku tersebut. Memang tidak semua pelajaran dan pengalaman itu bisa aku tuliskan satu-satu, atau orang-orangnya, tapi setidaknya semua itu sudah membuatku menjadi lebih berani menatap masa depan.
Quote dari seorang teman, "Kita mungkin merasa tidak sengaja dipertemukan, tapi entah mengapa, pertemuan denganmu memberikanku banyak pelajaran, dan kadang aku merasa, seperti aku hanya belajar darinya dan tidak kebalikannya, tapi Tuhan tahu, kita tidak dipertemukan begitu saja, jika kita mempelari prosesnya, maka kita akan paham, mungkin persimpangan ini sementara, atau mungkin suatu saat kita akan beradu peran lagi dalam drama alam semesta ini? Kita tidak pernah tahu, semua adalah misteri dari Sang Sutradara."