Tuesday, 12 April 2016

Dualism

Ini adalah sebuah pemikiran sederhana dari dua orang yang kurang kerjaan. Di suatu malam, seperti biasa aku main ke kosan temanku Christopher. Awalnya cuma mau ngajakin makan tapi gak sengaja keterusan mengobrol.

Obrolan malam itu bermula dari keingin tahuan kami akan Ruellia Tuberosa, membawa kami menjelajah pemikiran nakal kami cukup dalam. Kami berpikir, tentang manusia yang tak pernah puas, manusia yang selalu mencari jawaban pasti akan semua pertanyaan pertanyaan dalam hidupnya. Bahkan pertanyaan kenapa alphabet hanya sampai z, atau vokal hanya a,i,u,e,o dan yang paling sederhana berapa angka terbesar? Tidak ada yang mampu menjawabnya, ketika seseorang menjawab angka terbesar adalah infinity, maka orang tersebut penganut dualism. Karena infinity adalah suatu konsep berpikir bukan sebuah bilangan pasti. Lalu bagaimana jika muncul pertanyaan Tuhan itu ada atau tidak?

Dualism, dualism adalah sebuah kemudahan yang ditawarkan dunia dalam menjalani kehidupan. Ketika pilihan hanya ada ya atau tidak, 1 atau 0, seolah membuat semuanya mudah, dan kita pun terlihat menjadi seseorang yang terlihat tegas, pintar dalam mengambil keputusan, tanpa kita sadari dunia tak melulu tentang ya atau tidak, bahkan tidak ada yang pasti di dunia ini.

Permainan catur, adalah sebuah permainan yang diklaim banyak orang ini hanyalah sekedar permainan matematika saja. Ya memang catur itu masalah probabilitas, untuk langkah pertama dua pemain saja sudah ada 400 kemungkinan yang terjadi. Namun kenapa masih ada remis, remis dalam catur menunjukan bukti pada kita selogis apapun pemikiran kita selalu ada peluang yang tidak akan pernah bisa dihitung. Bahkan komputer yang dalam programnya hanya benar dan salah saja, masih bisa kalah oleh manusia dalam permainan catur, itu artinya manusia memang terbatas.

Dualism memang menghambat pola pikir manusia, karena membuat manusia malas memikirkan setiap kemungkinan yang bisa dia pakai. Tapi tak bisa dipungkiri dualism memang memudahkan, hal itu sebenarnya dapat dilihat dalam perkembangan teknologi digital, sebenarnya teknologi-teknologi tersebut hanya menjalankan perintah ya dan tidak yang biasanya membuat manusia sulit untuk memutuskan. Dualism juga yang membuat dunia tetap berjalan seperti sekarang, tanpa dualism orang akan diam di tempat.

Lalu kami berpikir kenapa gak diganti robot saja presiden kita, jika kita menginginkan pemimpin yang gak kenal lelah, jujur, tegas, gak perlu digaji malah, shalat 5 waktu gak pernah telat, klo minggu ke gereja, klo nyepi diam di rumah. Bayangkan jika sebuah robot kita berikan inputan semua peraturan perundang-undangan, semua pelajaran tentang matematik dan ekonomi, dan lain sebagainya, aku yakin dia akan jadi presiden yang hebat, bahkan dia tidak memerlukan mentri untuk membantu kerjanya dalam mengambil keputusan karena outputnya hanya 1 atau 0, dan tidak memerlukan orang lain untuk menemukan iterasi dari setiap penyelesaian masalah. It's easy to Imagine right, bayangkan presiden kita robot, blusukan 24 jam non stop, setiap keputusannya tepat dan tegas sesuai keinginan kita selama ini.

Robot tidak mengenal siapa penciptanya, bisa saja suatu saat dia menilai kita manusia sebagai suatu kelemahan. Oleh karena itu orang-orang logis yang selalu ingin membuktikan bahwa Tuhan itu sebenarnya ada atau tidak, tidak akan pernah menemukannya. Karena mereka mencari dari dualism mereka, sementara Tuhan berada di dimensi yang berbeda.

Makanya kenapa ada InsyaAllah di agama Islam, ada api pencucian di agama Kristen, ada reinkarnasi di agama Budha, karena itu untuk menghindari adanya paham dualism dalam kehidupan umatnya. Karena ada faktor yang membuat dualism tidak dapat terjadi yaitu Tuhan itu sendiri.

Ternyata pemikiran kami juga pernah dipikirkan oleh para filsafat filsafat besar seperti Socrates, Plato, dan Aristotheles. Dulu aku selalu merasa para filsafat itu seperti membuang waktu saja dengan memikirkan pertanyaan seperti siapa aku? Ternyata memang banyak sekali hal-hal di dunia ini yang masih menjadi misteri. Karena itu terkadang aku merasa bersyukur sekali saat mengetahui otakku yang selalu bertanya tanya akan hal hal yang menurut orang lain tidak penting untuk dipikirkan, karena aku merasa dibalik bimbang atau yang anak anak zaman sekarang sebut galau itu Tuhan sedang mengajakku berbicara.

1 comment: